Christa hanya menggaruk- garuk kepalanya yang tak gatal karena baru saja kepikiran soal baju gantinya. Dia sekarang hanya terdiam sembari menahan perih karena lukanya sudah basah. David yang melihat Christa bingung tak bisa marah lebih lama lagi. Kasihan juga, pikirnya. Langsung saja , dia meraih tangannya Darren untuk berganti baju.
“Ikut saya! Mungkin baju mama bisa kamu pakai!” David memberi ide kepada Christa untuk mengenakan baju mamanya. Akhirnya, Christa bersyukur dalam hatinya karena setidaknya David lagi- lagi berbaik hati mau menolongnya.
Dia mengikuti David yang berjalan ke arah semua kamar yang paling besar yang bisa diaa tebak adalah kamar utama. Dia menekan passcode yang menjadi kunci kamar itu. Christa berpikir betapa modernnya mansion keluarga Wijaya ini. Dia jadi tambah
