Chapter 1

1027 Words
Happy Reading!!!! ______ 12 tahun kemudian.. Berteman dengan hantu? Aneh kan? Tapi itulah yang di rasakan Rena sejak kedua orang tuanya meninggalkan dirinya untuk selamanya. Kaki Rena melangkah pasti menuju ruang kelasnya, setiap berpapasan dengan siswa lain mereka akan langsung terlihat menghindari Rena bahkan ada yang rela kembali ke dalam kelas saat menyadari Rena berjalan ke arahnya. Rena menghembuskan nafasnya. Hal yang sudah biasa dia alami sejak beberapa tahun lalu. Itu terjadi saat dirinya masih di sekolah dasar. Hari itu Rena melihat siska teman kelasnya di ikuti sosok hitam di sampingnya. Saat Rena mengatakan apa yang dia lihat semua orang tidak percaya mengatakan Rena hanya berhalusinasi. Kembali saat Rena mengatakan sosok hitam itu akan membunuh Siska orang-orang malah menganggapnya gila. Sampai saat pulang sekolah tepat di depan matanya sebuah mobil tengah melaju kencang dan sosok hitam itu mendorong siska yang sedang berdiri di tepi jalan menunggu jemputan. Rena diam, menyaksikan orang orang berlarian ke arah kecelakaan yang menewaskan Siska di tempat kejadian. Sialnya sosok hitam itu berbalik menatap Rena dengan senyum yang mengerikan. "Kau tidak mau menghampiri mereka?" ucap seorang gadis di samping Rena. Rena tetap diam sampai dia duduk di kursinya "Aku lelah menghadapi hal seperti itu apa lagi urusanmu juga belum selesai" Rena menatap sosok gadis di depannya. "Tapi mereka menjauhimu" "Sudah biarkan saja intinya aku tidak terganggu dengan keberadaan mereka yang seperti itu" jawab Rena. Di balik bangkunya, beberapa teman kelasnya sedang berbisik bisik. Sekali lagi Rena menghela nafas rendah berusaha tidak peduli. Gadis di depan Rena mendekati Rena dan duduk di ujung meja. "Kau diam saja biarkan mereka mau bilang apa" tegur Rena pada gadis hantu di depannya ini yang seperti ingin memukul anak anak lambe turah itu. Hantu gadis yang meninggal berusia 12 tahun karena tenggelam itu menatap Rena kesal. Rena sendiri baru bertemu gadis ini sejak lima hari yang lalu, namanya pun Rena tidak tau karena hantu itu sendiri juga tidak bisa mengingat namanya sejak kematiannya 10 tahun lalu. Dalam kelasnya saja Rena bisa melihat beberapa makhluk berkeliaran ke sana kemari. Memang sebagian cukup bersahabat tapi ada juga beberapa yang seperti ingin balas dendam. "Kau melihat kematiannya?" Tanya gadis hantu itu lagi. Rena menggeleng "Dia tidak akan mati dalam waktu yang cepat arwah itu hanya ingin menyampaikan sesuatu pada anak yang dia ikuti" jelas Rena. "Kenapa tidak kau bantu saja dia?" Sekali lagi Rena menggeleng "Bukan aku tidak mau membantunya tapi apa kau lihat di belakang itu? Mereka pasti akan ketakutan" Gadis hantu itu kembali diam. Memperhatikan anak yang terus di ikuti oleh sosok itu. Memang wajah dari sosok yang mengikuti tidak buruk rupa tapi wajah nya seperti menyimpan banyak beban. Rena mengeluarkan buku dari dalam tasnya saat seorang guru masuk ke kelasnya. ___ Rena berjalan menuju kantin di ikuti oleh sosok gadis hantu di sampingnya. Kedatangan Rena bak seorang presiden di mana yang lain langsung minggir memberi Rena jalan bahkan Rena dapat antrian pertama tanpa harus bersusah payah. Gadis berambut hitam legam itu sudah biasa hidup tanpa teman manusia. Semua teman manusia selalu menghindarinya karena takut dekat dengan Rena membawa petaka bagi mereka. Namun Rena bersyukur setidaknya dengan kelebihan nya ini tidak ada orang yang berani membulinya meskipun bisikan menjengkelkan masih sering Rena dengar tentang dirinya tapi itu sudah biasa dan Rena anggap itu  sebagai bunga di kehidupannya. Tapi tidak semua. Masih ada satu manusia yang masih nekat untuk mencoba dekat dengan Rena. "Indigo!" Panggilan itu membuat Rena langsung mendengus. Tanpa menoleh pun orang yang memanggilnya itu pasti datang mendekatinya. Kursi berderit seorang cowok duduk di sana menatap Rena sambil cengar cengir tidak jelas. "Indigo coba katakan apa yang kau lihat sekarang di sampingku" ucap Cowok itu dengan senyum merekah nyaris merobek bibirnya. "Arham jangan ganggu. aku lagi ingin menikmati makananku dengan tenang" ucap Rena. "Oh tidak bisa. Kau gadis indigo satu satunya di sekolah ini kau pasti melihatnya kan?" ucap Arham. Rena menghembuskan nafasnya. "Namaku Rena bukan indigo" dan gadis itu pergi meninggalkan cowok bernama Arham itu. Arham memang cowok aneh. Dia justru sangat suka mengganggu Rena di saat yang lain menjauhinya. Rena hanya tidak ingin di saat ia mulai dekat dengan Arham semua jadi kacau seperti sebelumnya ia tidak mau orang orang yang dekat dengannya pergi secara perlahan. Akhirnya Rena lebih memilih hidup sendirian dengan bantuan tunjangan dari perusahaan papa nya. "Hei jangan kabur dong!" Seru Arham. Rena langsung menepis tangan Arham dari pergelangan tangan nya. "Aku gak kabur. Aku hanya gak suka kamu dekat dengan ku. Jika kamu dekat denganku mereka akan bilang kau akan dalam bahaya" ucap Rena dengan wajah datar tanpa ekspresi. Arham malah tertawa "itu kan kata mereka. Tapi aku enggak. Ini sudah lebih satu tahun loh kamu cuek bebek kayak gini" Rena memalingkan wajah berlalu meninggalkan Arham yang ikut di belakangnya. "Jangan mengikutiku" ucap Rena kesal. "Tidak sampai kau mau jadi temanku dan mengatakan apa yang tidak bisa aku lihat" Gadis itu hanya mampu mengabaikan Arham. Cowok itu memang aneh. Sejak satu tahun lalu Arham mulai mengenal Rena saat gadis itu mengatakan melihat sosok yang terus mengikutinya. Awalnya Arham kaget dan takut dengan sosok yang Rena maksud tapi semakin ke sini dirinya malah penasaran tentang hal berbau gaib. Arham tetap keras kepala dan terus mengikuti Rena. Rena hanya perlu bersabar dengan sikap Arham yang seperti ini. Di depan sana Rena melihat hantu yang berjalan ke arahnya, Rena tiba tiba minggir membuat Arham mengerutkan dahi. 'Ah pasti barusan ada setan lewat' batin Arham dan ikut ikutan jalan minggir seperti yang Rena lakukan. Rena tiba tiba berbalik menatap Arham. "Apa?" tanya Arham bingung. Sebenarnya bukan Arham yang sedang di tatap Rena tapi sosok di samping Arham itu. "Dia ngajak kamu bicara?" tanya Arham ikut melihat samping kanan nya. "Dia ngomong apa?" tanya cowok itu penasaran. Rena mengerutkan dahi menatap Arham. "Kamu nyimpan kotak hitam di kamarmu?" ujar Rena. "Loh kok kamu tau sih padahal aku nyimpan di tempat rahasia" Arham menggaruk kepalanya. "Dia minta kamu buang kotak itu" "Ha ha kamu pasti bercanda. Aku sudah susah payah bawa kotak itu dari camp malah di suruh buang" cowok itu tertawa canggung. Rena menatap Arham serius "Kotak itu yang akan mengantarkan kematian mu nanti nya" Seketika Arham langsung merinding. _____ Jangan lupa tambahkan ke library kalian ya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD