Bab 23

2493 Words

Di saat aku berusaha untuk tidur dan tidak menunggu Reyhan, pikiranku justru tidak berhenti memunculkan dugaan yang menggelisahkan. Kulirik jam beker digital di nakas, sebentar lagi tengah malam dan Reyhan belum ada tanda-tanda keberadaannya. Aku beranjak dari tempat tidur lalu keluar kamar, gelap, hanya cahaya dari luar balkon yang menerangi ruang tengah sekaligus ruang tamu ini. Aku berjalan dengan perasaan cemas, lalu aku mendengar suara cairan yang di tuang ke suatu wadah dari arah bar. Saat aku melangkah ke arah bar untuk memeriksa apakah ada orang di tempat itu, Reyhan duduk di depan meja bar dengan sebotol borboun yang isinya tinggal setengah, dan sebuah gelas seloki yang berisi minuman laknat itu. Aku menatapnya dengan perasaan bersalah, bau alkohol begitu tercium dari arahnya mem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD