Seperti biasa, Cindy berada di club malam bersama dengan sekumpulan model yang lain. Memberi dirinya kepuasan adalah prioritas utama yang tidak pernah terlupakan. Pilihannya memang tidak lepas dari club malam. Apalagi saat ini dia sedang ingin memamerkan cincin emerald legendaris yang membuat media heboh. Jadi, dia mengajak rekan-rekannya. Menyombongkan diri memang bakatnya sejak lahir.
Hanya saja, dia menangkap energi negatif sedang mengarah pada dirinya. Alis di keningnya saat ini membentuk kerutan akan sikap teman-teman seprofesinya yang sibuk melihat ponsel. Setelah itu mereka mendengus saat menatapnya. Sungguh tindakan yang mengganggu. Bagaimana tidak, mereka tersenyum sinis pada Cindy seolah sedang meremehkan dirinya.
"Ada apa dengan kalian? Asal kalian tau, itu kasar," kata Cindy. Tangannya ia lipat ke depan d**a, dan kakinya menyilang hingga memperlihatkan kakinya yang jenjang. Raut kesal jelas tidak bisa ia sembunyikan.
"Well ternyata kamu suka benda rusak, Cindy..." ucap Jenifer. Dia model bersurai pirang sepinggang. Matanya yang abu-abu nampak cocok dengan bentuk wajahnya yang tirus. Jenifer adalah model yang tidak menyukai Cindy karena merasa Cindy cukup arogan. Padahal Cindy termasuk orang baru di dunia model Amerika, tapi gayanya seperti model sekelas model papan atas dunia.
"What the f*ck. Beraninya kamu ngomong gitu ke aku, Jenifer. Asal kau tau, aku nggak suka barang imitasi apalagi barang rusak!" Cindy berkata dengan emosi. Sungguh ini penghinaan yang hakiki baginya.
Jenifer memutar matanya malas lalu menyeringai. "Tapi Brandon bilang jika itu karya gagal. Dia bahkan mengkomfirmasi di akun pribadinya, " balas Jenifer.
"Apa?! " tanya Cindy emosi. "Maksudmu cincin ini? Ow, bilang aja kamu iri, Jenifer. Memang sich, kamu nggak mungkin bisa beli emerald yang aku pakai ini. "
"Iri? Itu tidak mungkin. Girls, kasih tau dia. "
"Huh, berhenti bermimpi Cindy. "
Emme turut membantu Jenifer untuk menyudutkan Cindy. Dia juga tidak menyukai wanita kasar dan seenaknya sendiri seperti Cindy. Jadi, siapa yang mau melewatkan kesempatan menjatuhkan harga diri gadis sombong itu.
"Nih, lihat sendiri. Ini yang Brandon katakan. "
Cindy mau tidak melihat ponsel Emme, dan sesuai dugaan--Cindy terdiam. Dia melotot dan tidak mampu berkata-kata karena rasa malu. Di sana, Brandon mengkonformasi tentang cincin yang ia kenakan.
*Cincin itu sebenarnya masih belum sempurna dan hanya kami jadikan sampel, aku berniat menyempurnakannya setelah nyonya Broxe memilihnya. Karena diperlukan waktu yang lama, aku menyarankan pada nyonya Broxe untuk mengganti cincin pernikahan itu dengan yang sudah sempurna. Aku juga menyarankan sebuah cincin yang aku ciptakan dengan memperhatikan sedetail mungkin untuk menghasilkan cincin berlian yang sekarang di kenakan oleh nyonya Ford. Jadi, untuk cincin yang sebelumnya, aku bahkan mengira jika nyonya Broxe menyumbangkannya. *
'Ini tidak mungkin. Oh sialan, ini pasti ulah gadis udik itu lagi! '
Jenifer, Emma dan rekan Cindy yang lain menikmati wajah Cindy yang seolah habis ditampar. Gadis itu nampak bingung dan tidak berdaya.
"Well, itu ternyata cincin gagal. Ho ho ho. Aku nggak nyangka kamu mau memakai cincin sumbangan."
"Sikapmu sok banget, kayak ada secret admirer dari bos besar, eh ternyata disumbang nyonya Broxe. Kalau aku jadi kamu, pasti aku akan mati karena malu. "
"Hei jangan terlalu kejam girls. Bermimpi boleh sajakan? "
"Tapi mimpinya itu bisa ganggu rumah tangga orang. Apa mungkin itu emang niatnya. "
"Ih, padahal yang aku dengar orang timur itu punya aturan, mereka menganggap sakral pernikahan. "
"Bisa jadi Cindy nggak termasuk. "
Patner kerja Cindy melontarkan hinaan satu demi satu. Mereka benar-benar menginjak harga dirinya tanpa ampun tanpa memperdulikan perasaan kekasih Ford ini. Jarang sekali Cindy yang sok sempurna bisa berada di posisi ini. Sungguh sangat menyenangkan menindas orang sombong seperti Cindy.
Sedangkan Cindy hanya mengepalkan tangannya menahan emosi. Meski demikian dadanya sudah naik turun tak beraturan.
"Eh lihat, ini cincin yang nyonya Broxe pakai. " Emma kembali menunjukkan ponselnya pada rekannya yang lain.
"Wow, ini cantik sekali. Sangat berbeda dengan yang sumbangan ha ha ha... " Jenifer benar-benar senang membuat Cindy menjadi lelucon.
Dia juga menunjukkan gambar jari Swana yang memakai cincin berbentuk hati dari emerald. Otomatis gambar itu menghapus dugaan media dan membuat netizen berbalik mengganggap Cindy berhalusinasi.
"Dia juga sangat cantik. Mereka pasangan serasi. "
Cindy sudah tidak bisa bertahan dari serangan teman-temannya. Dia mengambil tas dan meninggalkan club ke arah parkiran. Amarahnya sudah tidak tertahankan dan merasa ditipu oleh Ford.
Dia pun mengeluarkan ponsel dan menghubungi Ford.
"Ford! Aku mau kamu datang sekarang ke apartemenku! " perintah Cindy.
Terdengar helaan nafas dari Ford di sebrang sana. "Tapi ini sudah malam, besok saja okey? "
"Nggak. Aku mau sekarang! "
"Cindy, tolong... Kita tidak perlu ribut di telepon. Kamu taukan jika ini sudah larut malam. "
Tut.
Cindy mematikan teleponnya lalu naik mobil menuju apartemen. Dia tidak terima dipermainkan Ford seperti ini. Baru kali ini dirinya dipermalukan teman-temannya, dan ini gara-gara Ford dan Swana.
.
.
.
Swana kembali diam-diam menguping pembicaraan Ford. Tanpa ia sadari, dirinya sekarang memiliki kebiasaan suka mencuri dengar Ford yang tengah berbicara di telepon. Itu membuatnya tau langkah apa yang harus ia lakukan untuk membalas Cindy.
'Apa aku harus menghalangi mereka bertemu ya? ' pikir Swana. Dia tau jika Ford tidak menemui Cindy maka kemarahan gadis itu akan berkali-kali lipat, dan pertengkaran mereka bisa sangat buruk.
'Sepertinya itu ide bagus. Tapi Ford akan kesulitan dan bisa saja terluka. Cindy juga bisa minta hal yang lebih parah lagi pada Ford. '
Swana takut jika Cindy terlalu kalap sehingga meminta Ford meninggalkannya. Akhirnya Swana memutuskan untuk tidak menghalangi pertemuan Ford dengan Cindy. Rasa cintanya sudah mengalahkan ambisi Swana untuk mendapatkan cinta Ford dengan berbagai cara.
Perlahan Swana kembali ke kamar. Dia memutuskan untuk berpura-pura tidur agar tidak menyaksikan Ford pamit dan mengarang kebohongan. Dia tidak ingin lagi mendengar kebohongan demi kebohongan dari suaminya itu.
Sementara itu, Ford kembali merasa jika sudah tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Dia kacau dalam arti yang sebenarnya. Sepertinya Ford masih ingat jika dirinya dulu bisa dikategorikan bad boy karena tidak lepas dari minuman, balap mobil dan pesta di club bersama Cindy. Dia menikmati saat-saat itu sehingga menganggap Cindy adalah gairah kehidupannya. Dia merasa bebas, hidup dan lepas. Tentu saja tak terkontrol dan liar.
Akan tetapi, kehadiran Swana adalah berita buruk bagi kebiasaannya yang dulu. Gadis itu menarik dirinya dari kehidupan liar yang penuh kesenangan ke arah kehidupan dinamis yang penuh kasih sayang murni. Swana secara tidak langsung mengubahnya menjadi sosok baru yang berdebar karena menantikan hadirnya seorang anak. Hal itu jauh lebih menyenangkan dari pada memenangkan taruhan balapan liar atau memenangkan tender. Dia seperti menemukan kehidupan baru sekaligus tujuan hidup. Hanya saja Ford sekarang tidak yakin memilih siapa untuk menghabiskan waktunya dan menua bersama.
Ford tersentak dengan pemikirannya. 'Bagaimana bisa aku ragu dengan pilihanku. Jelas Swana hanyalah istri sementara dan Cindy adalah masa depannya. '
Ford mengacak-acak rambutnya karena jengkel. Dia merasa bodoh karena dipenuhi emosi sesaat. Akan tetapi dia tidak bisa menepis jika di sudut hatinya, Ford merasa nyaman dengan Swana.
Tbc.