Aditya tidak menyerah dan mulai memutar otak. Ibunya adalah orang yang pertama ia pikirkan dan orang pertama yang ia harapkan bantuannya. Senyum pun melebar di bibir Aditya. Dia yakin ibunya tidak akan tega melihat ia kekurangan uang. Ia juga yakin kalau berita di sosial media reda, ibunya akan mempekerjakan kembali dirinya di perusahaan. Setelah beberapa menit perjalanan, Aditya akhirnya sampai di rumah ibunya. Dia menuju ke pos penjaga dan meminta satpam rumah membuka kan pintu. "Pak Dani, cepetan buka pagarnya. Aku mau menemui ibu," perintah Aditya. Dani yang dipanggil segera mendekat ke arah pagar. Pria berpakaian satpam itu mendesah lemah. "Maaf ya Pak Aditya. Ibu Trisna berpesan untuk tidak menerima Bapak kalau datang ke sini." Bukan itu yang ingin Aditya dengar setelah jauh -jau

