MENGALAH DAN MENYALAHKAN

2010 Words
Penyesalan dari orang tua Kenya dan Keysha adalah menyatukan mereka di sekolah yang sama. Atas kemauan Kenya yang waktu itu sempat menginginkan bahwa dirinya bisa menyaingi Keysha dalam segi akademik, kini harus berakhir dengan penyesalan. Selama Keysha dan Kenya berada di dalam satu sekolah hanya Keysha yang selalu menonjol. Mulai dari sekolah dasar sampai sekarang masuk ke sekolah menengah atas. Kenya selalu kalah dan selalu nomor dua di sekolahnya. Entahlah, keduanya sama-sama bersaing dengan aman. Mereka bahkan tidak pernah bertengkar dalam urusan ujian dan pekerjaan rumah. Mereka berdua sama-sama bersaing dengan adil. Namun, adil bagi Kenya tentu saja bukan adil menurut Keysha. Selain dilarang main basket, Keysha juga dilarang untuk berteman. Alasan utamanya adalah untuk bersaing secara adil. Orang tuanya selalu menyebutkan bahwa Keysha tidak boleh memiliki kesempatan bermain karena nantinya Kenya akan mudah untuk menang dalam persaingan peringkat juara umum. Namun, hal yang terjadi sebenarnya adalah Kenya yang tidak menyukai Keysha menjadi bahkan pertunjukan dan bahan perhatian orang-orang ketika dirinya bermain basket. Keysha sangat baik dalam basket. Dan itu dilarang oleh orangtuanya sendiri. Padahal Keysha sangat bisa meluangkan waktunya. Mengatur waktunya untuk basket dan akademik. Keysha sangat bisa melakukannya. Namun lagi-lagi Keysha harus mengalah. Dia tidak bermain basket dihadapan Kenya dan orangtuanya. Keysha hanya bermain basket untuk tubuhnya. Sedikit berolahraga bersama Devano. Lagi, Devano adalah seorang teman yang bisa menyanggupi segala hal yang Keysha butuhkan. Keysha memerlukan Devano kapanpun dan dimanapun kemungkinan besarnya, Devano akan datang untuk Keysha. Melihat Devano dekat dengan Keysha membuat Kenya kesal. Kenya kemudian mendatangi Keysha sewaktu Keysha sedang ada di toilet untuk membersihkan seragamnya yang tidak sengaja terkena tumpahan saus bekas bakso dari teman-temannya Kenya. “Lo kenapa deket - deket sama Devano?” tanya Kenya kepada Keysha yang bahkan hanya diam sibuk membersihkan seragamnya. Sebenarnya, Keysha bukan diam. Dia tidak ingin berdebat dengan Kenya di sini. Keysha memilih untuk memendamnya daripada meluapkannya. Sudah menjadi kebiasaan memang. Dan kemungkinan sudah kewajibannya untuk selalu mengalah pada Kenya. Keysha selalu tidak diberikan kesempatan untuk berbicara atau bahkan membela diri. Dia hanya bisa menyerah dan juga tidak terlalu menanggapi apa yang menjadikannya benar. Dia selalu salah dimata siapapun yang membencinya.Siapapun orangnya, Keysha akan selalu salah jika orang itu adalah orang yang membencinya. Bahkan Keysha tidak punya sandaran sekarang. “Gue suka sama Devano.” Beberapa kata itu yang keluar dari mulut Kenya membuat gosokan di kain seragam milik Keysha berhenti. Lalu Keysha menatap Kenya yang berada di belakangnya melalui cermin washtafel yang sedang ia pakai. Keysha menegakkan punggungnya kemudian mematikan kran air yang sedari tadi terus menyala untuk membantunya membersihkan seragam sekolahnya itu. “Sejak kapan?” sahut Keysha. Kenya yang masih di tatap oleh Keysha di cermin kini mengangkat dagunya kemudian menyilangkan lengannya di depan d**a. “Sejak pertama kali ketemu sama Devano.” Katanya menyombong. Keysha terkekeh, “gue susah banget ngitungin lo yang bersikap kayak gini ke gue dari dulu.” Sahut Keysha berbalik menghadap ke arah Kenya yang juga menatapnya, “inget? Dulu juga lo ngaku kayak gini buat gue ga pernah deket sama cowok juga.” Kata Keysha lagi. Kenya mengangguk, “tujuan gue emang itu.” Katanya sambil terkekeh. Anggukan dari Keysha membuat Kenya mengerutkan keningnya. Keysha lalu berjalan mendekati Kenya dan berkata, “ambil aja,” katanya pelan kemudian membuka pintu keluar, “itupun kalo Devano mau sama lo.” Lanjutnya lalu pergi dari kamar mandi. *** Entah kenapa harinya dibuat tidak menyenangkan oleh Keysha. Kenya yang tadinya ingin sekali menjauhkan Keysha dari Devano kini melihat mereka sedang berjalan berduaan. Begitu Devano dan juga Keysha melewati dirinya, Devano menyapanya sekilas. "Hei, Ken." Sapa DEvano begitu dia berpapasan dengan Kenya yang sudah melihat mereka berdua berjalan dari jauh sana. Sedangkan, Keysha tampak diam. Dia tidak menyapa Kenya. Dia hanya meliriknya sekolas dan setelah itu dia pergi saja melewati Kenya yang menatap sinis ke arahnya. Kenya benar - benar tidak bisa diam saja. Keysha dan juga Devano semakin hari semakin dekat. Kenya bahkan dibuat marah ketika melihat mereka terus - menerus berjalan, makan atau mengerjakan tugas bebarengan. Bahkan Keysha tidak mengindahkan ucapan Kenya yang lalu - lalu yang memberikan alasan kenapa Keysha tidak boleh mendekati Devano. Kenya yang menyukai DEvano tentu saja tida senang dengan hal itu. Masa lalu Kenya dan Keysha membuat mereka masih sama - sama berperan aktif dalam urusan laki - laki. Dimana Keysha yang selalu mendapatkan dan memenangkan laki - laki yang ditaksir oleh Kenya. Dan Kenya yang selalu kalah oleh Keysha. Itu semakin membuat Kenya kesal dengan Keysha. Seharusnya, Kenya tidak menyukai hal itu. Kenya memang meminta ayah dan bundanya untuk menyatukan mereka di sekolah. Dari sekolah dasar. Hal itu karena sebatas Kenya yang ingin memastikan Keysha tidak punya kesempatan seperti yang Kenya dapatkan. Namun, yang terjadi malah Kenya yang tidak mendapat kesempatan yang Keysha dapatkan. Kenya tidak meneysal dan akan melakukan apapun yang bisa membuat dirinya sejajar atau bahkan harus melebihi Keysha. "Lo udah nilai papan nilai buat ujian kita semester lalu?" Tanya teman Kenya yang baru saja datang. Kenya kemudian menoleh ke arah orang yang sudah berbicara tadi. Dia bahkan menoleh dengan tatapan sinis bekas menatap Keysha dan Devano tadi. "Kenapa?" tanya Kenya, "siapa di atas?" tanyanya kemudian. Orang yang di tatap oleh Kenya kini takut untuk sekedar menatap Kenya. Dia bahkan menunduk kemudian menjawab dengan cukup takut. "Keysha." Katanya. Kenya menghembuskan napasna lelah. Yang dimaksud oleh Kenya di atas adalah peringkat pertama untuk ujian setiap semesternya. Memang begitu. Sekolah ini menerapkan sistem pengumuman. Setiap semesternya, akan ada 100 nama di papan pengumuman yang isinya adalah nama - nama orang dengan peringkat 100 besar. Dimana, orang - orang yang ada di dalam peringkat tersebut akan aman dari ancaman DO atau drop out sekolah. Kenapa? Persaingan di sekolah ini tidak main - main. Mereka menerapkan sistem drop out kepada orang - orang di bawah peringkat 100 besar per angkatannya. Dimana siswa setiap angkatan hanya mencapai 120. Untuk sistem drop out sendiri, 20 siswa di bawah 100 besar tersebut akan melangsungkan ujian yang biasanya ditonton oleh orang - orang yang ingin menonton. Di saksikan oleh semua guru dan tentu saja kepala sekolahnya sendiri. Salah satu diantara mereke ber dua puluh mungkin ada yang akan di keluarkan. Maka dari itu, persaingan di sini sangatlah ketat. Bukan untuk sang guru dan pendidik yang ada di sini, namun untuk semuanya. Katanya., untuk para siswa juga. Dimana diri mereka sendiri yang akan menyelamatkan mereka. Sekolah ini kejam? Ya. Bisa dikatakan seperti itu. Namun, siswa yang di drop out dari sini tentu saja tidak usah khawatir, karena sekolah memfasilitasi dengan adanya kerja sama dengan sekolah lain. Dimana jika ada yang di keluarkan dari sini, maka akan langsung sekolah di sekolah yang sudah bekerja sama dengan sekolah ini. Sekolah pindahan itu adalah sekolah 'buangan' bagi yang di drop out dari sini. Banyak siswa dan siswi yang menolak untuk dipindahkan ke sana karena akan malu ketika mereka lulus dan ditanya asal sekolah mereka. Kebanyakan orang yang di drop out dari sekolah ini memilih untuk putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikkannya kemudian memilih untuk bekerja. Kenya menghela napasnya kemudian sedikit menggeram, "tiga semester lagi dan gue belum bisa ngalahin orang siallan itu." Kata Kenya yang sedikit kesal. Teman - temannya yang lain kini bergabung dengan Kenya, "tapi lo masih ada di angka satuan, gue aja di puluhan oke - oke aja." Kata salah satu orang yang ada di samping Kenya. Ada empat orang di sana dengan Kenya sekalian. Dari empat orang itu, hanya Kenya yang ada di posisi teratas. Kenapa juga Kenya harus berteman dengan orang - orang yang jauh di bawah Kenya. Namun, jika tidak dengan mereka mungkin Kenya tidak bisa dan tidak akan punya teman. Mereka adalah teman - teman yang bisa diandalkan oleh Kenya. Untuk itu, Kenya hanya bisa berteman dengan mereka saja. Tanpa mereka mungkin saja Kenya akan sendirian. Dia bahkan tidak punya teman lain selain mereka. Bahkan jika ada, mereka tidak akan kuat untuk berteman dengan Kenya yang bersikeras dan keras kepala. "Lo mikir ga sih? Nyokap sama bokap gue nuntut gue buat ngalahin si bren**sek Keysha." Kata Kenya pelan, bahkan Kenya bisa berbohong kepada orang orang terdekatnya seperti ini. Bukan hanya Kenya yang terpaksa berbohong karena Keysha. Tapi Kenya yang terpaksa karena dengan hal itu. Kenya hanya ingin semua temannya sendiri ikut membenci Keysha dan tidak berteman dengannya. Kenya mendoktrin semua orang untuk menjauhi Keysha. Entah kenapa, namun Kenya hanya tidak suka melihat Keysha berteman dengan semua orang di dekatnya. Dimana Kenya hanya ingin dirinya yang menonjol dan menginginkan Keysha tertinggal di belakangnya. Terkadang itu adalah hal yang menyenangkan untuk Kenya. Melihat Keysha sendirian. *** "Jadi, lo hanya perlu ke perpustakaan buat cari referensi?" tanya Devano kepada Keysha. Keysha mengangguk, "iya." Katanya pelan, "perpus sekolah aja cukup kok, Dev." Kata Keysha lagi. Selanjutnya, mereka berjalan mendekati papan pengumuman untuk melihat daftar nilai yang baru saja dipasang. Meskipun mereka berdua sudah bisa menebak dimana letak nama mereka di papan itu. Mereka hanaya memastikannya saja. Hanya itu dan tidak boleh menyombog sama sekali. Mereka hanya bisa bersikap adil dan juga bersikap bahwa mereka setara dengan orang - orang di bawah mereka. Ada kalanya, Keysha sangat merasa kasihan kepada orang yang tidak ada di dalam daftar itu. Ujian ulang dengan tontonan semua orang dan juga tekanan yang luar biasa. Dimana dirinya bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia sendiri yang ada di sana. DI dalam waktu yang cukup menyeramkan dan suasana yang menegangkan. Bahkan, Keysha tidak pernah ikut menonton meski di ajak oleh orang - orang yang dikenalnya di kelas. Kemudian, setelah mereka sampai di papan pengumuman dan melihat nama mereka, Keysha di urutan pertama, Kenya kedua dan Devano ketiga. Setelah memastikan hal itu, Devano tersenyum. "Selamat," ucap Devano pelan. "Usaha yang bagus." Kata Devano lagi. Dia benar - benar merasa jika Keysha sudah berusaha keras untuk mendapatkan hasil itu. Dan benar. Keysha berusaha sebaik mungkin untuk tetap bertahan di posisi itu. Dia pantas dan tentu saja harus memantaskan diri untuk ada di posisi itu. Bahkan ketika Keysha ada di posisi itu, dia harus terus mengalah pada Kenya di rumah. Mengalah dari segi apapun. Mengalah dari hal yang seharusnya menjadi dirinya sendiri. Kenya sendiri adalah anak emas di rumah. Sedangkan Keysha adalah anak emas di sekolah. Maka dari itu, Keysha menginginkan setidaknya ada di tempat yang tepat untuk menjadi anak emas walaupun tidak di rumah dan tidak di lingungan rumahnya. Banyak hal yang bahkan harusnya Keysha dapatkan dari rumah, tapi tidak ia dapatkan. Banyak hal dari Keysha yang bahkan harusnya menjadi miliknya sendiri. Bukan milik Kenya. Keysha hanya perlu mendapatkan satu hal ini saja. Selebihnya, Keysha serahkan kepada orangtuanya yang emengatur segalanya untuk Keysha dan Kenya. Mereka lebih keras kepadanya daripada Kenya. Mereka lebih membebaskan Kenya memilih daripada dirinya yang selalu di batasi. Mereka lebih memperbolehkan apa yang disukai Kenya dan melarang yang disukai Keysha. Setidaknya, Keysha hanya bisa mengangguk paham dan tentu saja tidak bisa menolak. Bahkan ada satu kali Keysha menghiraukan keinginan orangtuanya yang bahkan disukai Keysha. Basket. Keysha bermain basket sampai hampir malam hari dan setelah pulang ke rumah, Keysha di bentak habis - habisan dan dari sana, orang tua Kenya dan juga Keysha melarang Keysha bermain basket. Padahal, jika dipikirkan lebih lanjut, Keysha tidak merugikan siapapun karena bermain basket. Dia juga tidak pernah ingin merugikan orang lain. Maka dari itu, ia bermain sendiri dan kadang - kadang di temani orang - orang yang ada di lapangan basket tersebut. Tapi tentu saja pandangan seorag Keysha sangat berbanding jauh sekali dengan pandangan Kenya dan orang tua mereka. Di pandangan Kenya, dengan Keysha bermain basket, semua perhatian menuju ke arahnya dan Kenya tentu saja tidak menyukai itu. Maka, setiap kali Kenya melihay Keysha bermain basket, Kenya selalu mengadu kepada orang tuanya. Entah apa yang diadukan oleh Kenya kepada orang tuanya, tapi Keysha benar - benar sering sekali di adukan dan setelahnya di marahi habis - habisan oleh orang tuanya. Keysha menarik napasnya dan kembali ke dunia ini dimana di sampingnya ada Devano yang tersenyum lembut kepadaya, "lo juga, pertahankan, kalau bisa susul gue ke puncak nomor." kata Keysha membalas ucapan selamat dari Devano. Devano menggeleng, "kalo gue nyusul lo, gue akan ada di nomor 0 sebelum angka 1 nya lo."

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD