BAB 4

1004 Words
Aku sudah tidak peduli lagi jika merasakan tatapan-tatapan sinis dari orang lain, maksudku selama hidupku aku sudah sering mengalami hal-hal semacam itu dan aku sudah sangat bosan. Aku hanya ingin hidup dengan tenang tanpa mengalami atau menghadapi prasangka buruk dari orang lain, dan aku benar-benar sudah muak sekarang dengan semua hal itu. Yang ingin kulakukan sekarang hanyalah menikmati masa-masa tenangku bersama keluarga dan bisa juga dilakukan dengan sendirian. Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku tidak butuh orang lain, tentu saja aku butuh orang lain. Aku bukan orang bodoh yang menganggap bahwa aku bisa hidup sendirian di dunia ini, itu mustahil dan tidak akan pernah bisa. Setiap orang yang lahir di dunia ini selalu dan pasti membutuhkan bantuan orang lain, tidak ada satupun manusia yang mampu hidup sendiri secara total. Bahkan sekelas pria perkasa pun, tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk dia hidup. Segala kebutuhan manusia, entah itu dari makan, tidur, dan bersenang-senang, itu selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Tidak ada satu pun manusia yang bisa melakukan segalanya seorang diri. Aku selalu tertawa jika mengingat perkataanku di masa lalu, yang menganggap bahwa aku bisa hidup sendirian di masa depan, padahal kenyataannya sangat berbalik terbalik. Aku masih sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain. Peradaban manusia itu memang sangat unik dan lucu, karena setiap dari kita punya masalah hidupnya masing-masing dan tidak ada yang sama dari itu semua. Semua manusia juga punya keunikan tubuh, sifat, penampilan, dan bahasa, budaya dan lain-lainnya. Itu semua benar-benar menakjubkan. Aku selalu ingin mengunjungi tempat-tempat yang berbeda karena bagiku itu adalah hal yang sangat indah jika kita bisa berkunjung dan melihat kebudayaan yang berbeda-beda di dunia. Selain itu kita juga jadi bisa mengenal manusia-manusia dari segala penjuru dunia, itu sangat seru dan menyenangkan, membayangkannya saja aku sangat tidak sabar untuk mengalaminya. Jauhi prasangka buruk terhadap sesama manusia, karena seperti yang sering kukatakan, manusia itu sama, tidak ada yang berbeda sama sekali, kita semua sama-sama hidup, bernapas, berjalan, dan tertawa bersama di bumi ini. Tanah yang kita pijaki masih sama. Itu adalah anugerah alam bisa menciptakan kita semua berbeda-beda karena itu adalah hal yang sangat indah, sama seperti alunan atau harmoni melodi yang beragam, sama juga seperti pelangi yang warnanya indah karena setiap warnanya berbeda-beda. Tidak ada satu pun kelompok manusia yang punya tujuan untuk membinasakan kelompok lainnya, mungkin hanya satu orang yang melakukannya dan mempengaruhi satu kelompok sehingga terjadilah tragedi yang mengerikan seperti peperangan. Kita harus bisa menetralisir emosi kita agar tidak mudah untuk dipengaruhi orang lain karena lebih baik kita fokus pada cinta dan kasih, selain semua itu, bukanlah sifat-sifat asli dari manusia. Semua orang seharusnya merayakan perbedaan, keberagaman, dan kemajemukan tiap-tiap makhluk yang terlahir di dunia, terutama manusia. Aku selalu heran pada orang-orang yang menganggap enteng segalanya dan juga mempengaruhi orang-orang untuk saling membenci, karena manfaatnya untuk apa? Tidak ada manfaat sama sekali dari itu semua. Kita seharusnya lenyapkan segala sifat-sifat negatif yang penuh dengan benci jika kita masih menganggap diri kita adalah manusia. Karena tidak ada yang bagus dari itu semua. Kebencian hanya akan melahirkan kebencian lain dan itu siklus itu akan terus berlanjut berulang-ulang dan itu sangat menjengkelkan. Aku paling malas jika harus memiliki sebuah masalah karena aku akan terus memikirkannya, dan tidak bisa hidup dengan tenang. Aku benar-benar muak, aku hanya ingin menjaani hidup dengan tenang. Tapi terserahlah, aku sudah bosan dengan segala yang kukeluhkan karena itu semua tidak ada gunanya. Lagipula tidak ada yang bisa kupahami secara baik jika kepalaku masih dipenuhi dengan kecemasan, kegelisahan, dan kerisauan. Aku benar-benar malas dengan semua itu. Aku juga paling benci jika terus-menerus direndahkan karena bagiku itu adalah gangguan paling menjengkelkan di dalam hidupku. Bisakah orang-orang bisa saling menghargai sebentar saja, aku tidak ingin mendengar ada peperangan lagi di belahan dunia manapun. Bisakah kita bisa saling memahami dan mengerti, juga saling berempati. Aku benar-benar jengkel jika mendengar banyak korban yang berjatuhan dari tragedi peperangan yang hanya berasal dari rasa angkuh dan kebencian dari kedua belah pihak. Bisakah kita duduk bersama dan saling berempati agar tidak ada lagi yang menjadi korban dari segala konflik dan perselisihan ini? Ini semua hanyalah buang-buang waktu dan kita telah menciptakan dunia yang buruk dan kejam bagi banyak orang. Bahkan untuk orang-orang yang tidak terdampak perang, sama sakitnya karena mereka harus mendengar saudara-saudara mereka tewas berjatuhan. Itu semua adalah bentuk kebiadaban dan kebrutalan kita sebagai manusia karena telah menyakiti orang lain. Terkadang aku ingin pulang, tapi aku tahu waktuku masih belum selesai, masih banyak hal yang harus kulakukan dan kuselesaikan dan kutuntaskan di dunia ini. Jadi aku berusaha untuk bertahan karena jika aku menyerah, siapa yang mengurus keluargaku? Aku tidak ingin meninggalkan mereka, aku masih sangat menyayangi mereka, lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Aku masih ingin bersama mereka untuk waktu yang lebih lama, hanya itu yang kuinginkan. Dengan hal itu saja, aku bisa bahagia karena dengan itu segala masalah dalam hidupku rasanya bisa pudar dalam seketika. Selain itu aku juga pernah mengalami situasi yang paling bodoh, yaitu terlalu terobsesi pada seseorang, aku tahu itu adalah hal yang salah, tapi aku masih saja melakukannya padahal aku bisa mencari orang lain untuk menggantikan posisinya, tapi aku masih saja fokus pada orang sepertinya. Aku tahu dan sadar bahwa aku ini bukanlah orang yang sepayah dan semenyedihkan itu, aku bisa mendapatkan orang yang lebih baik darinya, tapi aku masih saja terobsesi padanya. Aku sudah bosan dan resah dengan kebodohan diriku,, itu sangat masokis dan menyakiti diriku sendiri, rasanya aku seperti sedang melakukan menyayat tubuhku sendiri dan itu adalah perilaku yang sangat aneh dan bodoh. Entah berapa kali aku menyebut diriku bodoh, karena kenyataannya memang seperti ini. Namun, beruntungnya, aku bisa pulih dan tidak berlama-lama lagi untuk bersama orang yang beracun sepertinya. Itu sudah cukup, itu telah menjadi pelajaran dalam hidupku, bahwa tidak semua orang yang indah dari luar itu, hatinya indah, terkadang mereka menyimpan bangkai yang sangat beraroma busuk, tapi aku bisa menciumnya setelah lama bersamanya. Waktuku benar-benar buang-buang percuma, dia juga sering menyembunyikan pesan-pesannya dariku, dia juga berani membentakku dan itu benar-benar sangat menyakitiku. Aku tidak ingin menghabiskan waktuku dengan orang jahat dan beracun dan menyebalkan sepertinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD