BAB 5

2069 Words
Pertemuanku dengan Chloe telah membawa perubahan besar dalam hidupku karena tanpanya, aku tidak akan tahu menahu soal keberadaan kota El Garaggo yang merupakan tempat di mana warga yang dicurigai sebagai penyihir ditahan dan dikurung di sana. Aku sangat berterima kasih pada Chloe karena dia telah sukarela membantuku menuju ke sana, dia juga sama sepertiku, punya sahabat yang dikhawatirkannya sehingga dia dan aku harus saling membantu untuk menyelamatkan sahabat kami masing-masing. Menurut yang Chloe katakan, letak dari desa atau kota El Garaggo masih cukup jauh dan kami masih sedang dalam perjalanan. Kuda yang kami tunggangi sudah berlari selama 2 jam penuh dan aku pikir ini sudah waktunya mengistirahatkan kuda. Alhasil, kami mencari tempat istirahat dan beruntungnya aku menemukan sebuah danau yang sejuk di jalan. Kami berhenti dan mengistirahatkan kuda kami. Aku membiarkan kuda itu memakan rumput sementara kami sedang duduk santai di bawah pohon, mengamati indahnya danau yang besar. “Aku sering bertanya-tanya sejak kecil,” Mendadak Chloe bersuara, sepertinya dia akan membagikan cerita hidupnya padaku, aku segera mendengarkannya dengan serius. “Sebenarnya apa yang dilakukan oleh seorang bangsawan tiap harinya, apakah mereka itu manusia yang sama sepertiku? Apakah mereka juga bekerja seperti ayah dan ibuku? Waktu kecil kepalaku selalu dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan konyol seperti itu.” Aku hanya tersenyum tipis, Chloe ternyata cukup manis sikapnya saat masih kecil, aku harap dia masih mempertahankan kelucuannya itu sampai dewasa. Tapi entah kenapa, mendengarkan seorang anak dari kalangan rakyat biasa, sampai bertanya-tanya soal eksistensi dan aktivitas seorang bangsawan cukup membuktikkan betapa jarangnya interaksi antara rakyat dan para bangsawan. Jujur, itu membuatku cukup miris dan sedih karena seharusnya tidak boleh seperti itu, meskipun bangsawan tidak bisa dijangkau dengan mudah, setidaknya seharusnya mereka sering membuat acara agar keberadaan mereka bisa dilihat dengan mudah. “Maaf, seharusnya aku tidak membicarakan hal bodoh semacam itu.” ungkap Chloe saat menyadari tidak ada respon sama sekali dariku. “Tidak, tidak, kau salah paham, aku memahami posisimu, aku juga akan berpikiran seperti itu jika aku adalah seorang anak dari rakyat biasa. Karena kau tahu, para bangsawan cukup angkuh dan sombong untuk memperlihatkan diri mereka di hadapan rakyat, selalu prajurit yang sering memberikan pengumuman penting dan jika ada acara besar di dalam istana, rakyat tidak diperbolehkan untuk ikut menghadirinya sehingga pertanyaan-pertanyaan semacam itu pasti akan muncul seiring berjalannya waktu. Itu sangat normal, menurutku.” Chloe menoleh dan memandangi wajahku. “Aku senang kau memahamiku. Tapi sebenarnya, apakah menjadi seorang bangsawan itu membuat hidupmu jadi lebih bahagia?” Aku terkekeh mendengar itu. “Untuk keseluruhan, mungkin iya, karena kami tidak perlu mengkhawatirkan besok akan makan apa, karena makanan selalu tersedia tiap saat untuk kami. Hanya saja, tanggung jawab dan kemampuan diri menjadi seorang bangsawan itu cukup berat karena jika kau tidak bisa melakukan apa yang biasa para bangsawan lakukan, maka kau akan dicap sebagai produk gagal dan kau akan diabaikan sepanjang hidupmu. Aku sudah sering melihat beberapa bangsawan yang selalu terlihat kesepian meskipun sedang berada di keramaian.” Bola mata Chloe tampak menegang setelah mendengarkan ceritaku. Mungkin dia tidak percaya bahwa ternyata hidup sebagai seorang bangsawanpun bisa sekeras dan sekejam itu, aku yakin sekali dia juga merasa beruntung bisa terlahir menjadi rakyat biasa sehingga dirinya bisa bebas dari segala tanggung jawab yang berat tersebut. “Aku tidak menyangka, maaf karena telah beranggapan bahwa kalian hanyalah orang-orang sombong yang selalu dimanja oleh kerajaan.” “Hahaha! Itu tidak sepenuhnya salah, kok! Kami memang sombong dan sangat dimanja oleh kerajaan, jadi sangat wajar jika rakyat kesal dan jengkel dengan keberadaan para bangsawan.” Pada akhirnya Chloe dan aku ikut tertawa bersama-sama, kami mungkin berasal dari golongan yan berbeda, dan pada awalnya kami juga sempat berkonflik, tapi perlahan-lahan, Chloe maupun aku belajar untuk memahami posisi yang berlawanan sehingga prasangka dan kebencian tak berdasar bisa lenyap, tergantikan dengan kebersamaan dan keakraban. Aku tahu menjadi seorang rakyat biasa juga tidak mudah, karena jika kau tidak bekerja atau pekerjaanmu dibayar sangat rendah, maka kau tidak akan bisa makan dengan layak. Jika aku terlahir di kalangan rakyat biasa, mungkin aku tidak akan bisa bertahan lama, karena hidup seperti itu menurutku lebih keras dan lebih kejam jika dibandingkan dengan hidup sebagai seorang bangsawan. Selain itu, hidup menjadi rakyat biasa juga selalu diliputi dengan konflik yang cukup membahayakan. Itulah kenapa Chloe adalah sosok yang paling kukagumi, karena dia perempuan dari rakyat biasa yang punya jiwa bertahan hidup yang sangat kuat. Jika aku menjadi Chloe, mungkin aku hanya akan menjadi perempuan lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa, dan berakhir mati dengan mengenaskan. “Ngomong-ngomong, apa kau sudah makan?” Chloe bertanya padaku. “Belum, aku belum makan semenjak menyelinap keluar dari istana.” “Kalau begitu, makan ini,” Chloe melemparkan beberapa jeruk segar padaku, aku cukup kaget. “Tunggu, kau mendapatkan ini dari mana?” “Aku selalu membawa buah-buahan kemanapun aku pergi, karena itu sangat penting jika kau menemukan diriku terdampar di suatu tempat sendirian tanpa makanan.” Jawab Chloe dengan mengunyah jeruknya sendiri. Aku mengupas kulit jeruk itu dan tersenyum padanya. “Terima kasih, dengan ini aku bisa selamat dari kondisi mati kelaparan.” “Kau belum boleh mati, karena aku masih membutuhkanmu.” Kini, kami berdua sedang menikmati jeruk-jeruk tersebut dengan santai. Setelah cukup, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Aku bisa melihat kudaku sudah cukup berenergi untuk kembali berlari karena dia kelihatannya sudah banyak makan rumput. Setelahnya, Chloe dan aku kembali menaiki kuda dan mulai melesat. Kini aku dan Chloe sudah sangat akrab dibandingkan sebelumnya. Sepertinya baik membiarkan kami istirahat sejenak karena itu telah membuat hubunganku dengan Chloe jadi semakin dekat. Aku masih ingat momen di mana Chloe tiba-tiba marah dan memaksaku untuk turun dari kuda, itu masih hangat di dalam ingatanku, dan aku yakin begitu pula dengan Chloe. Dia juga pastinya menyesal karena telah bersikap seperti itu padaku. Chloe dan aku sudah tidak lagi bertengkar atau saling membenci karena kami sudah mencapai fase di mana kami sudah saling mengerti dan memahami satu sama lain. Lagipula, tidak ada gunanya terus-menerus memupuk kebencian pada orang lain karena itu hanya akan membuat kita kesulitan dalam melihat kenyataan bahwa orang-orang yang kita benci juga tidak jauh berbeda dengan kita, mereka juga manusia. Aku benar-benar mendapatkan pelajaran yang sangat berarti, pertemuanku dengan Chloe adalah momen yang sangat bermanfaat dan itu telah membuatku menjadi semakin bijak dalam bersikap terhadap orang lain ke depannya. Singkat cerita, kami sudah sampai di desa El Garaggo, ketika kami sampai di sana, situasi sudah gelap, kami sampai di tengah malam . Aku tidak mengerti tapi desa itu benar-benar gelap, tidak ada pencahayaan sama sekali. Rasanya seperti Chloe dan aku masuk ke dalam sebuah desa mati. “Desa ini gelap sekali, semua orang sepertinya sudah tidak tinggal lagi di rumahnya masing-masing, ya.” gumamku dengan suara yang rendah, meskipun begitu Chloe masih dapat mendengarnya dengan jelas karena situasi memang sedang sangat hening. “Tentu saja, mereka sudah meninggalkan rumahnya masing-masing karena semua orang terfokus pada peristiwa perburuan penyihir. Ada yang ikut bergabung ke dalam pemburu, ada pula yang memilih kabur dan pergi dari desa karena tidak ingin ikut campur ke dalam masalah ini,” ucap Chloe menjelaskan kerisauanku. “Tapi kau salah jika desa ini ditinggalkan secara total, karena para pemburu telah membuat sebuah lokasi khusus untuk menahan para penyihir di suatu tempat di El Garaggo. Sehingga mungkin saja para warga yang memilih untuk menjadi seorang pemburu berkumpul di lokasi tersebut. Aku tidak tahu berapa banyak penyihir yang telah mereka tangkap, tapi sudah pasti sahabat kita ada di sana.” “Kalau begitu, kita harus cepat ke sana.” Dengan kuda, kami terus menembus kegelapan di desa El Garaggo dan ternyata benar, ada suatu cahaya di ujung desa dan sepertinya semua oran sedang berkumpul di sana. Aku senang karena dengan itu kami tahu lokasi tujuan kami selanjutnya, bukan hanya sekedar mencari di dalam kegelapan yang pekat. Jujur, aku tidak terlalu suka dengan kegelapan yang total karena itu cukup menakutkan. Namun karena aku sedang bersama dengan Chloe, salah satu sosok yang cukup kuat dan pemberani, ketakutanku musnah dan tergantikan dengan keberanian yang tiada tara. Chloe dan aku bersemangat untuk segera sampai di tempat tersebut karena kami sama-sama mengkhawatirkan kondisi sahabat kami yang mungkin sedang disekap di sana. Tidak ada cara lain selain datang dan menyelamatkan mereka. Apapun caranya, akan kami lakukan asalkan sahabat kami bisa selamat. Untuk kasusku, aku sangat ingin menyelamatkan Erik karena dia adalah sahabatku satu-satunya yang juga berasal dari kalangan rakyat biasa. Erik dan aku adalah dua orang yang berasal dari kalangan yang berbeda, sama seperti aku dengan Chloe, tapi meskipun begitu, kami sudah saling memahami dan mengerti kondisi kami masing-masing. Tidak ada rasa kebencian di antara kami atau mencoba untuk membanding-bandingkan kesulitan dari golongan kami, karena kami tahu setiap golongan punya kesulitannya masing. “Oke, kita sudah sampai di lokasinya, sekarang ayo turun.” Bisik Chloe padaku dan akhirnya kami berdua secara serempak turun dari kuda dan mengendap-endap untuk mendekati sebuah gedung yang sedang dijaga ketat di sepanjang arah oleh para warga yang memilih untuk menjadi seorang pemburu penyihir. Setiap penjaga membawa sebuah tongkat obor di tangannya masing-masing untuk pencahayaan, dan di dalam gedung pun kami bisa melihat sebuah api besar yang dikhususkan untuk para penyihir. Aku tidak tahu mereka sedang apa dan bagaimana mereka bisa memperlakukan para penyihir di dalam, tapi aku sangat mengkhawatirkan kondisi dari para penyihir yang ditahan. Aku tahu pasti sesuatu yang kejam dan sadis sudah terjadi sebelum kami sampai kemari, tapi aku harap Erik tidak mendapatkan perlakuan jahat dari para pemburu penyihir karena aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya melihat sahabatku disakiti seperti itu. “Baiklah, sekarang aku punya ide, bagaimana kalau kita saling berbagi peran, aku yang akakn mengecoh para pemburu dan penjaga agar mereka bisa meninggalkan gedung ini.” “Apa maksudnya?” tanyaku yang belum mengerti maksud dari ucapan Chloe barusan. “Maksudnya, aku akan berperan sebagai pengecoh, aku akan terang-terangan muncul di hadapan mereka semua, berpura-pura sebagai bagian dari mereka dan berteriak bahwa aku menemukan target baru, agar mereka bisa mengikuti arahanku, sementara kau akan berperan sebagai penyelinap, kau akan diam-diam masuk ke dalam gedung dan menyelamatkan semua tahanan untuk kabur dari gedung ini saat semua penjaga dan pemburu sudah meninggalkan lokasi ini. Sampai sini, apa kau paham?” Aku hanya menganggukkan kepala, tapi sepertinya itu ide yang cukup bagus. Aku tidak paham kenapa Chloe bisa menemukan ide yang cemerlang semacam itu, bagiku itu sangat jenius. Tapi, resiko dari ide tersebut adalah Chloe bisa dianggap sebagai orang asing atau bahkan jadi target baru yang dianggap sebagai penyihir oleh para pemburu, jika itu sampai terjadi apa yang akan dilakukannya? Aku tahu dia pasti bisa bertarung dan membela diri, tapi jumlah para pemburu penyihir sangat banyak, aku bisa melihatnya dari sini kalau mereka bahkan berjumlah ratusan. Peranku juga sebenarnya penuh dengan resiko, karena aku tidak tahu berapa lama aku bisa membebaskan semua penyihir yang ditahan di sana, dan aku juga tidak tahu ada berapa banyak penjaga yang mungkin berjaga di dalam gedung dan tidak ikut keluar meninggalkan gedung seperti para penjaga dan pemburu yang ada di luar. Namun, apapun itu, aku tahu resikonya seperti apa. Setiap pilihan selalu menimbulkan resiko dan itulah kenapa kami harus melakukannya. Mau Chloe atau aku, kami sudah paham resiko dari tugas kami masing-masing. “Baik, aku mengerti.” “Bagus, sekarang ayo mulai.” Chloe langsung beranjak berdiri dan dengan keberanian yang sangat besar dia keluar dari persembunyian dan berteriak sekencang-kencangnya. “AKU MENEMUKAN PENYIHIR! DIA ADA DI SANA! AYO IKUTI AKU!” Semua penjaga dan pemburu yang sedang mengobrol terkejut, mereka semua langsung menoleh pada Chloe dan beberapa dari mereka langsung bergegas pergi mengikuti arahan Chloe. Beberapa yang lain ada yang tetap diam di tempatnya masing-masing. Sial, kukira yang perlu kupikirkan hanyalah para penjaga yang ada di dalam, ternyata penjaga yang ada di luar pun tidak semuanya terpancing dengan Chloe. Ini tidak seperti yang kupikirkan, dan ini juga adalah salah satu resikonya. Sekarang giliranku, aku harus melakukan peranku dengan baik agar usaha Chloe tidak jadi sia-sia. Karena itulah, aku nekat pergi mengendap-endap dari rerumputan untuk mendekat ke arah pintu gedung untuk masuk ke dalam. Aku tidak tahu apakah mereka menyadari keberadaanku, tapi sepertinya tidak ada satu pun penjaga yang menyadarinya. Aku bersyukur karena kami datang di waktu malam hari sehingga kegelapan yang biasanya kutakuti, telah menjadi teman yang membantu peranku. Tanpa kegelapan, mungkin aku akan langsung ketahuan dan ikutan ditangkap oleh mereka. Oke, perlahan-lahan, aku mendekat ke dalam pintu gedung, terus mendekat dan mendekat sampai akhrnya aku benar-benar berhasil masuk ke dalamnya. Wow, ini tidak bisa dipercaya, aku benar-benar berhasil masuk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD