73. HAMPIR KALAH

1770 Words
Sepertinya penyihir Venny tergila-gila dengan Stev hanya karena ketampanan, padahal suaminya sendiri sudah tampan dan memiliki badan sixpack. Mungkin karena wajah Stev lebih manis dan masih suci. Akan tetapi Stev menolak mentah-mentah rayuan dari Venny tersebut, sehingga membuat Venny kecewa berat dan marah. *** Fictor juga meningkatkan kekuatan energi miliknya, tampak berkobar gelap warna ungu sama dengan istrinya, Venny. Muncul 1 monster hitam lagi berbentuk kelelawar besar, terbang mengelilingi Fictor, entah apa yang makhluk itu lakukan, kenapa tidak menyerang Chely atau pun Ricko, tapi makhluk itu membuat para kesatria waspada. Sesaat kemudian, Chely terdiam tidak sadar, hal itu karena Fictor mengeluarkan kekuatan barunya, yaitu manipulasi pikiran sehingga mengganggu kefokusan Chely, sementara Ricko tidak tahu. "Ada apa ini? Kenapa aku di tempat gelap dan sunyi?" tanya Chely bingung. Ada sesosok makhluk besar dan menyeramkan di belakang Chely, tubuhnya hitam dan matanya menyala merah, ternyata itu adalah Fictor dengan wujud berbeda. Chely terkejut mengetahui itu, lalu segera lompat menjauh karena tubuh Fictor mengerikan itu ingin memukulnya. Pada akhirnya, monster Fictor gagal menyerang Chely, akan tetapi tiba-tiba tubuh monster Fictor semakin besar, bahkan ada 2 di belakang Chely. Hal itu membuat nyali Chely menciut, karena selain besar dan menyeramkan, Chely hanya sendirian. "Ayolah gadis cantik, jangan menjauh dariku! Aku hanya ingin memakan mu," ucap kedua monster Fictor bersamaan, suaranya bergetar dan bergema mengerikan. Keadaan sebenarnya, Chely hanya terdiam dengan tatapan kosong, dia sedikit berkeringat juga, sementara penyihir Fictor, dia tersenyum dan berdiam diri juga, namun masih ada makhluk kelelawar yang mungkin akan melindunginya. Ricko mengajak bicara Chely, karena terheran kenapa Fictor tidak mau menyerang. "Chely, ayo kita kerja sama lagi! Aku yakin kita bisa mengalahkan peyihir jahat itu," ajak Ricko, akan tetapi Chely terdiam saja tidak menjawab, karena pikirannya sedang diganggu oleh musuh. Ricko pun terheran, lalu menganalisa keadaan Chely, dia melihat ada keanehan dalam tatapan Chely. "Chely, apa yang terjadi denganmu?" tanya Ricko, kemudian dia berpikir ingin menyentuh tubuh Chely, meski dia ragu karena belum pernah menyentuh gadis itu, takutnya dimarahi, tapi kali ini sangat penting demi mengetahui kondisi Chely. "Chely! Sadar Chely!" ucap Ricko sambil menggoyangkan badan Chely, namun masih tidak merespon. "Kurang ajar! Kamu apakan Chely?" Ricko kesal lalu menyerang Fictor menggunakan kekuatan udara. "Wusshh!" Tapi ternyata makhluk kelelawar hitam melindungi Fictor, serangan Ricko ditahan oleh sayap kelelawar hitam. "Sial! Apa yang harus aku lakukan?" gumam Ricko. Di alam bawah sadar Chely, dia berusaha kabur dari 2 monster Fictor besar itu, terkadang mencoba menyerangnya juga degan kekuatan cahaya maupun kegelapan. Tetapi hasilnya sia-sia, sesaat kemudian Chely tertangkap oleh salah 1 monster Fictor. "Aaa!" teriaknya. Monster Fictor menggenggam erat tubuh Chely berusaha menekan tubuh kecil tersebut, Chely berteriak semakin keras karena terasa sakit. Akan tetapi, tidak lama kemudian, tubuhnya terasa hangat dan diselimuti oleh energi keemasan. Ya, dia adalah roh suci Bafly, roh itu sudah muncul dengan kekuatan sempurna. Dengan kekuatan suci Bafly, Chely tersadar dari serangan pikiran Fictor, namun tampak kelelahan karena efek serangan musuh masih terasa. "Chely, apa yang terjadi?" tanya Ricko, terlihat roh Unico juga sudah berada di pundaknya. "Hah, hah! Sial. Mengerikan sekali. Penyihir itu menyerang pikiranku!" jawab Chely mulai pulih, Bafly masih memberi energi miliknya. "Sialan! Jadi roh aneh itu sudah kembali! Ini akan sulit, tapi aku gak peduli, aku dan istriku pasti bisa mengalahkan mereka," gumam Fictor percaya diri. "Hah, jadi begitu!" Ricko menatap Fictor dan tiba-tiba dia berada di tempat yang sama dengan Chely, yaitu tempat gelap dan sunyi. "Di mana ini? Apa ini yang dimaksud Chely barusan?" ucap Ricko. Monster mengerikan Fictor pun muncul dan ingin menangkap Ricko, tapi Ricko masih bisa kabur. Saat monster Fictor lain ada di belakangnya, dia terkejut dan akan mendapat pukulan musuh, namun tiba-tiba Ricko kembali ke dunia asli. Hal itu karena Unico menyadari bahwa Ricko terkena serangan pikiran musuh, sehingga Unico segera menyalurkan energi suci miliknya ke tubuh Ricko. Dengan kekuatan suci, maka para kesatria terhindar dari serangan pikiran Fictor yang berbahaya itu. "Hah, apa-apaan tadi itu. Sungguh mengerikan! Pantas saja Chely sampai berkeringat," ucap Ricko. "Makasih banyak, Unico, Bafly. Kalian datang tepat waktu," lanjut Ricko. Mendengar itu kedua roh suci tersenyum. "Baiklah, ayo kita akhiri segera penyihir jahat itu!" ajak Chely bersemangat. Seandainya roh suci tidak segera datang, Chely dan Ricko sangat terancam, mereka mungkin bisa pingsan atau bahkan tewas jika terus diserang pikirannya, sungguh berbahaya. Fictor terlihat kesal karena serangan kesukaannya bisa digagalkan dengan mudah, dia hampir tidak percaya dengan kenyataan itu. "Ini sungguh memuakkan. Kenapa roh menyebalkan itu harus datang. Mungkin aku harus membunuh mereka dulu, tapi gimana caranya?" batin Fictor sambil menatap tajam para roh suci. Di posisi Stev, dia memperhatikan Venny yang terlihat sangat marah. "Tunggu! Apa kamu marah padaku?" tanya Stev bercanda. "Kamu harus mati di tanganku, Stev!" jawab Venny tidak main-main. "Hey, apa kamu serius? Cewek cantik jangan kejam begitu donk! Masa kamu tega membunuh cowok tampan seperti aku ini." "Kurang ajar! Bicaramu manis sekali teryata, kemarahan ku sudah memuncak. Kamu gak bisa lagi mencegah aku! Dasar pembohong!" teriak Venny lalu mengeluarkan teknik berbahaya. Gas beracun berwarna pink menyembur ke arah Stev. "Tidak!! Maafkan aku!" teriak Stev sambil kabur menjauh, tidak lupa sambil menutup hidung. "Gak ada kata maaf untukmu! Jangan kabur!" Penyihir Venny melesat cepat hingga berada di depan Stev, dia bahkan langsung menyemburkan gas beracun lagi. "Ini gawat!" kaget Stev, tapi dia sudah terkena gas beracun, asap beracun warna pink itu menyebar hingga tubuh Stev tertelan di dalamnya. Namun segera kabur dari kepulan gas beracun tersebut. "Huh, cewek penyihir itu beneran ingin membunuhku ternyata, sial!" gumam Stev. "Uhh, ada apa ini?" lanjutnya terjadi sesuatu di tubuhnya, Stev merasa lemas dan tubuhnya mulai ambruk. "Hahaha!" Venny tertawa bahagia melihat kondisi Stev. "Gak mungkin. Seharusnya aku tidak menghirup gas beracun itu kan?" batin Stev menduga. "Asal kamu tau saja ya! Racun milikku tak perlu dihirup, cukup terkena kulit saja sudah cukup, hahaha!" kata Venny menjelaskan. "Sial! Aku gak percaya ini." Akhirnya Stev tergeletak tak berdaya, perlahan Venny mendekat padanya dengan bibir tersenyum sinis. Sebenarnya racun warna pink tersebut hanya untuk melemaskan lawan, bahkan membuat lawan lemas hingga tidak bisa bergerak, apalagi berdiri. Stev melihat kedatangan Venny, bahkan terlihat Venny menjilat bibirnya sendiri dengan nikmat, mungkin sangat bahagia karena sebentar lagi mendapat mangsa tubuh Stev. "Sialan, apa yang ingin dia lakukan padaku? Uhh!" gumam Stev mencoba bangkit, akan tetapi sangat kesulitan, bahkan meningkatkan kekuatan energi pun tidak berfungsi. Venny terus mendekat dan semakin dekat, saat berada di depan Stev, tepatnya di bawah kedua kaki Stev yang terlentang, Venny menatap tubuh tampan Stev yang lemas itu. "Pargi kau! Jangan sentuh aku! Dasar Wanita nakal!" teriak Stev, perkataan itu malah membuat Venny tertawa renyah. "Ahahaha, sungguh sayang sekali memang. Tubuhmu memang tampan, tapi maaf sekali. Aku sudah terlanjur kecewa dengan mu, jadi dengan terpaksa, aku harus membunuhmu di sini," balas Venny, lalu mengeluarkan 2 cakar di semua tangannya, cakar tajam layaknya baja seperti saat awal mereka bertarung itu. "Ini buruk! Aku gak bisa berbuat apa-apa, sial. Teman-teman, maafkan aku! Mungkin aku cukup sampai di sini," batin Stev pasrah dengan keadaan. "Tenang saja, aku akan membunuh mu perlahan-lahan. Mulai dari perutmu, Stev yang tampan! Ahahaha!" ucap Venny merasa bahagia, sepertinya dia sudah gila membunuh pelan-pelan, mungkin hobinya. Sungguh tidak baik, tapi pantas menjadi wanita jahat. Venny berjalan di samping Stev, saat tepat di dekat perut Stev, dia segera menusuk perut Stev tersebut dengan cakar di tangan kanan. "Hiaaa!" teriak Venny bersemangat. Melihat itu, Stev memilih untuk memejamkan kedua mata, dia pasrah dengan kematian, karena memang tidak bisa menghindar. Namun saat cakar milik Venny melesat ke arah perut Stev, tiba-tiba ... "Clenk!" Ada sebuah lingkaran suci melindungi dirinya, sehingga Stev terhindar dari serangan musuh. "Apa yang terjadi?" kaget Stev segera membuka mata. "Stev, jangan pasrah begitu donk. Bukankah masih ada aku yang siap melindungi kamu, hah?" ucap roh Draga akhirnya datang tepat waktu. "Draga!" kaget Stev, tampak Draga tersenyum. "Cihh, kurang ajar! Kenapa kau menghalangi kesenanganku? Dasar roh menyebalkan!" teriak Venny sangat kesal, dia mencakar-cakar lingkaran suci yang melindungi mereka itu berkali-kali, akan tetapi sia-siap. Lingkaran suci itu memang sangat kuat, jauh lebih kuat dari pada baja. Draga pun menyembuhkan Stev yang terkena racun pink tersebut, kemudian tubuh Stev terasa hangat dan perlahan mulai bisa digerakkan. "Draga, terima kasih, kamu menyelamatkan aku lagi," ucap Stev. "Oke, sama-sama. Aku yakin kamu masih ingat, ini adalah tugas kami untuk melindungi pemilik pedang legendaris," jawab Draga membuat Stev tersenyum. Venny merasa lelah hingga akhirnya menyerah untuk menghancurkan lingkaran suci tersebut, dia mundur jauh dan merencanakan sesuatu, mungkin menunggu lingkaran suci menghilang. Tapi Venny mencoba menyerang menggunakan tembakan energi gelap 3 kali, tapi hasilnya sama saja, lingkaran suci masih utuh dan bersih. "Sungguh keterlaluan, kenapa lingkaran emas itu gak bisa dihancurkan?" kesal penyihir Venny. Beberapa detik kemudian, lingkaran suci yang melindungi Stev menghilang, tapi kondisi Stev sudah pulih dengan sempurna, dia tersenyum manis kepada Venny. "Cihh, dasar senyum palsu! Tapi ...," umpat Venny. "Oh, sungguh tampan dan manis sekali senyumnya, bahkan suamiku kalah. Aaa, tidak, tidak, tidak. Aku gak boleh terpana lagi dengan dia, aku yakin dia hanya bercanda!" batin Venny. Kemudian dia bersiap melakukan serangan lagi. "Baiklah Draga, mari kita akhiri semua ini," ucap Stev. "Siap!" jawab Draga. Semua roh suci akan menyalurkan kekuatan suci lagi demi bisa mengalahkan para penyihir, seharunya penyihir suami istri itu bisa dikalahkan, namun belum tentu juga, karena kedua musuh belum mengeluarkan teknik rahasia mereka. "Sayangku, sebaiknya kita menyatukan kekuatan. Ini mungkin bahaya jika kita sendirian," teriak Fictor merasa khawatir. Mendengar itu, Venny setuju lalu melesat cepat hingga di samping suaminya. "Kita harus keluarkan kekutan terbesar kita. Aku sudah bosan dengan mereka, apa kamu setuju, Sayang?" tanya Fictor. Terlihat Venny menatap suami mudanya tersebut, lalu tersenyum. "Baiklah Sayang! Sepertinya memang cuma kamu yang ada di hatiku. Benar apa katamu, seharusnya aku gak perlu mencari pria lain, apalagi si pembohong Stev itu," ucap Venny di depan suaminya, kemudian Fictor menatap Venny. Sesaat kemudian, 2 penyihir suami istri tersebut malah berciuman mesra di depan Stev dan teman-teman, bahkan ciuman tanpa peduli ada orang lain yang melihat. Mungkin itu akhir pertarungan ini, entah menang atau kalah. Stev, Chely, dan Ricko terkejut melihat kelakuan mereka, sungguh tidak punya sopan santun dan tidak tahu malu. "Chely, jangan lihat!" ucap Ricko sambil menutupi kedua mata Chely, bahkan Ricko ada di belakang tubuh Chely, dia memberanikan diri melakukan itu, karena keadaan memang sedang tidak baik. "Ricko, apa-apaan sih!" balas Chely, tapi memang benar apa yang dikatakan Ricko, mungkin Chely masih tabu dalam hal begituan, jadi tidak baik. Sementara Stev, dia melebarkan kedua bola mata, bahkan menelan saliva karena baru kali ini melihat orang berciuman mesra, dia hanya terdiam di situ. Sedangkan bagi para roh suci, mereka tidak mengerti hal itu, tampak biasa saja, mungkin karena bukan manusia. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD