05

1110 Words
Purwokerto Di rumah Irfandi, Di kamar Irfandi dan Arfani.. "Emm iya gue bangun nih alarm", kata Irfandi. Di ruang tv.. "Sepi banget ya, ya Allah pada kemana lagi, mandi dulu deh, eh tapi sebelumnya chat Arfani dulu deh", kata Irfandi. Dua jam kemudian.. Di kamar Irfandi dan Arfani lagi.. "Lihat hp siapa tau ada jawaban dari Arfani, loh kok belum ada juga ya jawaban dari Arfani, ya sudah cari saja deh", kata Irfandi. Di jalan menuju ke rumah mbah Sakiman.. "Duuhh.., begini nih kalau jalan-jalan selalu saja sendiri gak ada yang temani, cucu lagi ada temannya di rumah, Bram juga lagi cuci mobil, haduh.., malah jarak dari sini ke rumah jauh sekali, hemm..", keluh mbah Sakiman. "Itu kan si mbah Sakiman, tumben jalan kaki biasanya di antar kalau jalan-jalan sama si Bram, samperin ah..", kata Irfandi. "Assalamu'alaikum mbah", Irfandi memberikan salam pada mbah Sakiman. "Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman menjawab salam dari Irfandi. "Eh Fandi, mau kemana ?", tanya mbah Sakiman. "Saya sedang mencari Arfani, mbah, loh kok mbah Sakiman jalan sendirian sih, mas Bram kemana mbah ?", tanya Irfandi juga. "Ada di rumah, lagi cuci mobil, kalau Arfani kakak kamu, mbah lihat Fandi", jawab mbah Sakiman. "Oh iya mbah, dimana ?", tanya Irfandi lagi. "Di rumah lagi ngobrol sama cucu mbah", jawab mbah Sakiman lagi. "Oh gitu ya sudah saya antar pulang saja bagaimana mbah, sekalian mau ajak Arfani ke lapangan main bola", kata Irfandi lagi. "Oh gitu, ngerepotin gak nih Fandi ?", tanya mbah Sakiman lagi. "Enggak mbah", jawab Irfandi. "Oh gitu, ya sudah boleh, pelan jalannya tapi ya jangan ngebut", kata mbah Sakiman. "Siap..", sambung Irfandi. Di rumah mbah Sakiman, Di teras depan rumah mbah Sakiman.. "Oh jadi kamu pindahan dari jakarta", kata Arfani. "Iya, saya juga sedang mencari sekolah", sambung Titah. "Boleh saya kasih saran ?", tanya Arfani. "Oh boleh dong", jawab Titah. "Kamu kan belum dapat sekolah nih, bagaimana kamu satu sekolah dengan saya saja", kata Arfani lagi. "Jauh ya ?", tanya Titah. "Enggak kok, kan bisa bareng aku kalau kamu mau, saya hanya saran saja", jawab Arfani. "Oh gitu, nanti saya tanya ayah dan ibu ku ya", kata Titah. "Oke..!!", seru Arfani. "Oh ya di sini ada lapangan ?", tanya Renaldi. "Ada", jawab Arfani lagi. "Jauh ?", tanya Renaldi lagi. "Dekat kok mas, mas mau main ke lapangan, kalau mau main ke lapangan boleh, bareng saja yuk, saya juga mau main bola di sana ?", tanya Arfani lagi. "Main bola, boleh tuh, saya ikut ya main bola", jawab Renaldi. "Oke, boleh, nanti ya", kata Arfani. "Sip..", sambung Renaldi. "Assalamu'alaikum", mbah Sakiman dan Irfandi memberikan salam pada Titah, Arfani, dan Renaldi. "Wa'alaikumussalam", Titah, Arfani, dan Renaldi menjawab salam dari mbah Sakiman dan Irfandi. "Tuh Fandi, Arfani nya, terimakasih ya Fandi si mbah sudah di antar pulang, kalau begitu si mbah masuk dulu ke dalam ya", kata mbah Sakiman. "Inggih mbah.." (Iya mbah..), sambung Titah, Renaldi, Arfani dan Irfandi. "Hemm saya cari muter-muter lapangan ternyata kamu ada di sini, jadi ke lapangan gak ?", tanya Irfandi. "Jadi dong, eh tapi tunggu sebentar ya, mas hayuk jadi ikut ?", tanya Arfani lagi. "Jadi dong, eh tunggu kok mirip ya, kalian kembar ya ?", tanya Renaldi lagi. "Iya saya kembar mas, ini adik saya namanya Irfandi", jawab Arfani lagi. "Oh, ya saya Renaldi", kata Renaldi memperkenalkan diri. "Saya Titah", sambung Titah memperkenalkan diri. "Iya, saya Irfandi, oh ternyata namanya Titah, cantik juga", kata Irfandi di dalam hati. "Kok Irfandi lihat Titah seperti itu sih, jangan-jangan Irfandi naksir Titah juga lagi, gak bisa di biarkan ini", sambung Arfani di dalam hati. "Emm bisa di lepas tidak tangannya, sudah dong jangan pegang tangannya terlalu lama, saya panas ini, hehe..", kata Arfani yang cemburu melihat tangan Titah di pegang yang lama oleh Irfandi. "Iya, ya sudah yuk berangkat kelapangan sekarang", kata Irfandi. "Yuk", sambung Renaldi dan Arfani. "Dik nanti kalau ayah dan ibu cari mas, bilang mas main kelapangan, main bola gitu ya", pinta Renaldi. "Iya mas..", sambung Titah. "Oke..!!", seru Renaldi. "Assalamu'alaikum", Renaldi, Arfani, dan Irfandi memberikan salam pada Titah. "Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari Renaldi, Arfani, dan Irfandi. "Lik jo", Titah memanggil Paijo. "Inggih mbak Titah" (Iya mbak Titah), jawab Paijo. "Tolong bersihkan ya, aku arep mlebu marang jero kamar dhisik" (Tolong bersihkan ya, saya mau masuk ke dalam kamar dulu), pinta Titah. "Laksanakan mbak Titah", Paijo melaksanakan perintah dari Titah. Di ruang tv.. "Ya sudah siap-siap saja dulu leh, nduk, untuk lihat rumah baru kalian", kata mbah Sakiman. "Tebih mboten pak rumahnya ?" (Jauh tidak pak rumahnya ?), tanya bu Rusmini. "Mboten kok, celak, celak rumahnya bu Ajeng, kalih belas griya saking mriki" (Tidak kok, dekat, dekat rumahnya bu Ajeng, dua belas rumah dari sini), jawab mbah Sakiman. "Oh mekaten, nggih sampun mangga, nduk, tah.." (Oh gitu, ya sudah yuk, nak, tah..), kata bu Rusmini. "Inggih bu" (Iya bu), sambung Titah. "Loh kok panjenengan piyambak, Renaldi pundi ?" (Loh kok kamu sendiri, Renaldi mana ?), tanya bu Rusmini lagi. "Dolan kaliyan Arfani uga Irfandi, bu" (Main sama Arfani dan Irfandi, bu), jawab Titah. "Irfandi uga Arfani sinten ?" (Irfandi dan Arfani siapa ?), tanya bu Rusmini lagi. "Punika anaknya bu Ajeng, ingkang rumahnya celak griya kalian mangke, dolan kemana nduk ?" (Itu anaknya bu Ajeng, yang rumahnya dekat rumah kalian nanti, main kemana nak ?), tanya mbah Sakiman juga. "Kelapangan, dolan bal-balan mbah" (Kelapangan, main bola mbah), jawab Titah lagi. "Oh..!!", seru mbah Sakiman dan bu Rusmini. "Iya, ya sudah bu, mbah, saya masuk ke dalam kamar ya", kata Titah. "Oh iya", sambung bu Rusmini dan mbah Sakiman. "My wife" (Istriku), kata pak Adam. "Yes my husband, why ?" (Iya suamiku, kenapa ?), tanya bu Rusmini. "Do we see our new home, my wife?" (Apakah kita jadi melihat rumah baru kita, istriku ?), tanya pak Adam juga. "Of course it's my husband" (Tentu saja jadi suamiku), jawab bu Rusmini. "When ?" (Kapan ?), tanya pak Adam lagi. "Now, today my husband, let's leave now" (Sekarang, hari ini suamiku, ayo kita berangkat sekarang), jawab bu Rusmini lagi. "Oke..!!", seru pak Adam. "Tah, nduk..", bu Rusmini memanggil Titah. "Ya bu", jawab Titah. "Kamu di rumah atau ikut ?", tanya bu Rusmini lagi. "Mau kemana emangnya bu ?", tanya Titah juga. "Mau lihat rumah baru", jawab bu Rusmini. "Mboten bu, kesel, mboten menapa ta, menawi Titah ing griya kamawon" (Tidak bu, capek, tidak apa kan, kalau Titah di rumah saja), jawab Titah juga. "Oh gitu, ya sudah tidak apa, ya sudah kalau begitu ibu pergi ya, Faisal ibu ajak ya", kata bu Rusmini. "Iya bu", sambung Titah. "Assalamu'alaikum", bu Rusmini, pak Adam, mbah Sakiman, dan Faisal memberikan salam pada Titah. "Wa'alaikumussalam", Titah menjawab salam dari bu Rusmini, pak Adam, mbah Sakiman, dan Faisal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD