Pikiran dan hati Sam terbagi menjadi dua, antara akan memberi tahu Sitma tentang mimpinya atau tetap menyimpannya sendirian. Ada banyak hal yang bisa dijadikan alasan untuk kedua pilihan itu, menceritakan semuanya pada Sitma bisa saja membuat Sam tenang juga membuat Sitma merasa dipercaya. Di sisi lain Sam belum siap untuk melakukannya, entah apa yang membuat hatinya merasa tidak siap. Kebimbangan dalam memutuskan, Sitma dapat membaca itu semua cukup dengan melihat wajah Sam. “Jika kau tidak keberatan aku tidak memaksa, yang terpenting jika kau membutuhkanku, katakana saja.” Teguran itu membangunkan Sam dari bimbangnya. “Tidak, tidak mimpi itu hanya mimpi biasa,” Sam memutuskan untuk menceritakannya. Teguran Sitma malah membuatnya merasa jika mimpi itu buk

