16. MURID LAIN

1371 Words
Akhirnya Stev menjadi kesatria meski belum begitu hebat, tapi dia sudah menguasai banyak teknik beladiri dan kekuatan fisik, itu semua berkat Kakek Hamzo yang baik hati mau mengajari Stev. *** Hari sudah pagi, ini adalah hari di waktu Stev akan berangkat mengambil salah 1 pedang legendaris, namun sebelum itu dia dan Kakek Hamzo sarapan dulu sekalian untuk menyiapkan bekal untuk perjalanan. Karena perjalanan membutuhkan waktu lebih dari 2 hari. Sekian menit berlalu, kini semua persiapan Stev sudah selesai. Saatnya berangkat menuju lokasi salah satu pedang legendaris, di situ ada Kakek Hamzo yang ingin melihat keberangkatan Stev, ada juga semua kambing dan monyet, baik jantan maupun betina, tampaknya para binatang itu sudah akrab dengan Stev. "Nek Stev, kamu harus memilih salah 1 pedang legendaris sesuai kata hatimu, aku akan bantu sedikit," ucap Kakek Hamzo saat Stev ingin berangkat. "Oh, iya. Saya belom menentukan lokasi mana yang harus aku pilih," jawab Stev. "Tolong tenangkan dirimu, aku akan melakukan sesuatu dengan tubuhmu," pinta Kakek Hamzo. "Siap Kek!" Kakek Hamzo mendekat, kemudian dia menempelkan telapak tangan kanannya ke punggung Stev. Terlihat energi warna jingga muncul dan meresap di punggung Stev. Sesaat kemudian, kedua mata Stev menyala agak terang, saat itu juga Stev mendapat penglihatan dan petunjuk lokasi mana yang sesuai dengan dirinya. "Baiklah, aku rasa sudah cukup," ucap Kakek Hamzo. "Kek, saya udah menemukan lokasi pedang yang menjadi pilihanku," kata Stev dengan yakin. "Oh, benarkah? Di mana itu?" "Di dasar laut gunung berapi. Ya, aku akan mencoba mengambil pedang legendaris yang ada di sana." "Apa kamu yakin, Stev?" tanya Kakek Hamzo agar semakin percaya. "Ya, aku yakin sekali Kek." "Baiklah, semoga berhasil." Mendengar itu, Stev semakin yakin begitu juga Kakek Hamzo yang berharap muridnya tersebut berhasil mendapatkan salah 1 pedang suci legendaris. Kakek Hamzo berpesan jika nanti sudah mendapatkan pedang legendaris, dia menyuruh untuk segera menuju lokasi turnamen di labirin Doom Hole, akan tetapi setelah berhasil memenangkan turnamen, jangan lupa mampir dulu ke sini, karena Kakek Hamzo penasaran dengan bola kristal dan pedang legendaris tersebut, apakah nyata atau tidak. Stev menyanggupi itu dan berjanji akan ke sini lagi, Kakek Hamzo tersenyum mendengar itu, Stev merupakan murid pertamanya, dia mulai menyayangi Stev. Tidak lama kemudian, Stev harus berangkat ke lokasi. Kakek Hamzo memeluk Stev untuk salam perpisahan. "Stev, jaga dirimu baik-baik. Kakek yakin kamu akan berhasil mencapai tujuanmu untuk menyelamatkan penduduk desa," ucap Kakek Hamzo. "Baiklah Kek, terima kasih banyak atas semua kebaikan hati Kakek. Saya harap semua akan baik-baik saja," balas Stev. Para binatang tampak terharu melihat Stev berpelukan dengan Kakek Hamzo, seolah-olah mereka adalah kakek dan cucu. Bahkan ada juga beberapa monyet yang saling berpelukan untuk meniru, sungguh lucu. Mereka melepas pelukan, selanjutnya Stev berangkat menuju lokasi persembunyian pedang legendaris. "Saya berangkat dulu Kek, saya akan merindukan Kakek dan semuanya!" ucap Stev sambil berjalan mundur, dia juga melambaikan tangan. "Oke, hati-hati di jalan, Stev!" balas Kakek Hamzo tersenyum. Para binatang pun bersorak gembira sesuai suara masing-masing, itu semua untuk menyemangati Stev. "Mbeekkk!" "Kik kyek kik!" Kakek Hamzo dan para binatang terus memperhatikan keberangkatan Stev, berharap Stev berhasil dan kembali dengan selamat. Akhirnya Stev sudah tidak terlihat lagi, kemudian Kakek Hamzo meninggalkan tempat keberangkatan ini untuk melakukan aktivitas seperti biasa, mencari bahan makanan, bersenang-senang bersama para binatang, menanam tanaman sayur atau aktivitas lainnya agar tidak jenuh. Di perjalanan, Stev terlihat sangat bersemangat, wajahnya juga tersenyum bahagia. "Kesatria hebat yang ternyata bernama Kakek Hamzo itu sangat baik hati, aku sangat beruntung bisa bertemu dengan beliau. Makasih banyak Kek, jasamu gak akan pernah aku lupakan," gumam Stev mengagumi Kakek Hamzo. Sekian menit kemudian, perjalanan mulai sulit karena sudah memasuki hutan belantara, ada banyak semak belukar dan tanaman berduri yang harus disingkirkan, Stev menggunakan pedang seperti sebelumnya. Pedang yang dipinjam dari Kakek Chimon sepertinya pedang biasa, bukan pedang legendaris, karena tidak mempunyai sedikit pun hal ajaib, akan tetapi pedang itu sangat tajam dan tentunya kuat serta awet, mungkin bisa bertahan hingga puluhan tahun. Stev harus berjuang keras lagi demi mencari pedang suci legendaris, semoga pedang yang dituju Stev cocok sehingga pedang legendaris itu bisa dimiliki Stev. Dengan begitu, Stev akan menjadi kesatria yang lebih hebat. Di tempat lain, seorang gadis cantik sedang bersusah payah melewati rintangan menuju kediaman Kakek Hamzo, sepertinya dia adalah kesatria lain yang ingin mencari ilmu pada Kakek Hamzo juga, gadis itu tidak membawa senjata apa pun, hanya pisau untuk mencincang daging saat ingin makan, tampaknya gadis yang hebat. Gadis itu saat ini baru saja melewati sekumpulan buaya di sungai, dia terlihat sangat mudah dalam melewatinya, yaitu dengan berlari dia atas punggung para buaya, sungguh hebat. Kini gadis itu melewati rintangan bambu ayun yang siap memukulnya, akan tetapi semua berhasil dihindari dengan mudah. Mungkinkah dia adalah kesatria yang sudah terlatih sejak dulu? Bisa saja memang begitu. Gadis itu melihat ada lubang bekas Stev terjatuh, melihat itu dia sudah tahu bahwa ada banyak jebakan lubang di depannya, dia beruntung karena Stev lewat terlebih dahulu. "Hmm, sepertinya ada orang lain yang sudah melewati rintangan ini. Hebat," gumam gadis itu. Selanjutnya, dia mencari cara agar aman dari lubang jebakan, dia lewat di bawah pepohonan dan lompat saat pohon lain agak jauh, dia cukup pintar dalam mengatasi jebakan lubang, karena pasti sulit membuat lubang di bawah pohon, tentunya ada akar yang menghalangi. Setelah berhasil melewati jebakan lubang, kini menghadapi lontaran bola tanah liat, dia berlari sambil fokus memandang ke depan. Ternyata gadis itu sangat lincah, dia berhasil menghindari semua bola tanah liat dengan sempurna, sungguh hebat. Dia pasti sudah berlatih banyak tentang beladiri di seumur hidupnya. Saat ini gadis itu sudah sampai di lokasi para kambing dan monyet jantan, dia langsung mengetahui bahwa ada banyak monyet di atas pohon, sungguh mata yang jeli dan teliti. Ternyata sungguh tidak terduga, kedua mata gadis itu juga berbeda, sebelah kanan warna silver sementara sebelah kiri tampak hitam pekat, akan tetapi kedua matanya tersebut normal dan bisa melihat dengan jernih. Saat gadis itu maju untuk melawan para kambing jantan, ada sebuah tepuk tangan terdengar, ternyata dia adalah Kakek Hamzo yang kebetulan ada di sekitar tempat itu, dia merasa kagum dengan gadis cantik yang baru saja datang. "Hebat, hebat! Aku sungguh tidak menyangka ada gadis cantik bisa sampai ke sini," ucap Kakek Hamzo, dia menghentikan para kambing dan monyet agar tidak menyerang gadis tersebut. "Maaf, apakah Kakek adalah kesatria hebat itu?" tanya gadis itu. "Hahaha, sebenarnya aku gak sehebat yang terdengar. Terima kasih atas pujiannya." "Kakek, saya bukanlah orang jahat. Saya ke sini untuk mencari ilmu dari Kakek, mohon bantuannya," pinta gadis itu sambil menunduk ke tanah sebagai tanda hormat dan ingin meminta bantuan. Melihat itu Kakek Hamzo tersenyum, kemudian mendekati gadis itu. "Baiklah, aku tau kamu memang gadis baik-baik. Berdirilah!" "Kakek," ucap gadis itu terharu, dia memiliki harapan besar pada Kakek Hamzo, sepertinya gadis itu sangat membutuhkan bantuan dari Kakek Hamzo, mungkin dia juga mendapat masalah di desanya. Kakek Hamzo terkejut melihat kedua mata gadis itu juga berbeda warna mirip seperti Stev, dia yakin bahwa gadis itu adalah orang pilihan yang sangat penting seperti Stev. Setelah itu, Kakek Hamzo dan gadis itu berkenalan sekalian mengobrol, karena Kakek Hamzo ingin tahu maksud dan tujuan ke sini semuanya. Ternyata gadis itu bernama Chely Veronia, dia berasal dari desa Dark-Moon yang terkenal sebagai desa yang kejam dan mengerikan. Menurut rumor, hampir setiap malam ada kejadian buruk, seperti pembunuhan, perampokan, kekerasan atau pelecehan seksual. Kepala desa sudah memberi perlindungan warga dengan mengatur penjagaan malam, namun masih saja sering ada kejadian buruk, hal itu karena ada warga yang bahkan ikut berjaga malah melakukan tindakan buruk, entah kenapa bisa begitu. Mereka mengobrol santai di tempat duduk yang terbuat dari kayu. "Apa kamu juga ingin mengikuti turnamen berhadiah fantastis itu?" tanya Kakek Hamzo. "Benar sekali Kek, kenapa Kakek bisa tau?" jawab Chely kaget dan balik bertanya. Kemudian Kakek Hamzo menceritakan bahwa ada pemuda yang datang ke sini ingin mengikuti turnamen juga, baru tadi pagi dia berangkat menuju turnamen setelah berlatih di sini. Kakek Hamzo belum ingin memberi tahu mengenai pedang legendaris, mungkin nanti jika sudah waktunya. Chely terkejut mendengar itu, dia sempat berpikir bahwa dia pasti akan bertemu dengan pemuda itu, bahkan menjadi lawan. Namun Kakek Hamzo tidak ingin memberi tahu siapa pemuda itu, yang sebenarnya adalah Stev, karena mereka sama-sama akan menghadiri turnamen. Tapi Kakek Hamzo berharap agar mereka menjadi teman suatu saat nanti, terutama setelah turnamen selesai nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD