Memoriam II: When He Got The First Surgery

1105 Words
Setelah diagnosis mengerikan itu, kami tidak lantas tinggal diam. Kami dengarkan nasihat para dokter. Kami memutuskan untuk melakukan saran - saran mereka, melakukan apa yang menurut mereka terbaik untuk dilakukan saat ini, demi kesembuhan Mas Hasbi.       Ya, solusi mereka adalah dengan melakukan pembedahan untuk mengeluarkan penyakit yang bersarang dalam tubuh Mas Hasbi.       Kami tidak merahasiakan penyakit Mas Hasbi dari siapa pun. Termasuk dadi teman - teman satu kantornya. Kami di sini merantau. Orang tua kami -- orang tua Mas Hasbi, mertuaku -- tinggal jauh. Siapa lagi saudara - saudara kami di sini jika bukan teman - teman satu kantor Mas Hasbi, dan juga para tetangga kami.      Kami menganggap dengan berterus terang sejak awal, insya Allah kami akan mendapatkan sedikit kemudahan dibandingkan tidak memberi tahu mereka.       Syukur lah anggapan kami ini benar adanya. Karena mereka semua membantu Mas Hasbi untuk menjelaskan pada atasan tentang kondisinya. Di mana ia memerlukan waktu istirahat khusus untuk sementara waktu, untuk persiapan diri sebelum dan sesudah operasi nanti.       Berkat bantuan dari mereka, izin untuk Mas Hasbi sangat dipermudah. Syukur lah selama ini suamiku termasuk karyawan teladan juga yang jarang memiliki kesalahan. Sehingga atasan pun tidak memiliki alasan untuk mempersulit suamiku.       Kami justru mendapat begitu banyak dukungan moril dari orang - orang terdekat kami. Kami benar - benar bersyukur karenanya.       Mendekati waktu operasi, mertuaku akhirnya datang untuk menemani kami. Membuat kami semakin merasa tenang. Karena tidak menghadapi semua ini sendiri di tanah rantau.       ~~~~~ IMMDH - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~        Besok lusa adalah harinya. Hari yang ditentukan sebagai hari di mana operasi pertama Mas Hasbi dilakukan.       Biasanya Mas Hasbi lah yang menenangkanku. Sekarang -- saat ia bersembunyi di balik topeng baik - baik saja -- giliran aku yang menenangkannya. Mungkin aku tak seahli Mas Hasbi. Tapi aku yakin ia dapat merasakan ketulusanku.        Lagi - lagi suamiku hanya tersenyum. Ia menggunakan lengannya yang lain untuk memelukku. "Dara chubby - ku, ayo bobok, udah malem!"         Aku terkikik. Itu adalah panggilan lawasnya padaku. Dulu ia sering menyanyikan lagu almarhum Chrisye 'Dara Manisku' dengan mengubah lirik manis menjadi chubby sekadar untuk menggodaku.        Saat ini aku sungguh lega. Dengan Mas Hasbi memanggilku seperti itu lagi, aku merasa bahwa usahaku untuk menenangkannya telah tersampaikan dengan baik.        "Oke, Hasbi yang sekarang menjadi Hubby. Mari kita bobok!" jawabku.       ~~~~~ IMMDH - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~       Empat hari di rumah sakit, Mas Hasbi menjalani berbagai prosedur pra operasi, cek darah, riwayat penyakit, riwayat minum obat. Tak hanya itu, apa pun asupan yang masuk dalam tubuh Mas Hasbi sangat dijaga. Waktu istirahatnya juga amat diperhatikan. Karena itu penting dalam cepatnya proses pemulihan pasca operasi.       Dua belas jam sebelum operasi dilakukan, dokter mengharuskan Mas Hasbi untuk mulai puasa. Sebelum melakukan operasi, pasien memang diharuskan mengosongkan perut. Gunanya supaya anestesi dalam proses pembedahan dapat bekerja maksimal.         Hari H operasi, Ibu dan Ayah datang dari Bandung untuk menemani dan mendukung putra mereka. Mereka sangat menyesal karena baru datang. Sebenarnya tidak apa - apa. Aku dan Mas Hasbi sangat mengerti karena jauhnya jarak yang memisahkan kami.        Ibu tak henti - hentinya berdzikir selama operasi dilakukan. Jemarinya meniti butir demi butir tasbih dengan teratur. Kami bertiga menunggu di depan ruang operasi, memanjatkan doa dalam hati, meminta supaya operasi dilancarkan.       Kurang lebih empat jam, akhirnya operasi selesai. Alhamdulillah, dokter mengatakan operasi berjalan lancar. Tumor berdiameter 4 cm telah diangkat dari lambung Mas Hasbi. Kami sangat bersyukur pada Allah. Atas kuasa - Nya, pembedahan dapat berjalan dengan baik.        ~~~~~ IMMDH - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~        Malam telah larut. Baik aku, Ibu ataupun Ayah sudah tertidur. Ibu tidur di sofa panjang. Ayah menggelar kasur lipat -- yang kadang kupakai -- di bawah sofa panjang. Sementara aku tertidur di kursi plastik, di samping brankar Mas Hasbi, berbantalkan pinggiran busa. Tanganku senantiasa menggenggam jemari suamiku.        Aku terbangun karena elusan samar di kepala. Kulihat, ternyata Mas Hasbi yang melakukannya dengan tangan kiri, karena tangan kanannya kugenggam. Ia tersenyum padaku, aku pun balik tersenyum padanya.       Air mataku lolos begitu saja. Ia dengan lembut menghapus bulir - bulir yang berjatuhan di pipiku. Aku sangat senang. Mas Hasbi akhirnya sadar 11 jam pasca operasi.       Aku segera menekan tombol untuk memberitahu tim dokter. Sesuai pesan mereka tadi, aku memang harus melakukan ini saat Mas Hasbi sudah sadar.       "Apa yang Mas rasain sekarang, hm?" tanyaku.        "Aku merasa ...." Ia memberi jeda cukup lama. "Aku merasa sehat," lanjutnya, lalu kembali tersenyum.       Aku mengangguk mengerti. Pastinya saat ini tubuhnya terasa sakit, terutama di area perut. Tapi ia adalah Mas Hasbi. Seperti yang kukatakan, ia tak akan mengeluh, mengambil sisi positif di balik hal negatif. Maka ia merangkum segala yang ia rasakan saat ini, dalam kesimpulan bahwa operasinya berjalan lancar, tumornya telah hilang. Berarti ia sudah kembali sehat.       Hanya tinggal menunggu masa pemulihan pasca operasi.        Sebenarnya aku ingin ia mengucapkan apa pun yang ia rasakan. Berbagi kesakitannya denganku. Tapi aku sadar, sekarang bukan saatnya untuk itu. Aku lagi - lagi bersyukur tiada henti atas segala rahmat Allah pada keluarga kami hari ini.        ~~~~~ IMMDH - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~         Masya Allah Tabarakallah.        Halo semuanya. Ketemu lagi di cerita saya. Kali ini judulnya Murmuring. Mau tahu kenapa dikasih judul Murmuring? Ikutin terus ceritanya, ya.         Oh iya, selain cerita ini saya punya cerita lain -- yang semuanya sudah komplit -- di akun Dreame / Innovel saya ini.   Mereka adalah:          1. LUA Lounge [ Komplit ]                   2. Behind That Face [ Komplit ]              3. Nami And The Gangsters ( Sequel LUA Lounge ) [ Komplit ]              4. The Gone Twin [ Komplit ]         5. My Sick Partner [ Komplit ]        6. Tokyo Banana [ Komplit ]                7. Melahirkan Anak Setan [ Komplit ]         8. Youtuber Sekarat, Author Gila [ Komplit ]          9. Asmara Samara [ Komplit ]        10. Murmuring [ On - Going ]        11. Genderuwo Ganteng [ On - Going ]        12. Theatre Musical: Roll Egg [ On - Going ]        13. In Memoriam My Dear Husband [ On - Going ]        14. Billionaire Brothers Love Me [ On - Going ]         Jangan lupa pencet love tanda hati warna ungu.       Cukup 1 kali aja ya pencetnya.    Terima kasih. Selamat membaca.         -- T B C --          
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD