Catwalk.

1503 Words
Tiap detik waktu yang berlalu semakin menyenangkan. Aku menikmati persaingan antara Brandon dan Ford demi prestisi mereka masing-masing. Tidak ada tanda-tanda kata menyerah maupun mengalah di antara mereka. Brandon masih setia menyerang Ford dengan kata-kata tajam, yang juga dibalas Ford dengan kata-kata yang tidak kalah tajam. 'Apakah mereka rival abadi? ' hatiku bertanya. Kini aku tau mengapa mbak Betty memilih Brandon Cowel untuk membantuku memporak-porandakan rencana Cindy dan Ford. Selain cerdas, Brandon memang memiliki wajah yang membuat wanita menoleh dua kali untuk melihatnya. Dia sempurna secara fisik, jenius juga memiliki kekayaan yang tak bisa aku bayangkan. Benar-benar lawan yang tepat bagi Ford. Aku bahkan tidak bisa membayangkan keributan apa yang ia dan Ford timbulkan saat berjalan. Pasti jeritan histeris para wanita akan sangat berisik. "Jadi Ford, ijinin aku ngajak Swana berdansa, okey? " Brandon mulai melakukan serangan manisnya, lagi. "Swana sedang hamil. Nggak baik berdiri lama-lama, " jawab Ford. Juga dengan sikap tak bersahabat. "Kau curang. Masak mau monopoli Swana sendirian. " Tangan kanan Ford menggenggam tanganku, sedangkan tangan kirinya ia letakkan di punggung bawahku. Cara berjalan yang intim dan hormat. 'Dia melarikan diri dari Brandon. ' Mungkin harga diri Ford tidak mengijinkan aku berbincang dengan pria lain. Apa lagi yang memiliki kelebihan yang hampir sama dengannya. Jadi Ford memutuskan mengamankanku ke arah kursi yang di mejanya sudah tertulis nama kami. Jika memang itu benar adanya maka Ford salah besar. Brandon masih setia mengekori kami. Dia juga duduk di kursi Ford. Dan mulailah adu kata-kata mereka berdua. Meski kejam tapi hati ku berdebar dengan antusias melihat kedua orang ini adu kepintaran dengan mulutnya. "Apa kamu nggak salah kursi? Soalnya meja ini cuma ada namaku, " sindir Ford pada Brandon. Sayangnya itu tidak mempan pada Brandon. Dia masih bersikap santai dalam menanggapi Ford yang agresif. "Hei, aku sedang menyambut tamuku, sekaligus teman lamaku. Kok kamu sensi amat. Apalagi kamu sudah membawa gadis manis ini. Aku tidak bisa berhenti bayangin dia berada di panggung sana. " "Kebaikanmu nggak dibutuhin. " Ekspresi kesal Ford sangat berbeda dengan ekspresi nakal Brandon. Mereka memang memiliki kelebihan yang setara, hanya saja sikap mereka seperti langit dan bumi. "Diamlah Ford, aku nggak ngomong sama kamu. Bosan tau. Aku maunya ngomong sama Swana. " "Kau jangan seenaknya. Dia istriku. " "Masa bodoh. " Ford mendelik kesal. Tapi tetap saja Brandon mengalihkan perhatiannya seratus persen padaku tanpa memperdulikan Ford. Itu membuat Ford memerah dengan kedutan urat di pelipisnya. "Ceritakan bagaimana kamu begitu sial bisa nikah sama Ford. " Ya Tuhan, dia terlalu blak-blakan. Aku bahkan menutup mulut karena terkejut dengan pertanyaannya itu. "Brandon, aku peringatkan dirimu. " "Apa masalahmu Ford? Aku hanya mau Swana cerita pertemuan dan romansa kalian. Apa itu salah? " Ford terbungkam. Seharusnya pasangan suami istri lainnya memang memiliki kisah percintaan yang indah sebelum menikah. Terutama pria Amerika. Mereka bahkan seperti ketakutan untuk menikah dan akan menikah jika dirasa seratus persen yakin. Lalu Ford? Semoga saja ada rasa bersalah pada dirinya. "Aku ke toilet dulu. " Aku dan Brandon mengikuti langkah Ford sampai dia menghilang dari balik tembok menuju toilet pria. Dia pasti tidak nyaman mendengarkan kebohongan yang mungkin saja aku katakan. Karena menurut Ford, aku tidak mungkin mengatakan jika Ford menikahiku untuk bertanggung jawab atas pemerkosaannya. "Apa mbak Betty nggak cerita semua yang terjadi sama aku?" tanya ku pada Brandon. Brandon menghela nafas panjang. "Jalang itu melakukan hal yang mengerikan dan si bodoh itu justru menurutinya. " "Ford jatuh cinta, pantas saja dia buta dan nggak perduli orang lain. " "Tapi nggak gitu caranya. Swana, kamu harus kuat okey. " Selang sepuluh menit Ford masih belum kembali. Dan aku yakin jika dia sedang bertemu dengan Cindy. Tak lama kemudian seorang pelayan membisikkan sesuatu pada Brandon. Matanya bergetar saat pelayan itu selesai mengatakan sesuatu padanya. "Okey. " "Swana, ikut aku. Jangan biarkan mereka menang malam ini. " Aku tidak mengerti apa yang Brandon ucapkan. Tapi karena dia adalah teman mbak Betty, aku tidak berpikir dua kali untuk mengangguk. Normal Pov. Brandon ingin mengumpat saat pelayan tadi mengatakan informasi tentang Ford dan Cindy. "Jalang itu nyuruh Ford ngirim sopir menjemput Swana biar dia bisa nemani Ford di acara pameranku? Huh, jangan bermimpi, " gerutu Brandon. Dia menggandeng tangan Swana ke ruang ganti dan menyuruh penata rias menata Swana untuk ikut pertunjukan. Ini akan membuat Cindy gila karena cemburu. Bagaimanapun Cindy sangat ingin terlibat dengan pameran perhiasan bergensi ini. Tapi dia gagal. Dan Brandon bersyukur dia gagal. "Marry, tolong tunjukkan keajaiban tangan cantikmu, Sayang. " "Wow, kecantikan Asia? " "Yah, dia hamil. Bukankan sangat cocok dengan perhiasan kita yang satu itu. " "Sempurna. " "Brandon, kamu nyuruh aku jalan di catwalk? Kamu bercanda kan? " "Nggak, tenang aja. Serahkan padaku." "Tapi Brandon---" "Dengar Ford mau ngirim supir buat jemput kamu. Cindy yang nyuruh. Kalau kamu ikut sopir maka mereka bakal menang. Tapi kalau kamu naik ke panggung itu, Cindy akan menggila karena cemburu. " "Ternyata begitu. Ya udah. Minta bantuannya ya? " "Hohoho jangan khawatir. Aku suka melakukan hal yang bikin Ford marah. 'Ternyata ada hubungan seperti itu, ' batin Swana. . . . Di toilet. Ford merasa tidak berdaya menanggapi paksaan Cindy. Dia menatap Ford sengit dan tak mau mengalah. "Apa kau sudah jatuh cinta sama gadis udik itu Ford? Kamu mengabaikanku buat Swana, aku benar-benar nggak habis pikir. " "Omong kosong. Aku tadi hadapin Brandon. Kamu tau benar kalau dia sainganku dari dulu. " "Ya udah, kalau gitu suruh sopir jemput Swana. Mataku sakit lihat dia kayak nyonya bos. Padahal itu cuma sementara. " "..." Melihat Ford diam, Cindy semakin kesal. ''Ford, kamu denger aku nggak?! Suruh sopir jemput Swana. Tempat ini nggak cocok buat gadis udik, seharusnya aku yang duduk di meja kehormatan itu. Ford mendesah panjang. "Ya udah. " Ford pun menyuruh Ruben datang untuk membawa Swana keluar dari gedung. Mereka berdua menunggu beberapa menit. Kemudian masuk ke aula pameran setelah tidak menemukan keberadaan Swana. Ford dan Cindy mengira jika Swana sudah kembali bersama Ruben. "Ah, senangnya berada di tempat yang seharusnya punyaku." "Tinggal tiga bulan lagi kamu bercerai sama Swana dan kita bisa nikah. " "Dan gadis udik itu bisa aku tendang keberadaannya. Dia kumuh, bikin sakit mata aja. " Sedari tadi Cindy mengoceh tidak jelas. Sedangkan Ford terdiam karena merasa ada sesuatu yang salah pada dirinya. Dia merasa hampa dan kosong. Dia juga merasakan rasa tidak nyaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. 'Mengapa aku lebih nyaman jika Swana yang duduk di situ. ' Ford memandang kursi yang di duduki Cindy. Tiba-tiba bayangan Swana tersenyum lembut dengan balutan kebaya modern membayang di matanya. "E... " Dan sedetik kemudian bayangan Swana menghilang di gantikan gadis yang tersenyum angkuh di kursi itu. Perasaan Ford terasa anjlok saat itu juga. Ford tiba-tiba bangkit dan hendak pamit pada Cindy. "Cindy, aku akan---" "Berhenti membuat ulah dan duduk Ford. Jangan buat aku malu di depan banyak tamu. " Cindy melemparkan pandangan penuh ancaman padanya. Dia sangat jengkel akan sikap labil Ford. "Cindy... " "Apa kamu sudah nggak cinta sama aku lagi Ford? " Ford tercengang dengan pertanyaan Cindy. Satu hal yang belum pernah terpikirkan oleh Ford adalah tidak mencintai Cindy. Bagaimana mungkin dia tidak mencintai gadis yang memiliki fisik mirip dengan ibunya. Dia bahkan memuja Cindy. "Itu konyol. Kamu tau benar kalau aku cinta banget sama kamu. " "Kalau begitu diam dan duduk. Atau kamu akan menyesal Ford. '' Ford akhirnya menurut. Kehilangan Cindy yang memiliki fisik hampir mirip dengan ibunya adalah hal terakhir yang ia inginkan. Jadi Ford akan mati-matian mempertahankan Cindy apa pun caranya. "Anak baik. " Cindy tersenyum penuh kemenangan. Dia memang tau jika Ford sangat mencintai dirinya. Jadi cemburu dan marah karena gadis udik seperti Swana adalah hal memalukan yang ia pikirkan. 'Huh sangat konyol. Tapi aku akan hati-hati mulai sekarang. Gadis itu kelihatan sudah mau melawanku. Hahaha, aku jadi nggak sabar liat dia diceraikan Ford habis melahirkan. ' Pemikiran kejam satu demi satu terlintas di otak Cindy. Dia merasa tidak terima karena tadi diabaikan oleh dua pria panas karena Swana. Ini penghinaan baginya. Dan Cindy bersumpah akan membalas penghinaan tadi pada Swana dengan cara yang lebih kejam. Lampu mulai meredup dan musik diperdengarkan untuk membuka pameran. Presenter mulai maju dan membuka acara. Cindy menyeringai lebar. Dia bersiap memilih perhiasan istimewa hari ini. Dan tentu saja Ford harus menurutinya. Suasana hati Cindy jelas bertolak belakang dengan Ford. Dia kini semakin kebingungan oleh perasaan tidak nyaman pada Cindy. Belum pernah ia merasakan perasaan ini. 'Apa yang terjadi padaku? ' Ford akhirnya minum wine untuk meredam kecemasannya. Lalu memusatkan perhatiannya pada model yang mulai berjalan melenggak-lenggok untuk menunjukkan perhiasan karya Stev***. "Lihat Ford, itu bagus. Aku harus memilikinya. " "Oh tidak, itu lebih baik. " Cindy sibuk dengan perhiasan yang hendak ia minta. Sampai akhirnya, sosok yang sangat ia benci mendadak muncul di panggung. "Apa!? Ini tidak mungkin. " Ford yang terkejut juga turut berdiri. Dia seakan tidak percaya jika Swana melangkah di atas catwalk yang biasa dilakukan model papan atas. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD