Andira terburu-buru keluar dari kosan. Karena tidak ada satupun taksi yang lewat dari depan g**g perumahan kosannya, ia berlari sampai persimpangan jalan yang suasananya agak ramai dan biasanya menjadi tempat dimana taksi lewat ataupun menunggu penumpang di sana. Benar saja, saat ia baru saja sampai di persimpangan itu, ia langsung mendapat taksi dan segera memberi tahu alamat tujuannya. "Bar Worldies ya, pak. Tolong dipercepat ya, pak. Saya mohon" Ujar Andira saat ia baru saja duduk di kursi penumpang. "Baik, mbak" Ujar sopir taksi itu. Saat berada di tengah perjalanan, Andira tidak pernah tenang barang sedetik pun. Ia selalu mengkhawatirkan keadaan Sila yang sedang mabuk di tempat terlarang yang seharusnya tidak boleh ia injakkan kakinya di sana. Ia bingung bagaimana cara membawa Sila

