VI PORTAL MISTERIUS

1842 Words
Author’s Point of View Menumpuk pikiran. Itulah kebiasaan Sam. Mulai dari misi yang ditawarkan Zlo hingga kejanggalan saat melawan LISI tadi. Semuanya selalu menghantu pikiran Sam dan semakin membuatnya tidak tenang. Sekarang Sam harus segera memutuskan untuk menyelesaikan setidaknya salah satunya. Pastinya yang berada ditumpukan terbawah dan yang paling sulit untuk dipahami, misi penyatuan bumi. Sembari berpikir Sam pergi ke perpustakaan tua terbesar yang memiliki banyak koleksi buku sejarah bumi. Lagi pula ia sedang libur 3 hari (81 jam) selepas misi terakhirnya itu berhasil. Sam tinggal di Disep. Bisa dibilang Disep adalah tempat yang paling nyaman untuk dihuni karena banyak yang mengatakan Disep adalah gambaran bumi dulu. Tanpa karakteristik khusus. Perpustakaan yang sangat dekat dengan rumahnya membuat Sam tak perlu repot menggunakan kendaraan. Bangunan luar serba putih dengan gaya arsitektur romawi membuat perpustakan ini terlihat sangat megah dari luar. Belum lagi bagian dalamnya yang dihiasi dengan patung-patung putih dan rak buku menggunakan kayu tulip dan eboni membuat semua pengunjung merasakan sensasi membaca sambil menjelajah waktu. Tidak sampai di situ, kemajuan teknologi tetap menemani perpustakaan ini. Untuk mengambil buku yang sulit dijangkau, pembaca hanya perlu memencet nomor buku dan rak raksasa itu otomatis akan membawa buku yang dipilih ke tempat pengambilannya. Sam berjalan kaki dengan membawa anjing kecilnya, Hobit. Rasnya yang tidak jelas membuat tidak ada satupun orang yang mau mengadopsinya. Hobit berwarna abu dengan tinggi 40 cm. Salah satu alasan Sam memelihara Hobit yaitu karena ia merasa Hobit adalah dirinya dalam bentuk hewan. Mereka berdua menyukai makanan dan minuman yang sama. Tanpa tali Hobit mengikuti majikannya dengan senang hati, itu bisa dilihat dari langkanh kecil namun cepat seolah mengatakan bahwa ia sangat gembira. Sesekali hobit menatap majikannya yang tingginya mencapai 5 kali lipatnya. Ekor pendeknya menari ke kanan dan kiri seperti sedang mendengarkan musiknya sendiri. "Hey Hobit! Mana yang harus kita lakukan terlebih dahulu, membaca buku atau makan siang?" Seperti biasa, Sam selalu menanyakan sebuah pilihan kepada Hobit. Terkecuali masalah misi Zlo itu, Sam rasa itu terlalu berbahaya jika di beri tau kepada orang lain. Termasuk anjingnya Hobit. Hobit menjulurkan lidahnya dan memerhatikan Sam seolah mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan. "Ayolah bantu aku Hobit" Pinta Sam sambil sedikit membungkuk mendekati wajah Hobit. "Guk.. guk guuuk" jawab Hobit. Tidak ada yang mengerti. Kecuali Sam. "Baiklah. Ayo kita pergi" Sam pergi dengan tujuan di mana hanya mereka berdua yang tau hingga akhirnya berhenti di sebuah restoran steak. Menurut terjemaahan Sam, tadi Hobit berkata "Aku lapar. Mari makan steak" kita tidak dapat men-judge Sam karena tidak ada yang tahu pasti mengenai benar atau salahnya tafsiran Sam dan belum ad akelas yang mengajarkan bahasa hewan, khususnya anjing. "Selamat malam, ini menunya" sambut pelayan membawa kertas menu di tangan kanannya dan segera menyerahkan benda itu di atas meja Sam. "Tidak usah, saya hafal menunya. Umm, double beef steak dua porsi yang satunya ekstra telur mata sapi dan untuk minumnya 1 jus tomat, 1 s**u sapi dengan suhu ruang." Pesan Sam. Menu makan Sam dan Hobit hampir selalu sama. Namun kali ini Sam tidak memesan s**u karna ia memerlukan tomat sebelum membaca habis ini, Sam punya sugesti kalau meminum jus tomat sebelum membaca akan membantunya untuk melihat tulisan lebih tajam dan akan membuatnya lebih nyaman untuk memahami isi buku. Walaupun Hobit duduk diruangan yang terpisah, tetap saja Sam akan menghampirinya sesudah makan. Sam kenyang. Kini saatnya mengantarkan makan untuk Hobit. Restoran langganan Sam dan Hobit belum memiliki pelayanan khusus untuk memberi makan hewan peliharaan karena mereka merasa semua menu yang mereka sediakan hanya untuk manusia. "Hobit aku datang!" Sesudah mereka berdua kenyang, perjalanan pun berlanjut ke perpustakaan kota. Selagi Sam membaca, Hobit memilih untuk tidur di bilik yang lain. Sam memang memesan dua bilik berbeda yang bersampingan. Di barisan sejarah, paling ujung menandakan timelinenya yang semakin lampau. Sam memencet nomer 154 untuk buku hijau yang berada dalam kaca. Buku tulisan seorang pria kelahiran kenya itu mengenai The Selfish Gene yang sebagian besar akan menceritakan bagaimana gen bermanifestasi dalam bentuk organisme, bagaimana bertahan hidup dan memprogram otak manusia hingga terjadinya evolusi. Sayangnya buku hijau itu berkode 164 bukan 154. Buku yang jatuh adalah buku merah berjudul Earth Portal. Portal? Sam tidak asing dengan kata portal minggu ini. Siapa yang pernah mengatakannya masih dicari dalam data otak Sam. Dengan bermodal hobi membaca dan sedikit rasa penasaran, Sam akhirnya duduk di biliknya dengan membawa buku itu sebagai bahan bacaan. Di bukanya satu persatu halaman yang ada. Buku ini berisikan seluruh portal yang ada di alam semesta. Termasuk black hole yang katanya bertembus pada white hole. Sampai Sam menemukan sesuatu yang mengganjal. Itu dia, portal menuju pusat gravitasi. Mereka menyebutnya titik-x atau daerah difusi elektron, di mana medan magnet bumi terbuka dan menciptakan jalur tak terputus. Portal terbentuk melalui reaksi rekoneksi magnetik, garis-garis yang bercampur gaya magnet dari benda angkasa x dan bumi saling silang dan bergabung menciptakaan bukaan atau portal. Karna kebanyakan portal berukuran kecil dan berumur pendek bahkan berpindah dan dapat membuka-menutup pastinya pekerjaan yang sudah dilakukan Zlo dan Kare bukanlah sesuatu yang sulit, tapi sangat sulit. Intinya sekarang Sam percaya bahwa portal itu sungguh ada walau di dalam buku yang Sam baca, portal ini belum ditemukan secara langsung. "Buku ini harus segera diterbitkan ulang, agar dunia tau kalau Zlo dan Temannya telah menemukan portal itu" ocehan hati Sam yang dibalas dengan sebuah pemikiran bahwa apa yang dikatakan Zlo bukanlah sebuah tipuan. Sam bergegas keluar dari biliknya dan menjemput Hobit di bilik sebelah lalu kembali kerumahnya dengan terburu-buru. Perjalanan dari perpustakaan terpangkas hingga 10 menit dari waktu biasanya. Setelah sampai, mencuci tangan dan mengganti baju, hal yang selanjutnya dilakukannya adalah menelepon Zlo. Perasaan Sam campur aduk dan pemikirannya tiba-tiba berubah drastis setelah membaca buku itu. Ia merasa sangat tertarik dengan apa yang dibahas dan ditawarkan Sam kemarin. Dua kali dia menghubungi tapi tidak diangkat, yang ketiga berhasil. S: Zlo, aku sudah mengerti sekarang. Z: maksud kau apa? S: portal itu. Kau yang menemukannya? Itu ajaib. Aku telah membaca sebuah buku dan buku itu mengatakan bahwa memang ada kemungkinan terbukanya portal di titik pertemuan garis medan magnet bumi dan medan magnet benda angkasa. Kenapa kau tidak menjelasakan dari awal mengenai proses ilmiahnya kemarin?! Z: kau terlambat. Misi ini sudah diambil alih orang lain. S: siapa? Rekanmu Kare? Z: tidak. Kau belum pernah bertemu dengannya. S: sial! Z: tak perlu kesal, kau salah satu penghambatnya Sam. Z: aku mau istirahat. Zlo mematikan telepon dan kini Sam merasa sangat bersalah. Aliran darahnya masih terasa cepat, ia bergegas mencari informasi lebih dalam mengenai medan magnet dan kaitannya dengan titik x atau portal. Sam menyadari dengan karakter portal yang mudah terbuka dan tertutup misi yang ditawarkan oleh Zlo memiliki urgency waktu yang sangat cepat. Tidak ada yang tahu kapan medan magnet benda angakasa itu akan hilang? Bagaimana pergerakannya di atas sana? Sam sangat penasaran dan ingin melihat apa yang sudah didapat oleh Zlo dan timnya. **** Di sisi lain "Perjanjian belum selesai" "Tapi tuan, kami telah berusaha dan gagal. Gagal pun bukan sepenuhnya salah kami. Kau, kau kurang memberi senjata dan pasokan lain untuk tentara amatir" "Kau yang bodoh, janjimu mengikat semua. Jika kau lari, mereka semua akan mati." Pria yang diberi tahu kesal, seperti ingin membunuh si pengucap dengan tangan kosongnya. "Jika kau tidak mau bekerja sama. Maka golonganmu akan mati. Termasuk semua saudara bahkan anak dan istrimu." Lanjut pria yang bahkan kursinya tidak menghadap pada orang yang sedang diajak bicara. "Baiklah. Jika kau akan memberi Disep untuk kami. Kami siap untuk bekerja sama." "Aku tidak menerima negosiasi. Kalian bodoh dan kotor. Relif panggilkan Troy dan urus dua pria “penting” ini” Ucap pria tua itu sambil memegang tabnya. Ia baru saja selesai bermain catur dan memenangkan pertandingan. "Hey! Apa yang ingin kau lakukan! Jalang kau!" Pria yang ditarik paksa terus mengoceh. Emosinya sudah di puncak, berbeda dengan pria tua yang senang telah memenangkan pertandingan catur di gadgetnya. **** Sam’s Point of View Apa yang harus aku lakukan? Aku membuat temanku kecewa dan di sisi lain aku mulai tertarik dengan misi sialan itu. Apa yang dikatakan Zlo dan temannya selalu mengitari kepalaku setiap malam. Sepertinya aku harus berkunjung kerumah Zlo sekarang atau aku takkan punya sahabat lagi dalam hidupku. Karena ini sudah malam dan suhu diluar 13 derajat celcius, ku rasa mengajak Hobit bukanlah ide baik. Mengendarai motor tanpa roda dengan tenaga hidro dan magnet berlawanan kutub, roda panjangku seakan melayang. Aku tau Zlo masih di Disep hari ini. Sampai di depan rumah semi lingkarannya aku melihat ada kendaraan lain di sana. Mungkin tamu kerja Zlo. Aku memencet bel rumahnya dan menunggu tuan rumah yang tak kunjung membuka pintu. Gelombang-gelombang suara yang merambat di udara terdengar samar-samar di telingaku. "Ahhh..." "ohh god" Apa? Suara apa itu? Desahan? Apa Zlo sedang berhunbungan intim? Jadi aku adalah tamu yang tidak diharapkan? Atau mungkin itu hanya suara orang lain yang terbawa udara? Aku tidak tau karna angin memang cukup kencang malam ini. Cara mengetahuinya hanyalah dengan menekan bel itu lagi sebanyak-banyaknya. Pintunya terbuka. "Ha.. hai Sam, se-sedang apa kau malam malam ke rumah ku?" Tanya Zlo yang sangat berantakan. Berkata dengan gugup dan terbata-bata. Aku hanya terdiam dengan menaikkan sebelah dari alisku. "Boleh aku masuk?" Tanyaku tanpa ekspresi berlebih. "Tidak! Maksudku boleh, tapi tunggu sebentar" Tanpa menunggu sebentar langsung ku menerabas pintunya. Di dalam ada Kare yang hanya menggunakan underwear dan bra. "Astaga.. Kalian? Maafkan aku" Setelah kejadian Sitma melihatku bereksi, hari ini aku yang melihat sahabatku sendiri baru selesai melakukan senggama. Jadi ini yang Sitma rasakan saat itu, kini aku paham. "Tak apa-apa Sam. Bicaralah sesuai dengan tujuanmu ke sini." Jawab Kare. Ini adalah kali pertamaku melihat wanita yang sangat tenang saat ketahuan baru saja melakukan hal seperti itu, maksudku dia benar-benar seperti tidak melakukan apapun, Wanita yang cukup aneh. Kare masuk ke kamar untuk memakai bajunya kembali. Aku dan Zlo memilih ruang tv untuk membicarakan apa tujuanku ke sini. "Jadi, Kare selera mu?" "Sudahlah. Jangan membahasnya lagi" Aku hanya mengangguk halus sambil menurunkan dua ujung mulutku. "Zlo. Kenapa kita tidak melanjutkan misi itu sendiri?" "Ini tidak semudah yang kau pikirkan Sam." "Lalu apa yang ada di dalam pikiranmu? Wanita itu" "Tolonglah Sam dia berada disini." "Oke" "Sam, apakah kau punya pesawat sendiri?" "Tidak" "Kau akan memilikinya jika kau mau bergabung dengan kami dan ini akan sangat spesial." "Aku suka sesuatu yang spesial." "Besok akan ku tunjukkan padamu. Asal kau mau ikut dengan misiku." "Ya Tuhan Zlo! Aku kemari memang ingin bilang itu. Tentu saja ku mau! Tunggu, tapi tadi kau bilang bahwa misimu sudah diambil alih orang lain?" "Hahaha itu tidak mungkin terjadi Sam, hanya aku dan Kare yang dapat menjalankan misi ini. Tadi aku mengatakan seperti itu karena aku sedang malas membahasnya. Oh ya Sam bagaimana dengan keadaan Hobit? Dia sendiri dirumah?" Spontan tanganku terlipat di depan, sepertinya tubuh ini sangat tau bagaimana cara menunjukkan rasa kesal. Aku mengerti ini pertama kalinya ia melakukan s*x dan mungkin ia terlalu bersemangat, tapi berbohong bukanlah hal yang baik. Untungnya tidak hanya kesal, anehnya jawaban itu juga membuatku lega. "Astaga! Untung kau mengingatkanku. Hobit belum dapat makan malamnya." "Kau pun?" "Tentu saja. Menu kami selalu sama."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD