“Kak Nita?” Dissa langsung menyapa pengunjung yang baru datang itu. Begitu juga semua orang yang ada di sana, mereka ikut melihat siapa orang yang datang tersebut. Yunita datang dan memperhatikan satu per satu orang yang ada di sana. Tentu saja, matanya telah mengenali Bellova. “Dia itu ....” Yunita mengacungkan telunjuk ke arah Bellova. “Eh! Ayo!” Dissa menurunkan telunjuk Yunita, dan langsung mengajak asistennya itu untuk pergi. “Oh, dia yang kemarin?” Bellova tertawa melihat ada Yunita. “Itu ... pembantunya si Dissa!” “Hah? Anak pungut punya pembantu?” timpal salah satu teman Dissa. Bellova pun langsung menganggukkan kepala. “Iya, benar! Dia itu ... pembantunya pembantu!” Semua yang ada di sana pun langsung tertawa. Begitu pula dengan Tomi, yang memiliki suara tawa pal

