Keberanaran

1022 Words
Keduanya begitu terlarut dalam kegiatan panas mereka hingga tidak sadar jika Angel ada di balik pintu. Dia menyaksikan segalanya. Suami sedan berselingkuh dengan pembantunya. Namun ia hanya diam dan menangis tanpa suara. Perlahan Angel meninggalkan kamar Nila yang dipenuhi suara desahan. Hatinya sangat marah dan perih. Namun apa boleh buat. Angel sadar jika laki-laki mana pun tidak akan tahan, menahan libido mereka. Namun yang Angel tidak sangka, kalau Aditya memilih pembantunya yang usianya lebih tua lima tahun darinya. Yah Nila berusia 29 tahun. "Mas, demi cintaku. Aku rela kamu madu," lirih Angel saat di kamar. Dia pun menikmati rasa sakit di hatinya di kamar sendirian. Di rumah ini, suami dan pembantunya merajut kisah panas. *** Esok hari Aditya nampak bahagia. Dia mandi sambil bernyanyi. Angel yang menyaksikan hal itu hanya diam menahan rasa sakit di hatinya. Angel pun menuju ke meja makan, lalu menunggu Nila selesai memasak. Gadis itu juga habis keramas. "Mbak Nila, halaman depan sudah banyak rumput panjang-panjang. Tolong dibersihkan ya?" perintah Angel. " Iya Nyonya." Angel melihat Nila yang patuh dan lembut. Kini ia tahu alasan Aditya memilih Nila sebagai selingkuh dari pada pegawai di kantor nya. Dulu Angel bahkan mengira jika Aditya akan memilih sekertaris nya yang langsing dan putih seperti unnie Korea. 'Kamu sangat baik Nila, aku bersyukur kamu yang dipilih Mas Aditya untuk menjadi madu ku.' Angel merasa jika wanita lain yang menjadi simpanan Aditya, pasti masalah akan datang satu persatu. Keserakan wanita tidak perlu dipertanyakan seperti apa kengeriannya. Kecemburuan yang dipadu dengan keegoisan akan menjadi penuntun sikap simpanan Aditya dan dirinya. Hanya hidup seperti neraka yang akan dia dapatkan. Berbeda halnya dengan sekarang. Ketiak Nila yang terpilih, Angel justru merasa damai. "Silakan sarapannya Nyonya," ucap Nila. Tidak hanya lembut dan baik, ia juga pandai memasak. Angel yang dulu merasa jika hal ini biasa saja, kini merasa jika semua yang Nila miliki adalah istimewa. " Terima kasih, Mbak Nila." Tak lama kemudian Aditya datang ke meja makan. Wajahnya kembali kusut saat bertemu dengan Angel. 'Dasar tidak tahu diri. Dia masih bersikap seolah menjadi nyonya rumah,' batin Aditya. Ia tidak bisa menyembunyikan kebencian di hatinya kala melihat Angel. "Nila, kamu sudah makan apa belum? lebih baik kamu makan dulu baru mengurus rumah," ucap Aditya. Sorot matanya berubah lembut kala melihat Nila. Kulitnya yang agak gelap dipenuhi keringat, hal ini membuat ia iba. Apalagi semalam Aditya menguras tenaga Nila. "Saya sudah makan Pak. Ini sarapannya, silakan makan." Nila juga menyediakan masakan di meja. Seperti seorang istri, ia bahkan mengambilkan Aditya nasi. Dia juga menyiapkan sepatu dan kaos kaki untuk Aditya. Sungguh Nila bertindak seperti istri yang berbakti pada suami. Jelas Aditya melihat Nila dengan penuh kasih sayang saat gadis itu meladeni nya. Keduanya bertatapan dengan penuh kasih sayang. Angel yang menyaksikan semuanya menahan air matanya. Dia segera pamit dan naik ke lantai atas. "Aku ke kamar dulu." Akan tetapi Aditya tidak menghiraukan Angel. Dia menganggap wanita itu tidak ada. Di matanya hanya ada Nila. "Nila, dasi ku agak bengkok," ucap Aditya. Nila dengan sigap membenarkan dasi Aditya. Lalu mengatar suaminya itu ke depan sebelum menghilang bersama mobilnya. "Mbak Nila," panggil tetangga nya yang ada di sebelah. Dia sama seperti Nila yang merupakan istri kedua dari seorang pengusaha. Dia dan Nila sangat dekat dan bahkan menjadi sahabat. Keduanya seolah bisa mengerti perasaan masing-masing. Tubuhnya indah, wajahnya cantik, dan sekarang, wanita itu membawa anaknya yang menangis. "Eh mbak Andini. Dari mana, kok baby Gibran nangis?" Tanya Nila. Dia meraih Gibran yang rewel. Tak lama kemudian anak itu tidak lagi menangis. Andini sampai heran melihat betapa cepat anaknya diam jika di tangan Nila. "Ya ampun, padahal dia dari tadi manggil ayahnya. Jadi menangis tanpa henti. Sekarang dia langsung diam. Mbak hebat ya?" "Lo ayahnya kenapa?" Andini nampak sedih. " Dia sibuk dengan istri tuanya Mbak, kamu ketahuan jadi istrinya mengancam akan menghancurkan mas Danu kalau menemuiku. Saham mas Danu kan sebagian besar milik keluarga istri tuanya." Nila merasa iba. "Trus kamu gimana ?" Nila tahu kalau Andini tidak bekerja. "Dia masih transfer uang Mbak. Kayaknya kami jaga jarak dulu biar situasi adem. Tapi Gibran sering menangis merindukan ayahnya." Nila mulai merasa jika kisah Andini bisa saja terjadi padanya. Saham milik Angel di perusahaan Aditya juga besar. 'Bagimana jika aku hamil dan nyonya Angel mengusirku?' tanya Nila dalam hati. Jika saja yang menderita hanya dirinya, ia tidak keberatan. Namun jika yang menderita adalah anaknya, maka ia tidak bisa menerima itu. "Mbak Nila, aku pamit dulu ya. Mumpung Gibran sudah ngak nangis, mau aku mandiin. " Nila menyerahkan Gibran pada Andini. Dia tidak menyadari jika raut wajah Nila berubah. Pikirannya nampak menerawang seolah memikirkan sesuatu. Tak lama sahabat Angel, yaitu dokter Salwa datang menemui Angel. Mereka berbincang di kamar dan mengunci pintunya. Dia segera datang setelah Angel bercerita tentang kondisi suaminya. "Makanya, aku kan dari dulu menyuruh mu bilang ke Aditya kalau kamu sakit. Jadi ia tidak akan mengira kamu itu istri tidak bertanggung jawab!" ucap Salwa yang marah. Selama ini, ia memang pamit pada Aditya untuk bekerja, padahal yang ia lakukan adalah menjalani kemoterapi di Singapura. Angel menderita kanker rahim sehingga ia tidak sanggup berhubungan badan dengan Aditya. Dia juga sengaja acuh tak acuh pada Aditya agar pria itu tidak sedih jika dirinya meninggal. Sekarang Aditya berselingkuh, jadi Angel menerima hal itu dengan lapang d**a. Salwa jelas marah pada sahabatnya yang memikirkan hal bodoh. Seharusnya segalanya bisa lebih baik jika Siena berterus terang. "Aku tidak bisa membiarkan mas Aditya tahu dan kepikiran, Salwa. Aku sudah menerima dengan lapang d**a pernikahan mereka. " Salwa bangkit dari kursinya. Dia menatap Angel dengan wajah serius. "Jadi sekarang keinginan mu sudah tercapai kan? kalau begitu bersikaplah seperti dulu. Jangan pura-pura menjadi istri durhaka lagi," tegas Salwa. Angel diam. Ia nampak berat melakukan ucapan Salwa. Jika mereka kembali mesra seperti dulu, pastinya Aditya akan bersedih jika ia meninggal. "Tapi..." "Angel, apa kamu ngak pernah berpikir bagaimana nasib pernikahan mu kalau kamu sembuh?" ujar Salwa. Aditya sudah terlanjur menikahi Nila dan itu tidak bisa diubah. Pernikahan mereka sudah ternoda pengkhianatan dan kebohongan. Sungguh pernikahan yang tidak layak. Angel berkedip seolah sadar jika ia tidak memikirkan bagaimana kalau ia sembuh. Akan kah ia sanggup menerima Nila sebagai madu nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD