Bab 71 - Mr. Pella dan Kesembilan Keturunan Istimewa

1466 Words
Ke sembilan keturunan istimewa mulai masuk ke ruangan kepala sekolah. Satu persatu mulai masuk, dan yang terakhir datang adalah Ohn. Belum ada yang pernah masuk ke ruangan itu sebelumnya. Dari awal mereka memang sudah tahu bahwa ada patung titanoboa di pintu itu, sangat besar. Tetapi, mereka tidak tahu apa yang ada di balik pintu itu. Semakin masuk semakin mereka merasa terkagum-kagum. Dari ruang tunggu di awal yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran unik di dinding dan hiasan patung, lalu lorong yang gelap yang cukup panjang dan dingin, ruang buku yang megah dengan lampu hias yang begitu detail dan indah di atasnya.  Ruang kepala sekolah akhirnya sampai ketika melihat pintu kayu di ruang buku. Kepala sekolah keluar dari ruangan untuk menemui ke sembilan orang itu. Ia menekan tombol di kirinya dan ruang buku itu bergeser memberi ruangan untuk kursi-kursi tempat mereka akan duduk. Awalnya, Chery sempat berteriak karena kaget, sedangkan yang lain hanya mengatakan kata ‘Wow’. Rungan itu memunculkan kursi-kursi dari bawah, kursi yang cukup nyaman untuk diduduki. Setelah semuanya terjadi, kepala sekolah tersenyum ramah kepada mereka. “Silahkan duduk!” Ucap Mr. Pella. Ia tampak lebih ramah jika dibandingkan dengan sikapnya sewaktu berada di kerumunan murid-murid lain.  Kesembilan keturunan itu pun mulai duduk, dari mulai Strong Dash dengan tubuhnya yang besar dan berotot, Chery Nattyel dengan kecantikannya yang tidak ada yang bisa menandingi dan junior Oyama dengan tanda salib yang sedang dipegang olehnya. Fredik Jins Kish dengan tongkatnya duduk dan diawasi oleh Asio. Lalu Asio Machii pun duduk dengan pedang samurai di belakang pundaknya. Entah mengapa ia membawa pedang besar itu. Memang kepala sekolah mengharuskan mereka membawa benda-benda yang mencirikhaskan keturunan mereka. Ya, pedang itu mungkin ciri dari keturunan mereka. Ohn Mullins pun duduk, ia tidak membawa apapun yang menunjukkan benda dari keturunan mereka, jika diingat-ingat pun, mereka memang tidak memiliki benda yang diwarisi turun temurun. Lalu, diikuti oleh si tinggi dan kurus Galen Botet dengan pakaian panjangnya yang membuatnya terlihat seperti malaikat pencabut nyawa. Jika ia membawa sabit panjang, ia benar-benar mirip seperti itu. Max Lotito mencari tempat duduknya. Ia sedikit takut bisa jadi kursi yang didudukinya akan patah. Ia mengkhawatirkan itu karena merasa berat badannya bertambah pagi tadi. Setelah itu ia berpikir lagi, karena pertandingan hoki es robot tadi, bisa jadi beratnya sudah berkurang. Lalu ia tersenyum sendiri. Ia duduk dengan menatap wajah keturunan lain sambil menyeringai mencoba mengalihkan perhatian mereka. Yang lain pasti juga ingin menyaksikan apakah kursi itu sanggup menanggung beratnya yang besar. “Kursi itu tidak akan melukaimu. Truk sekalipun tidak dapat mematahkan kakinya, kecuali beratmu melebih sebuah truk.” Ucap Mr. Pella. Yang lain, mencoba menahan tawa mereka, hingga mulut mereka seperti balon yang ingin meledak. Yang terakhir yang duduk adalah Yin Sin dengan pakaian orange-nya, yang menunjukkan bahwa ia adalah keturunan biksu Tum-Mo. Banyak yang khawatir melihat pakaiannya karena pakaian itu terlihat sangat terbuka. Tetapi, itu bukan masalah baginya. Sedangkan direndam di atas kuali yang berisi air panas yang mendidih, dengan api yang masih menyala, tidak akan membuatnya mati, apalagi pakaian yang terbuka seperti itu. Mereka duduk sesuai dengan tanda yang ada di meja. Tanda-tanda itu adalah Pentacle, Solar Cross, Mars Sign, Hamsa, Eye of Horus, Triquetra, Bindrune, Hexagram of Solomon, Crossed Spears. Tanda-tanda itu adalah simbol perlindungan. Setiap keturunan memiliki satu untuk setiap simbol. Keturunan Dash memiliki simbol Pentacle, Keturunan acak bersimbolkan Hamsa, keturunan Oyama bersimbolkan Bindrune, Kish bersimbolkan Solar Cross, keturunan Mullins memiliki simbol Eye of Horus, untuk Machii bersimbolkan Hexagram of Solomon, keluarga Botet mendapat simbol Mars Sign, Lotito mendapat simbol Triquetra, dan untuk yang terakhir adalah Biksu Tum-Mo - Crossed Spears. Semua keturunan itu memperhatikan simbol mereka masing-masing. Ada yang terlihat ketakutan, ada juga yang merasa penasaran. Itu terjadi kepada Chery yang bersimbolkan Hamsa, ia berkata, “Mengapa simbol milikku adalah tangan dengan mata di telapak tangannya. Sangat menyeramkan.”  Mr. Pella yang mendengar itu langsung melirik Chery. Ia membelalakkan matanya sebesar mungkin karena ucapan Chery yang tanpa dipikir itu. Ia tersenyum dan memalingkan kepalanya. Ia berharap agar Mr. Pella memulai pertemuan itu.  Ohn yang tak jauh duduk dari Chery menertawainya. Chery membalasnya dengan wajah seram miliknya dan kepalan tangan yang akan dikirimkan kepada Ohn. Ia tak memperdulikannya dan menunjukkan sikap mengejek. “Baiklah, kalian keturunan istimewa, selamat datang di sekolah kami ini. Ini sebuah destiny karena seluruh keturunan berkumpul saat ini.” Ucap Mr. Pella. Senyuman yang ia buat tampak dari hatinya yang paling dalam. Entah mengapa, sikapnya sangat berbeda saat berada di lingkungan ke sembilan keturunan. “Ini adalah pertemuan yang penting. Untuk upacara yang akan hanya bisa dilakukan oleh keturunan istimewa. Acara ini selalu dilakukan setiap tahun kecuali tahun lalu. Dan saya sebagai kepala sekolah, sangat senang karena bisa melakukan upacara ini bersama ke sembilan keturunan sekaligus. Kita akan melakukannya minggu depan.” Ucap Mr. Pella. Ia kemudian berdiri dan membagikan kotak-kotak kecil yang berisikan cincin yang harus mereka pakai hingga upacara keturunan istimewa selesai. Semua dari mereka masing-masing memperhatikan setiap detail dari apa yang dikeluarkan dari mulut Mr. Pella. Ohn langsung bertanya karena hanya dia yang berani langsung bertanya seperti itu. “Apa tujuan upacara ini?” Mr. Pella meruncingkan senyumannya dan mengurungkan niatnya untuk duduk setelah membagikan cincin itu.  “Kalian seharusnya diberitahu oleh ayah kalian. Adakah yang tahu?” Kata Mr. Pella melemparkan pertanyaan. ia memainkan tangannya dan masih berdiri ingin menyita perhatian mereka kepadanya saja. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan merasa sangat kecewa. Ia merasa bahwa orang tua mereka tidak mengajari anak mereka karena tidak ingin mereka melakukan upacara ini terus menerus. “Baiklah kalian tidak ada yang tahu.” Ia menelan ludahnya.  “Ini adalah tugas yang hanya bisa dilakukan oleh keturunan istimewa. Tugas ini hanya bagi mereka yang memiliki kelebihan seperti yang kalian miliki. Tidak ada manusia yang bisa melakukan apa yang menjadi kekuatan kalian itu. Jawabannya simpel saja, karena hanya kalian yang terpilih untuk meminta alam semesta memberikan kekuatannya.” Jelas Mr. Pella. Jawaban itu masih tidak dirasa puas oleh Ohn. “Jadi ini seperti perbuatan magis untuk meminta kekuatan, atau kejayaan sekolah ini?” Tanya Ohn lagi. Mr. Pella tersenyum lagi, ia baru sadar dengan cerita Mr. Cat yang mengatakan bahwa ada murid yang begitu banyak memberikan pertanyaan dan itu sangat menyebalkan. Ia menunjuk Ohn dengan jari telunjuknya dan menurunkan senyumannya. “Bisa dikatakan seperti itu. Ini hanyalah upacara yang membuat sekolah ini dilindungi oleh alam. Itu saja.” Jawab Mr. Pella. “Jadi kenapa tahun lalu tidak melakukannya Pak?” Tanyanya lagi. Mr. Pella sadar bahwa sekarang ia telah dikuasai oleh pertanyaan-pertanyaan Ohn. Yang lain akan curiga jika ia salah menjawab dan bisa mengaburkan seluruh rencananya. “Ada yang salah dengan pengaturan tahun lalu.” Mr. Pella berhenti sebentar. Chery mulai menyimak dengan teliti. Ia ingin membandingkan cerita Mr. Pella dengan apa yang didengarnya dari Mool. Ia berharap mendapat petunjuk dari apa yang didengarnya karena dari yang ia lihat, Mr. Pella tampak tidak dapat dipercaya. “Mr. Cat membuat kesalahan dalam merekrut murid dan kami tidak bisa melakukannya. Tidak ada yang bisa melakukannya. Bukankah itu alasan yang cukup.” Kata Mr. Pella menatap Ohn cukup lama. Ohn mengangguk saja. Chery merasa bahwa apa yang didengarnya dari Mool tidaklah jauh beda.  “Akan ada kursi-kursi yang akan diletakkan sebagai tempat untuk kalian duduk. Tugas kalian hanya mengucapkan mantra yang ada di dalam diri kalian. Cincin itu akan membantu kalian secara alamiah untuk melakukannya. Tak ada yang perlu dilakukan. Kalian hanya perlu memakainya selama seminggu ini. Dan pasti bapak berterima kasih karena telah membantu bapak dan sekolah ini.” Kata Mr. Pella lalu ia pun duduk di kursi yang lebih menonjol dibanding kursi-kursi yang lain. “Apakah upacara ini dilakukan oleh kami saja atau bersama murid lain Pak?” Tanya Ohn lain. “Ini hanya dilakukan oleh kalian, dan hanya kalian, tidak ada yang lain.” Jelas Mr. Pella. Ohn melirik Chery dan merasa sedikit takut dari kelopak matanya yang menyipit. Mr. Pella kemudian memerintahkan kesembilan keturunan itu memakai cincin, dan mengucapkan beberapa kata, yang tidak dimengerti mereka. Pelayan datang dan memberikan tongkat kepadanya, tongkat yang terlihat cukup tua jika dilihat dari bagian luarnya yang tampak rapuh. Setelah pengucapan mantra, cincin-cincin itu bersinar dan mereka pun kaget. Mr. Pella berdiri dan mendekati mereka yang terlihat sangat kaget. “Apakah ini berbahaya?” Kata Chery yang menganga karena cincin nya itu.  “Tidak berbahaya putri kecil.” Kata Mr. Pella yang menuju ke arah Chery dan menyentuh dagunya. “Ini bahkan tidak sakit.” Lanjutnya. Ia berdiri di sebelah Chery dan mengetuk tongkatnya ke lantai dua kali meminta perhatian. “Baiklah, kalian sudah bisa pergi. ICE kalian akan memberitahukan informasi selanjutnya, terima kasih. Ingat cincinnya jangan dilepas.” Ucap Mr. Pella. Mereka pun pergi. Pertemuan itu diakhiri dengan cepat karena Mr. Pella ingin melihat kondisi si kembar tiga yang berada di ruang pembakaran melaksanakan pembakaran abu ayahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD