eps 84

455 Words
"Kau cemburu padaku."Aku menyentuh pipinya. Wajahnya memberengut lalu mendekatkan diri semakin dekat denganku. "Tentu saja. Kau seharusnya tahu aku begitu mencintaimu. Jika seseorang mendekatimu maka aku akan kesal. Kau tidak boleh melihat ke arah pria lain. Kau hanya harus melihatku nona Megan. "Ucapnya dan aku menatapnya lalu tersenyum,ini lah yang kusukai darinya karena ia begitu sangat frontal dalam mengungkapkan isi hatinya padaku. Aku mendekatkan diriku padanya bahkan semakin dekat sampai jarak wajah kami tinggal beberapa inci saja dan bibir kami pun hampir menempel satu sama lain dan kurasakan ia balas mendekatkan wajahnya sampai bibirnya benar benar sudah menempel pada bibirku lalu tak lama menciumku dalam. Yaaaaaa mungkin sekarang Jensen akan berfirkir kalau aku sudah mulai sangat agresif duluan terhadapnya tak apa aku juga bahkan tak memikirkan hal itu, tak lama aku melepaskan pangutan kami karena merasakan udara di sekitarku kian menipis ia menatapku lalu tersenyum. "Maaf kau tahu ketika aku menciummu, maka ini yang sangat kutakutkan karena aku sama sekali susah untuk menahan diriku sendiri karena aku begitu menginginkanmu."Ucap jensen padaku. Aku masih terus mengatur nafasku sampai kurasakan ia menarikku ke dalam pelukannya dan memelukku dengan begitu erat. Lalu saat aku membuka mataku aku sudah berada di atas ranjangku dan dia melepaskan pelukannya dariku. ”Kau butuh tidur nona, dan aku tak ingin kau sakit karena kurang istirahat.”Ucapnya lalu membaringkan tubuhnya duluan ke atas ranjangku. Aku masih menatapnya yang sudah mulai berbaring di sampingku lalu aku ikut membaringkan tubuhku disampingnya dan mentapnya ia menarikku ke dalam dekapannya dan itu malah membuatku jadi mengantuk dan tak lama aku memejamkan mataku dan tertidur. Keesokan paginya aku terbangun dan tak menemukan Jensen berada di sampingku kemana dia pergi pikirku. Aku memutuskan untuk bangun dan membersihkan diriku setelah rapih dan memakai pakaian kerjaku, aku memutuskan untuk keluar dari kamar,saat keluar kulihat Jensen sudah berdiri di depan kamarku. “Kupikir kau belum bangun, aku baru saja ingin membangunkanmu,”Ucapnya.“Kupikir kau sudah pergi entah kemana, karena saat bangun kau sudah tidak ada.”Ucapku dengan sedikit sebal dan seperti biasa ia hanya tersenyum dengan geli. Aku memutuskan untuk membuat sarapan karena James pasti akan datang sebentar lagi. Saat sedang membuat sarapan pintu apartemen ku terbuka, tentu saja tanpa harus mencari tahu dan repot-repot untuk melihat ke arah pintu, hanya ada dua orang di dalam hidupku yang suka seenak jidatnya berlaku tidak sopan. Siapa lagi kalau bukan James dan Devian yang selalu mengekorinya kemanapun James pergi. Ini apartemenku tapi lihat bagaimana ia bersikap, masuk tanpa mengetuk pintu dan main duduk saja di kursi meja makan tanpa basa-basi menatapku atau berbicara sesuatu padaku sebagai alasan. Masih belum berubah, James melemparkan tatapan tidak sukanya pada Jensen, sudah seperti ayahku saja bukankah aku benar. Bahkan sangat mirip dan Devian jangan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD