bab 28

1113 Words

Di dalam mobil, Lana sempat mengingat dan memahami apa yang baru saja terjadi. Dika memukul Aji. Sangat keras, hingga membuat wajah lelaki itu memar dan mengeluarkan darah dari hidungnya. Kenapa Dika sampai melakukan kekerasan seperti itu? Apa yang sudah diperbuat Aji padanya, hingga Dika marah dan tidak bisa menahan emosinya. "Pak Dika, kenapa mukul Aji?" Lana benar-benar penasaran. Apalagi Dika tidak memberikan penjelasan apapun, bahkan pergi tanpa mengucapkan kalimat maaf. Wajah Dika tertekuk masam saat menoleh ke arah Lana. Lelaki itu kembali fokus pada setir kemudi. "Pak Dika ngga minta maaf," ucap Lana dengan sangat hati-hati. Sepertinya Dika masih dalam mode kesal. "Kalau nggak bisa minum harusnya bilang! Jangan sok bisa minum!" Benar bukan, Dika masih dalam mode kesal.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD