chapter : 1

848 Words
Pintu lift terbuka. Seiringan dengan itu membawa sosok tegap dan tangguh keluar bersama satu wakil CEO dan juga dua sekretaris yang sangat cantik. Dia adalah CEO baru G-Building Company. Seketika ruangan yang senyap itu berubah menjadi tempat upacara dadakan. Seluruh pegawai departemen itu berdiri didepan kubikel masing-masing. Pria itu melepaskan kacamatanya, lalu dipandanginya seluruh pegawai itu sekilas. Pandangan yang mampu mengintimidasi siapapun. "Saya rasa kalian sudah mendengar beritanya. Jadi saya tidak akan membuang waktu lagi. Saya akan sampaikan tiga hal penting yang harus kalian ingat baik-baik." Dia menarik nafas sebentar. "Pertama. Jika ada yang tidak datang ke kantor tanpa alasan yang jelas, akan dipecat." Seketika terdengar suara nafas yang ditahan. "Kedua, jika ada yang meninggalkan pekerjaan kantor sebelum jam pulang tanpa ada alasan yang jelas akan dipecat. Dan yang ketiga, ini harus kalian ingat baik-baik. Bagi yang menjalin hubungan spesial di kantor, maka–" pria itu diam sebentar. "Tidak perlu lagi bekerja disini,” ucapnya. Suasana langsung rusuh karena suara bisik-bisik. Tapi langsung diam mendengar deheman pria itu. "Kecuali kalau sudah menikah." Hening sehening-heningnya. Bahkan suara anginpun tak terdengar. "Baiklah kalau kalian sudah mengerti. Untuk selanjutnya, saya ingin setiap kepala bidang memberikan saya laporan kehadiran pegawai hari ini, dalam sepuluh menit. Bagi yang tidak hadir tidak perlu datang lagi besok," Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan departemen itu.  Terdengar helaan nafas. Namun langsung berubah gaduh dalam sepuluh detik. Sibuk mengisi absen. ... Wanita itu tampak tergesa-gesa masuk kedalam lift. Meski terburu-buru dia masih sempat melirik jam tangannya. "Mati aku. Sudah jam 9.20," bisiknya lirih. Begitu lift terbuka dia langsung berlari menuju kubikelnya. "Untung kamu datang. Kenapa terlambat, Ris?" Tanya Hana. Risa menggeleng. Ia mengatur nafasnya dengan susah payah. Tapi sebelum dia menjawab, Hana lebih dulu memotong. "Absen dulu ke tempat Pak Arya. Cepat. Nanti aku jelaskan." Risa mengangguk dan bergegas mencari pak Arya di kubikel Teja. "Thanks," ia menerima uluran tisu Hana. "Kenapa terlambat?" Risa menarik nafas dan mengusap dadanya. Nafasnya juga mulai normal dan tidak saling mengejar lagi seperti tadi. "Kayhan sedang sakit. Dia rewel dan baru bisa ditinggal ketika sudah tidur." Jelasnya. Hana mengangguk mengerti dan ikut prihatin. "Oh ya, nyaris saja. Tadi CEO baru datang." "Hari ini?" Hana mengangguk. "Satu kata buat dia. INSANE!" "Insane?" Hana mengangguk lagi. Kemudian menceritakan kepada Risa apa saja yang tadi sudah disampaikan CEO baru mereka. Hal yang tak lain adalah peraturan itu. Sebenarnya biasa, tapi terdengar menakutkan saat pria itu yang menyampaikannya. "Nggak banget kan? Masa iya hubungan spesial dilarang? Bagaimana kita akan berkembang? Lalu membuat kesalahan sedikit saja dipecat. Ini dipecat dan itu dipecat. Untung saja dia tampan." Hana nyengir. "Benarkah?" Hana mengangguk. "Iya. Terlalu malah. Kalau diukur, 10 saja tidak cukup untuk dia." Risa geleng-geleng kepala. Ada-ada aja si Hana. "Lagipula wajah untuk apa Han? Kalau tidak bertanggung jawab," ucap Risa sambil mengerjakan pekerjaannya. "Memang sih. Tapi siapa tau saja dia bertanggung jawab. Dia kan dari keluarga baik-baik." Risa menoleh. "Memang kamu kenal dengan keluarganya?" Hana menggeleng, membuat Risa lagi-lagi geleng-geleng kepala. "Eh ya Ris. Jadi si Doni tidak akan bisa lagi mengganggu kamu. Baguslah, biar dia tau rasa," ucap Hana terkekeh. Risa tidak memberi respon. Ya agaknya dia diuntungkan dengan salah satu peraturan itu. Dia juga lelah berurusan dengan Doni. "Memang siapa nama CEO baru kita?" "Kamu tidak tau?" Tanya Hana. Risa menggeleng. "Namanya itu, Javier Cana Gomez." Risa termenung. Javier? Namanya tidak asing. Risa mengingat apa dia punya teman SMA atau SMP yang bernama Javier? "Yasudahlah. Lanjut bekerja, nanti berabe kalau dilihat bos." ... Risa melirik jam tangannya dengan gelisah. Sudah hampir jam enam dan dia masih disini. Pekerjaannya belum selesai sedangkan harus diserahkan hari ini. "Kamu tidak pulang Ris?" Risa menggeleng. "Belum selesai." "Hm, kalau begitu aku duluan ya," Hana menepuk pundak Risa. Wanita itu mengangguk. Kayhan pasti sudah menunggunya. Dengan cepat dia mengantar laporan ke Pak Arya. Setelah itu dia beres-beres untuk segera pulang. Jam sudah menunjuk diangka enam lewat lima belas. Dengan cepat Risa berlari menuju lift. Karena terburu-buru dia sampai tidak sengaja menabrak orang. "Ma-maaf saya tidak sengaja," ucapnya. "Kamu tidak pakai mata ya?" Risa mengangkat kepala dan agak terkejut melihat siapa yang ditabraknya. "Kamu?" pria itu tampak kaget. Risa langsung terdiam. "Kamu memang hobi menabrak orang ya?" Risa memelototkan matanya. Dia pernah bertemu pria ini di kafe dan tidak sengaja menumpahkan kopi ke kemeja si pria. Tapi dia tidak sengaja waktu itu, karena Kayhan tiba-tiba muntah. Dia sudah minta maaf. Lagipula dia tidak sengaja, bukannya hobi. Tidak ingin memperpanjang masalah, Risa memilih pergi dan berlari kepintu utama. Meninggalkan pria itu. "Maaf Pak Javier, anda baik-baik saja?" Javier mengangguk. "Itu tadi siapa?" Tanyanya menunjuk sosok yang hilang dibalik pintu kaca. "Oh itu Risa Pak. Salah satu pegawai telaten disini." Risa? Javier membatin. Ia membuang napas dan ikut berlalu. ... Dia baru keluar dari basement. Saat hendak melaju mobilnya ia terdiam melihat sosok didepan gedung kantornya. Apa yang dilakukannya disana? Cuaca dingin serasa mulai menusuk tulang. Wanita itu hanya memakai rok selutut dan kemeja pendek. Beruntung dia membawa cardigan untuk menutup badannya. Dia tampak menimbang. Apa harus menunggu atau memecah hujan? Akhirnya dengan pasrah wanitu itu berlari kedalam hujan dengan tas menutupi kepala. Javier memperhatikan gerakan wanita itu dalam diam. Melihat sosok itu berlari kedalam hujan hanya dengan memakai tas sebagai penutup kepala. "Dasar bodoh." Ia kemudian melaju mobilnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD