Bab 102 - Chery yang Baru

1212 Words
Ohn dan Chery terlihat dekat. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama. Dulunya yang sering tidak akur menjadi sangat kompak. Memang sesekali mereka bercanda dan saling memukul kepala tetapi sekarang itu tampak natural. Panom sesekali merasa cemburu dengan sikap mereka. Ia juga cemburu kepada Ardy karena Chery selalu berkata lembut kepadanya. Tidak seperti kepada Wish dan Panom, ataupun Ohn. Bagi Panom, orang yang paling baik yang pernah diperlakukan Chery adalah Ardy. Ia selalu membuat wajahnya terlihat manis saat berbicara maupun saat memandangnya. Sewaktu Ardy salah, Chery selalu menyemangatinya. Saat Wish membutuhkan bantuan untuk membujuk Chery, hanya Ardy orang yang tepat untuk itu. Ia sering berpikir siapa yang sebenarnya dicintai Chery. Ia penasaran apakah dirinya mendapat kesempatan itu atau tidak. Ia penasaran karena perasaannya semakin hari semakin besar. Ia pikir momen bersama Chery saat menciptakan lagu akan menjadi momen yang panjang. Tetapi, mereka hanya butuh tiga hari untuk menyelesaikannya dengan sempurna. Tak banyak yang bisa diharapkannya. Ia cemburu dengan kedua temannya itu yang tak perlu berupaya, tetapi mendapat tempat yang layak di hati Chery.  Ia menggalaukan ini semua saat duduk di tengah ruangan lab. Perasaannya sedikit meminta pertanggungjawaban. Ia pun ingat, seharusnya ia menanyakan kepada Chery apakah buku catatan itu miliknya. Saat ia ingin mengambil buku di dalam tasnya, Wish mengajak teman-temannya berkumpul sebentar. “Kita akan lakukan misi itu besok.” Kata Wish. Panom pun tidak jadi mengambil buku itu. Ia menatap Wish dan jantungnya semakin deg-degan karena besok adalah saatnya pertandingan. Ia melihat ke arah Chery yang senyumannya terletak di wajahnya. Perasaannya menjadi lebih tenang.  Ardy berkata, “Ya, aku sudah ambil alatnya. Lihatlah, ini tidak terlalu berat. Kita hanya perlu memakai ini di mata kita. Dan selesai.” senyumannya tertinggal setelah ia selesai berbicara. “Apakah itu bisa melihat ke dalam baju?” Tanya Chery penasaran. Ia berharap mendengar kata tidak. “Kau mau mencoba?” Tanya Ardy. “Ihh.. kenapa aku?” Tanya Chery dengan seribu kecurigaan dimatanya. “Apakah adil jika kami yang mencoba? Lebih baik kau yang mencoba!” Ucap Ardy. Chery terlihat malu-malu dan tertawa, “Apaan… ihh.. jadi bisa?” Ia menutupi dadanya dengan tangan. Semua pun tertawa terbahak-bahak. Pikiran mereka sudah seperti layang-layang yang diterbangkan angin sangat tinggi dan mengikuti angin. “Alat ini bisa menembus tembok, tetapi tidak bisa melihat apa yang ada di balik bajumu?” Ucap Ohn serius.  “Benar juga.” kata Chery. “Tenang saja, ada pengaturannya. Untuk pengaturan jarak, mereka sudah matikan dan kita tidak bisa melihat beberapa jarak yang bisa ditembus. Sensor di kacamata bisa mengetahui apakah itu tubuh manusia atau tidak. Jadi kejadian itu bisa dihindari.” Kata Ardy menjelaskan.  “Syukurlah! Jika alat itu bisa melakukannya dengan mudah, pasti banyak dicari oleh psikopat.” Ucap Chery. “Kapan dimulai acaranya?” Tanya Ohn. “Akan di mulai jam tiga siang. Itu akan diadakan hingga jam sembilan malam. Kalian harus selesai melakukannya sebelum jam sembilan malam.” Ucap Chery. “Aku sedikit jantungan. Semoga malam ini bisa tidur.” Kata Wish. Ia melihat ke Ardy dan tersenyum.  Wish mengambil alat itu dan mencobanya. Ia memutar tombol pengatur jarak penglihatan dan bisa melihat apa yang ada di luar ruangan. Ia berkata, “Ada makanan pemberian orang yang tertinggal di bawah meja!” “Benarkah?” Tanya Ohn. Ia langsung berlari melihat ke luar. Dan ternyata benar apa yang dikatakan Wish. Ada hadiah di bawah meja di depan ruangan yang tertinggal. Ia sedikit terpukau karena itu.  “Itu memang alat yang hebat!” ucap Ohn sambil membawa coklat kecil dengan pita. Ia tersenyum melihat kehebatan alat itu. “Apa yang kau dapat dari memata-matai kepala sekolah?” Tanya Panom kepada Ohn.  “Aku tidak pernah melihat kepala sekolah keluar dari ruangannya. Selama ini, aku hanya mengikuti Mr. Cat. Ia suka menggigiti kukunya, marah-marah sendiri terutama dengan kertas yang dipegangnya, minum jus jeruk dan bubur di pagi hari..” Lalu ia berhenti karena Panom sudah merasa cukup dengan kebiasaan aneh Mr. Cat. “Stop,” Panom melotot kepada Ohn. “Kami menanyakan tentang kepala sekolah! Bukan Mr. Cat,” lanjut Panom. Chery tertawa sangat keras karena ia sering melihat Ohn mengendap-endap melakukannya.  “Aku cuma tahu, kepala sekolah pasti datang ke acara itu. Ia sangat menyukai musik, jadi ia tidak akan melewatkannya!” Ucap Ohn dengan nada sedih. Wajahnya memelar seperti lilin yang mencair meminta kasihan. “itu sudah kita ketahui!” Kata Panom yang kecewa dengan pekerjaan Ohn. “Wait. Aku merasa Mr. Cat tidak lagi bersama kepala sekolah. Ia jarang masuk ke dalam ruangan kepala sekolah. Lebih banyak Mr. Six yang masuk membantu kepala sekolah. Aku pernah melihatnya membawa dokumen-dokumen yang cukup banyak. Mr. Six membantu membawakannya ke ruangan kepala sekolah.” Kata Ohn tanpa ada yang menghiraukan. “Apakah ada kemungkinan kalau kepala sekolah balik ke dalam ruangannya?” Tanya Wish memainkan dagunya. “Sepertinya kalau dia memiliki pekerjaan atau mengambil sesuatu yang dia lupakan!” Kata Ohn. “Baiklah,” ucap Ardy. Wish berkata, “Aku berharap memiliki jubah yang bisa membuat kita tampak menghilang!”  Semua pun tertawa. Saat hendak pulang ke asrama, Chery mendapat cukup banyak snack untuk dibawanya pulang. Ia mendapatkan snack-snack itu dari hadiah-hadiah yang diberikan oleh fans-fans teman prianya. Ia keluar dari ruangan dan merasa kesulitan saat membawa makanan itu karena sangkin banyaknya. “Aku akan membantu membawakannya hingga ke asrama. Bisa jadi ada yang mengerjaimu lagi nanti!” Kata Panom yang sudah mengumpulkan kekuatan sejak awal pertemuan mereka hari ini. Ia takut bisa jadi fans-fans mereka menyerang Chery karena melihat makanan yang diberikan mereka diambil oleh Chery dengan cuma-cuma. Wish menutup pintu lab. Ia pura-pura tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Ia mengucapkan salam perpisahan, begitupun Aryd dan Ohn dan mereka berpisah.  Panom meminta sebagian dari snack itu untuk dibawa. Beberapa kali tangannya tersentuh oleh tangan Chery yang membuat beberapa snack terjatuh. “Oops..” Kata Chery memungut dan memberikan kembali kepada Ohn. “Aku akan sangat gendut jika memakan ini semua!” Kata Panom membuka pembicaraan sambil berjalan di lorong sekolah. Chery tersenyum sebagai tanggapan ramahnya. Ia tampak tak ingin memulai percakapan. Ia juga tidak ingin menolak Panom untuk mengantarnya. “Keturunan kami tidak akan terpengaruh sebanyak apapun aku makan! Bentuk ideal terbaik manusia akan tetap melekat dalam tubuh ini.” Kata Chery dengan senyum menunjukkan gigi. Panom menatapnya saja. Ia tidak ingin berkata apapun. Tujuannya membantu Chery hanyalah untuk menanyakan apakah buku catatan yang ia temukan adalah miliknya. Jadi sepanjang jalan hingga ke asrama mereka hanya diam. Hingga seseorang membawakan setangkai bunga mawar yang dipetiknya dari taman sesaat setelah melihat Chery berjalan dengan Panom. “Don’t make me say it twice, I love you for all my life.” Ucap Will dengan berlutut bak pangeran dan menyodorkan sekuntum mawar dengan tangannya. Panom langsung terpelongo melihat aksi Will yang begitu berani bahkan tidak mempertimbangkan ada dirinya yang memperhatikannya. Ia tanpa malu langsung mengucapkan kata-kata indah tanpa keraguan sedikitpun. Chery yang berhenti menatap Will, diam-diam bergeser dan mencoba melarikan diri. Ia memainkan matanya agar mereka berdua segera lari. Will yang tidak berani melihat mata Chery menyadari mereka sudah melarikan diri. Dicampakkannya bunga merah itu dan memijak-mijaknya.  Ketiga teman-temannya langsung nyamperin dan berkata, “Dia itu sangat sulit didapatkan!” Will dengan wajah puitis berkata, “Aku gak bisa lagi mengendalikan diriku saat dia muncul di mataku!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD