Bab 9

2322 Words
Penulis pov Setelah kepulangan dari rumah Kembar Kenant tidak langsung kembali ke apartemennya. Ya selama ini Kenant memang tinggal di apartemen tidak tinggal satu rumah bersama dengan Evils dan juga Barcha. Sederhana dia hanya ingin mandiri. Mungkin mendengar kata mandiri akan membuat semua orang tertawa. Itu alasan klasik yang digunakan orang saat berjauhan dengan keluarga. Sebenarnya bukan itu Kenant memilih tinggal sendiri agar dia bisa memelu leluasa, keluarkan wanita yang biasa ia bayar untuk memuaskannya di atas ranjang. Anggap saja Kenant itu b******k. Dia sering kali memasukan wanita ke apartemennya untuk meredakan nafsu premitifnya yang sulit di kendalikan. Itu sudah terjadi setelah ia pindah ke Amerika. Awalnya dulu Kenant hanya mabuk sama seperti pria kebanyakan. Tapi lama kelamaan dia tidak akan tahan godaan yang setiap kali masuk klub selalu di hadang oleh wanita cantik yang haus dengan belaian. Lagian Kenant juga pria normal, dia juga akan tergoda, gairahkan akan muncul saat tangan jalang itu menyentuh daerah sensitif Kenant. Dan berakhirlah Kenant seperti saat ini. Bagi Kenant, wanita suka heroin yang mampu membuat kecanduan, dan ingin bisa lagi tanpa bosan. Tapi Kenant bukan tipe orang yang suka beradegan ranjang berkali-kali dengan wanita. Dia akan melakukan hal itu dengan satu wanita sampai puas, tapi setelah itu dia akan mencari wanita lain yang mampu memuaskan kembali. Dan itu terjadi hanya dengan itungan satu malam. Kalau pun dua malam itu tandanya dua wanita bukan? Sifat bejatnya itu tertutupi dengan wajah tampannya. Bahkan ada yang melemparkan diri secara gratis di atas ranjang, hanya untuk bermalam dengan Kenant saja. Siapa sih yang suka gak suka kasihan gratisan? Semua orang pasti suka begitu juga dengan Kenant. Dia tidak akan membuang kesempatan dengan sia-sia. Lagian kapan lagi dapat gratisan seperti itu sungguh di sayangkan jika mau dilepas begitu saja. Seperti malam ini, Elano mengundang Kenant untuk bermalam di clubnya. Bukan tanpa alasan karena Elano ingin mengenalkannya pada seseorang. Katanya ada salah satu model majalah dewasa yang sedang berada di sini. Meminta Elano untuk mencarikan pekerjaan, buka pemesanan buat dia. Kenant tersenyum puas saat dia baru sampai di klub. Semua mata wanita memandang Kenant buas. Seakan Kenant ini adalah daging segar yang siap di lahap dengan habis. Kenant selalu suka memuja, selalu suka kalau dia benar-benar diat. Apa lagi jika semua wanita memandang dia dengan tatapan memohon seakan mereka ingin diganti, Kenant paling suka tatapan itu. Sementara Kenant hanya tersenyum miring dan membuka klub dengan santai. Ingin membaca pandangannya tentang mencari Elano. Dia harus menagih wanita itu sebelum banyak yang membooking model majalah dewasa itu. Saat membaca klub ini, Kenant pun menatap Elano yang sedang memangku dua wanita di sisi kiri dan kanannya. CEO maa bebas mau bayar wanita pun yang penting bisa puas. Kenant pun langsung berjalan ke arah Elano yang tampak sibuk dengan dua wanita itu. "Udah duluan aja lo, njing." ucap Kenant dan membuat Elano menoleh lalu tersenyum. Elano memberi kode untuk wanita di atas pangkuannya pergi. Dan wanita itu pun pergi setelah mencium kilat bibir Elano. Jika Anda ingin mode Elano dalam mode Aktif sekarang. "Siapa dia?" tanya Kenant dan melihat wanita yang bertubuh seksi itu pergi. "Amora. Senior di sini katanya. Satunya lagi lupa namanya." jawab Elano dan membuat Kenant mengangguk paham. Bartender ini dan meminta satu gelas kristal koktail. Lalu teguklah dengan teguk sekali. Rasanya panas saat cairan itu melewati tenggorokannya. "Mana nih cewek yang lo maksut? Baru kali ini gue denger model buka booking" ucap Kenant Ya suka jadi majalah dewasa itu bayarannya lumayan? Callie saja yang jadi model saja milyaran gajinya. Apa yang mungkin setelah pemotretan model itu tidak bisa dihapus sama sekali, dan dia bingung harus apa saat rasa pengennya tidak bisa di kendalikan. "Namanya azura model papan atas majalah dewasa. Dan dia ikut Amora." jelas Elano. "Orangnya yang mana. Gue gak mau zonk" ucap Kenant. Elano mendengus mana ada di club elitnya kayak gini ada cewek panggilan yang zonk? Kecuali mereka baru gabung dan terlihat masih kucel. Tapi tunggu aja dua atau tiga bulan udah di pastiin seperti bidadari. Dan itu sudah di pastiin jika Elano pemilik club ini akan menidurinya lebih dulu. "Itu orangnya di samping Amora. Gak mungkin cewek disini zonk semua." jawab Elano menunjuk Azzura yang berdiri di dekat Amora. Kenant tersenyum tidak buruk, dia pemilik pinggul yang mengoda, dan juga p******a yang padat. "Boleh buat nanti, kita minum dulu malam ini." ucap Kenant. Dan berakhirlah mereka minum sambil bercerita entah apa yang mereka ceritakan. Banyak dari masa lalu, jaman sekolah dan hingga Twins yang beberapa hari mereka kenal pun mereka ceritakan. Ya dari kecil mereka ini bersama. Tumbuh bersama dan b***t pun bersama. Tidak ada hal yang tidak sama dengan mereka. Elano memiliki club dan banyak wanita seksi di antaranya. Sedangkan Kenant dia memilih menjadi fhotografer karena dia ingin menatap bentuk tubuh setiap modelnya yang dia fhoto. "Lo tadi kemana sih sama Yasta?" tanya Kenant menatap Elano. Tadi siang Elano memang pergi bersama dengan Yasta. Untung saja tadi dia membawa mobil sendiri. Coba kalau engak, udah di pastiin Kenant akan malu di depan Callie. "Oh itu gue tadi pergi ke hotel lo, numpang makan." jawab Elano enteng. Mata Kenant membelalak mendengar ucapan Elano yang terkesan santai itu. Dan untung saja minumanya saat ini belum tersembur ke wajah Elano. Mengingat saat dia bicara seperti itu Kenant baru saja meneguk minumnya. "Sialan, ngajakin kencan cari yang gratisan. Gak modal banget lo, El." seru Kenant kesal dan membuat Elano tertawa. "Dikit doang, abis gini gue modal. Lo sendiri kemana?" tanya Elano. "Gue makan tadi, terus ada pemotretan di butik Mami, abis itu makan malam terus pulang." ucap Kenant dengan mengimut imutkan wajahnya. Mungkin efek alkohol jadi seperti ini. Elano bergidik ngeri dan menjitak kepala Kenant dengan kesal dan membuat Kenant tertawa terbahak. "Tadi gue ke pasar malam sama dia. Kita main banyak sih, dan lo tau Kent gue menang tadi." cerita Elano menatap Kenant. "Menang apa sih loh?" jawab Kenant penasaran. "Lo pasti ketawa, gila permainan anak kecil bego." ucap Elano tertawa. Kenant ikut tertawa, entah letak lucunya dimana Kenant juga gak tahu. Yang penting lihat dia ketawa, Kenant jari ikutan ketawa pula. "Permainan lempar bebek, gang menang dapat boneka. Tadi gue dapat teddy bear. Ahh sekalian gue modus-modus bentar." cerita Elano fan tertawa. "Annay permainan anak TK itu maa. Lo modusin apa dia." "Tadi dia lagi pengen main tembak-tembakkan. Sama sih kayak bebek. Kalau memang dapat hadiah juga. Tapi dia gak bisa. Gue ajarin sih diac gue peluk dari arah belakang. Eh, b*****t itu leher mintak gue cupang melambai bener pengen di sentuh." cerita Elano. Kenant pun tertawa, "Bukan salah lehernya anjing. Lo-nya aja yang gak bisa nahan diri lihat lehernya." ucap Kenant. "Mulut bad dah. Pengen berkarya disana. Jadi ngebawangin dia mendesah kayak apa ya." ucap Elano sambil membayangkan Yasta. Kenant pun menggelengkan kepalanya menatap Elano yang aneh. Kenapa harus di bayangin sih, datengin cupang lehernya pulang. Gampang kan. "Gue ngasih dia gelang persahabatan tadi." ucap Elano lagi dan membuat Kenant menoleh. "Dia mau?" tanya Kenant memastikan. "Mau lah, kan gue bisa manfaatin dia pas wanita atau pacar gue gak ada. Dia ada buat gue." ucap Elano dan tertawa. Setelah bercanda tawa dan bercerita Elano pun memanggil dua wanita bertubuh seksi dan mampu membuat Kenant tersenyum miring Sepertinya malam ini akan menjadi malam singkat untuk mereka berdua. **** Paginya Elano bangun dengan kepala yang berdenyut pusing. Hari ini sabtu dan dia tidak pergi ke kampus apa lagi kerja. Dia menolehkan pandangannya saat ia merasa tidak sendiri. Ternyata ia tidur bersama wanita bayaran. Elano bangun dan menuju kamar mandinya ia ingin mandi dan pergi ke sekolah. Setelah mandi ia menatap wanita yang sudah bangun dan menatap Elano dengan tatapan menggoda. "Jangan pernah menatap gue dengan tatapan mengoda. Atau engak lo gak bakalan bisa jalan." ucap Elano kesal. Wanita itu terkekeh dan bangkit dari tempat tidurnya. Lalu memeluk tubuh Elano, tanpa mempedulikan tubuhnya yang telanjang bulat. "Sepertinya aku gak takut." ucapnya dengan suara manja. Elano ini suka sekali dengan gadis manja, atau gadis yang suka merengek di hadapannya. Bagi dia itu terlihat sangat lucu dan mengemaskan. Apa lagi merengeknya di atas ranjang saat mereka menyatukan diri dan Elano menghentikan ritmenya. Wajah frustasi wanita itu yang membuat Elano suka. "Next time. Gue sibuk sekarang." ucap Elano menatap wanita itu, "Nanti gue transfer." lanjutnya Setelah ucapan itu Elano pun pergi meninggalkan wanita itu sendirian di hotel. Dia ingin pergi ke sekolah dan bertemu dengan Yasta. Entah kenapa Elano ingin sekali bertemu dengan dia. dia menata jambul rambutnya dengan tangan saat melewati kaca besar yang menempel di dinding. Perilaku itu tidak luput dari pandangan semua tamu hotel. Tidak ada yang bisa menepis ketampan Elano. Elano bagaikan dewa yunani saat ini wajah tampan nan baby face itu mampu menyihir semua wanita. Apa lagi Elano pemuja wanita. Dia akan memperlakukan wanita semanis mungkin dan setelah itu meninggalkannya saat ia merasa bosan. Apa lagi jika Elano sudah mencicipi tubuh itu semalaman hingga puas. Dia pun langsung meninggalkan hotel ini dan pergi ke sekolah. Elano keluar dari mobil dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya. Kemeja putih, jas hitam  jeans hitam, sungguh terlihat sangat tampan, bukan? Elano melirik ke arah jam tangannya. Ternyata jam istirahat pantas saja sekolah ini ramai dan banyak anak berlalu lalang dan menatap Elano memuja. Elano pun memutuskan pergi ke kantin  bukannya jam segini Yasta ke kantin bersama temannya. Saat di depan pintu kantin mata Elano tertuju pada Yasta yang bercanda tawa dengan sahabatnya, dan di sana juga ada Callia kembarannya. Kadang mereka ini bida di bedakan, kadang juga engak bida di bedakan sam sekali. Tapi dari penampilan mereka cukup berbeda. Callie suka berpenampilam simple, sedanhkan Yasta dia lebih suka berpernampilan terbuka. Tidak bisa di pungkiri walau rambut di cepol tak rapi seperti Callie, pesona seorang Yasta tidak bisa di ragukan lagi. Semua anak lelaki banyak yang menatap Yasta, mencari perhatian dan bahkan terang-terangan menyapa Yasta. "Ehem." dehem Elano saat dia sudah sampai di samping Yasta. Yasta menoleh kaget, tapi saat tau siapa yang datang Yasta pun langsung tersenyum sangat manis. "Eh ada kak Elano." ucap Yasta dan terkekeh. Bagi Yasta dan Callie mungkin hal ini biasa tapi bagi warga kantin, terutama Kim dan Tata, mereka malah melonggo menatap Elano bahkan untuk berkedip saja tidak. "Kebiasaan banget sih." ucap Elano gemas dan mengusap lembut kepala Yasta dan membuat Yasta mendengus kesal. "Lo yang kebiasaan, cepolannya berantahkan tau." dengus Yasta. Elano terkekeh dan menarik cepolan rambut Yasta dan membuat rambut itu tergerai indah. Elano sempat terpanah dengan kecantikan Yasta saat ini. Bahkan Elano juga berani bertaruh kalau Tasta tidak memakai make up apapun kecuali lipblam yang dia pake. "Benerin." ucap Yasta kesal dan melempar tali rambut ke arah Elano. Elano terkekeh dan menerima tali rambut itu dan menyibakkan rambut Yasta untuk memguncirnya. Tapi matanya tertuju pada leher jenjang Yasta yang putih nan mulus itu. Dan sekarang Elano merutuki nasipnya sendiri yang tergoda lagi dan ingin mencecap leher Yasta di sana dan memberikan karya merah miliknya. Refleks Elano menundukkan kepalanya tepat di leher Yasta. Yasta yang merasakan deru nafas di lehernya pun menoleh sedikit dan melirik Elano yang aneh. "El ngapain sih?" tanya Yasta heran. Elano gelagapan tapi seketika itu juga ia tersenyum saat Callie menatapnya tajam. Mungkin sebuah  peringatan. "Wangi, gue suka bau parfum loe." ucap Elano berbisik dan membuat Yasta tersenyum. Semburan merah itu tidak bisa di pungkiri oleh Yasta. Sedangkan Callie hanya tertawa menatap adiknya yang blusing itu. Berbeda dengan  Kim dan Tata mereka bahkan belum sadar dari kekagumannya pada Elano Elano selesai mencepol rambut Yasta dan duduk di samping yasta. Tangan nya sudah batal sekali ingin mengusap leher Yasta sejak tadi. Tapi dia tahan mungkin belum saatnya, suatu saat Elano pasti bisa mencecap leher Yasta, meninggalkan jejak disana pula. Saat Yasta ingin menyuapkan bakso ke dalam mulutnya. Elano menyerobot duluan dan membuat Yasta geleng kepala. Padahal itu sendok bekas mulut Yasta kenapa dia gak jijik? "Wooiii."  teriak Callie  dan mengebrak meja kantin, membuat semua anak menatap Callie heran. "Lo kenapa peak " ucap Yasta kesal karena dia terlalu terkejut dengan hal ini. "Kenapa sih." tanya Elano heran. "Noh mereka berdua liatin Elano kek liatin Adam Levin aja, kedip kagak " ucap Callie menunjuk Kim dan juga Tata. Yasta dan Elano pun menoleh dan tertawa bersama. Sedangkan Kim dan Tata malah ikut tersenyum malu dan menunduk. Ini kejadian langka mana ada cowok tampan dan pemilik sekolah ada di sini. "Heheh maaf, gila ganteg benermakanya gue gagal fokus." ucap Tata. "Iya gue maa rela kalau jadi yang kedua " lanjut Kim fan mendapat deheman dari Yasta. "Inget Angga sama Rayen." ucap Yasta mengingatkan dan membuat Kim dan Tata mendengus kesal. "Sempat-sempatnya ya kayak gini masih aja sebut mereka berdua."  ucap Kim kesal. Yasta tertawa terpingkal akan hal itu. Mereka ini punya pacar tapi udah kayak anjing pelacak tau aja dimana pun Kim juga Tata berada. "Lha elo punya pacar kayak anjing pelacak  tau aja saat lo pergi tanpa izin." ledek Yasta dan tertawa. Kim mendengus, "Besok gue tuker tambah." ucap Kim dan semakin membuat Yasta maupun yang lain tertawa. "Kalau gue dapet yang di samping lo, gue pastiin gak cari lagi." ucap Tata mengedipkan satu matanya dan membuat Elano terkekeh. "Dasar genit." sahut Callie yang sedari tadi diam saja. "Gue ma kalau dapet yang di depan gue.  Pasti gue jagain, gue lindungin dan gue pastiin gak akan ada satu cowok lain yang bakal deketin atau pun nyentuh dia kecuali gue." ucap Elano menatap Yasta. Yasta awalnya diam melirik Elano yang duduk di sampingnya, tanpa mau menjawab ucapannya juga. "Yas pepet aja terus sampek dapet." seru Kim dan mendapat pelototan dari Yasta. "Dia cukup diam,dan gue yang akan usaha dalam hal ini." jawab Elano Blush ..... Semburan merah di pipi Yasta membuat Callie tertawa. Sedangkan Kim dan Tata malah menatapnya bingung. "Sehat Lie?" tanya Kim "Sehat kok, cuma gue lagi ngetawain tokek pacaran aja di atas atap." sindir Callie dan mendapat pelototan dari Yasta. "Lah lo kenapa melotot Yas, soflens lo baru?" ucap Tata menatap Yasts heran. "Gak papa" elak Yasta. Sedikit melirik ke arah Elano yang saat ini juga menatapnya sambil tersenyum sedangkan Yasta hanya bisa menundukkan kepalanya karena malu . Duh ... Degdegan gue. Padahal gak biasanya kek gini, jangan baper yasta. Masak lo player di gombalin sama player kecantol. Idih ... Inget ... Jangan baper. Lo lupa dia udah ngasih gelang persahabatan buat lo. ingat itu lo cuma sahabat buat dia. Ucap Yasta dalam hati dan ikut tertawa bersama yang lain. TBC. Jangan lupa komen dan pilih ya Jamgan lupa juga ikuti ig baru aku Agatahaquiin20
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD