Bab 13

1457 Words
terpaksa menjadi pembantu Duke - bagian 13 saya pikir mungkin saya mengalami pertemuan seksual pertama saya malam kemarin. Sulit untuk diketahui karena saya ditutup mata, tapi benar-benar merasa seperti ada sesuatu yang sangat manis dan seksual tentang seluruh pengalaman itu. Kawan-kawan ini terkadang memandang saya dengan kelaparan, itulah cara terbaik untuk menerangkannya. Saya merasa seperti mau merusak saya, tetapi kemudian ia menjadi begitu alutanda sehingga sulit untuk mengetahui apa yang sesungguhnya ia inginkan. Namun malam terakhir, saya rasa. Saya benar-benar merasa keinginannya dan untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya juga merasakan sesuatu. Saya tidak dapat memberitahu jika ia suatu kegembiraan kerana ditutup mata atau hakikatnya, saya tahu bahawa duke telah dibangkitkan oleh saya dengan cara tertentu. Mungkin keduanya. Pagi-pagi buta, setelah aku bangun, terkuah kain ungu dari kain lenan halus yang dibalut dengan ikat pinggang. Saya dapat mencium bau maninya dari baunya begitu membuka mata saya. Hal ini mengingatkan saya akan membawa dia begitu dekat dengan saya semalam, sehingga saya bisa merasakan nafasnya menempel pada leher saya. Dia juga merilis biji itu pada saya, setelah membaca beberapa lagi dari Karna sutra saat saya tidur tadi malam, saya tahu dengan pasti bahwa dia telah mengisi pajak kamar atas saya. Mungkin ada perempuan yang jijik melihat hal itu, jadi mengapa aku tidak? Apa yang membuat saya begitu bertekad untuk menjelajah dan menggali lebih dalam dunia fantasi yang dikisahkan dan dikisahkan ini dengan duke tersebut. Saya berharap mendapatkan pengalaman yang lebih baik dengan dia hari ini apapun yang mungkin terjadi. Aku menutup diary saya dan berjalan lewat untuk menyembunyikannya di tas saya lagi. Hanya saja, pintu juga jatuh dan Emma muncul dengan nampan teh "Cinta pada pagi hari, bagaimana Anda saat ini?" "Terima kasih banyak. Apakah ini baki yang harus saya bawa ke? Saya akan berpakaian sekarang." Saya mulai berjalan ke arah kloset. Emma berlari mengejar saya sebelum saya dapat mencapainya. "Tidak, ini adalah teh dan roti panggang untuk Anda, ada tempat mandi yang disediakan untuk Anda di seberang aula. Duke ingin Anda siap dan berada di luar dalam hitungan jam. Kamu harus menemuinya di kandang-kandang batu." Kandang-kandang? Apakah saya harus melakukan beberapa pekerjaan di sana hari ini? "Apakah dia mengatakan apa yang harus saya kenakan?" "Tidak, dia hanya mengatakan kepada Anda untuk berpakaian dengan baik untuk udara dingin." "Terima kasih, Emma, akan saya." Saya tersenyum padanya sebelum menuangkan teh dari panci. Seperti yang ditunjukkan Emma, ia menarik sekilas buku itu di samping tempat tidur saya. Dia terkoyakan. "Saya pikir Celeste masuk ke masa lalu bisa menjadi keadaan yang tak berdosa." Dia membalik melalui halaman. "Ah tuhanku, bagaimana mereka dapat masuk ke dalam beberapa tempat ini?" Ia membalikkan buku tersebut sehingga tampak lebih baik. Saya tertawa juga. Kebanyakan karena saya malu karena dia menemukan bahan bacaan saya yang nakal. Aku harus menyembunyikannya di suatu tempat di mana-mana apabila Ibu Dawson melihatnya. Saya mengambil makanan dari roti panggang saya dan minum teh saya, "Saya belum membaca sebagian besar dari itu, tapi tentu saja hal ini sangat pembuka mata." "Dan kaki yang terbuka." Emma berkata, melalui kejutan lain. Membuat saya tersedak salah satu mouseaku (mulut roti bakar). "Bagaimanapun, saya paling baik kembali bekerja. Jangan terlambat untuk bertemu pikiran duke, Anda tahu bagaimana dia merasa terganggu dengan keterlambatan." Saya dengan cepat menyelesaikan roti bakar dan mencuci piring saya di bawah keran sebelum meletakkannya kembali pada baki Apa yang akan saya pakai hari ini? Saya sebenarnya berpikir saya lebih suka jika duke mengatakan pada saya apa yang harus saya kenakan, hal tersebut membuat segalanya jadi lebih mudah. Akhirnya. Saya memilih gaun burgundy dan jaket terpotong. Ada bonet yang cocok juga, saya berharap dapat menjadi duke. Setelah mandi beraroma lavender, saya berpakaian dan memperkuat rambut saya dalam bun rendah agar saya mengenakan bonet hari ini. Saya hanya pernah memakainya satu kali dan ketika itu adalah Miss Campbell membawa saya ke gereja untuk melihat teman wanita itu menikah. Saya melihat pakaian saya yang sudah selesai di cermin. Untuk menjadi orang lain dari tempat kerja saya sekarang terlihat sangat berbeda. Saya melihat hampir 'ladismirip' yang bagi saya terlihat seperti seolah-olah di atas gaun dan celemek kerja saya sepanjang hari di Exeter House. Saya meninggalkan kamar dan pergi ke arah kandang-kandang. Itu memang pagi yang segar, dan saya senang saya telah memilih sarung tangan untuk mengenakan pakaian saya. Ketika saya menuju ke kandang-kandang, saya melihat Ibu Dawson mengawasi saya dari jendela kamar depan. Dia masih sangat curiga terhadap saya, namun semoga dia dapat melihat saya sedang berusaha untuk mencari duke tersebut sekarang juga. Itulah yang dibawanya aku ke sini untuk selamanya. Ketika sampai di pintu kayu besar, mereka mulai meluncur dan membuka dengan sendirinya. Saya dengan cepat melompat kembali ke kanan sewaktu seorang pemuda dengan wajah kotor keluar dari belakang mereka. "Selamat pagi rindu, saya tidak bermaksud mengejutkan Anda." Saya tersenyum padanya. "Anda tidak melakukannya, saya hanya tertangkap tanpa pelindung. Nama saya Celeste, senang sekali bertemu Anda. Apakah Anda dapat bekerja di kandang-kandang setiap saat?" Anak muda itu tersenyum padaku dan mengulurkan tangannya membuatku gemetar. "Ya, nama-Ku adalah Zander." Ketika aku sampai di tanganku keluar untuk mengguncangkan-Nya, jalan-jalan samudera raya menghentikan aku di dalam jalanku. “Itu semua akan menjadi Zander, kembalilah ke tempat kerja.” Wajah Zander tampak merah ketika dia melihat kawan-kawan itu berdiri di sana. "Ya Tuhan." Dia memberiku satu mengangguk dan berjalan pulang ke dalam kandang-kandang, duke tersebut tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun kepada saya, hanya berjalan melewati masa lalu dan mengikuti Zander ke dalam kandang-kandang itu. Suatu saat kemudian ia muncul kembali, memegang pemerintahan kuda putih yang cantik dengan berspeke-bintik abu di sepanjang punggungnya. "Pernahkan Anda menunggangi kuda di masa depan?" "Tidak tuan, kami tidak punya kuda di Exeter House, hanya sepeda." Duke hampir tidak bisa menjaga senyum dari wajahnya. "Mereka sangat berbeda. Sepeda tidak perlu diberi makan dan diberikan setiap hari. Anda ingin saya untuk membawa Anda untuk naik kendaraan?" Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah dia menawarkan menunggang kuda untuk membawa saya? "Saya senang Pak, tapi saya tidak tahu bagaimana naik kuda." Ia menarik diri ke belakang kuda itu dan memandang ke bawah. "Untungnya saya melakukannya, silakan saja." Ia mencapai tangannya, supaya aku dapat mengambil dia. Saya menangkapnya, dan menarik saya ke tanah, seperti saya menimbang tidak lebih dari satu kantung kapas. Ketika Ia mengangkat aku ke sebelah-Nya, menempatkan aku di hadapan-Nya dengan kaki-kaki-Ku menjuntaikan satu sisi kuda itu. Ia menggerakkan tangan-Nya di pinggang-Ku untuk memegang pemerintahan. Anehnya, duduk seperti ini, di dekat duke dengan lengannya mengelilingi tubuh saya. Saya mencoba untuk tidak membiarkan wajah saya membilas dengan kegembiraan dan aib. "Sekarang, tahan Celeste," "ke apa?" Saya mengatakan ketika kuda mulai bergerak. "Saya." Saya dengan cepat meletakkan tangan di sekitar torso-nya dan terus bertahan hidup tercinta ketika kuda itu meraih momentum. Segera kami melewati gerbang kayu besar ke lapangan. Ketika duke bersorak “Yah” , kita secara tiba-tiba menjadi lecet melalui rumput yang panjang. Bonet saya mulai tergelincir saat angin bertiup di sekeliling wajah saya. Saya tidak keberatan, ini adalah perasaan paling melepas perasaan di dunia. Saya tidak bisa menghapus rain di muka saya karena kami mempercepat perjalanan kami melintasi ladang demi ladang, kuda bahkan melompat-lompat beberapa pagar di jalan, membuat saya dengat-dengat menyenangkan setiap kali. Duke itu juga tertawa, jelas menikmati kebisingan dan kegembiraan saya yang kecil. Sangat cepat kuda itu mulai lamban, dia terlihat lelah, dan saya bertanya-tanya jika duke berhenti untuk memberinya istirahat sebelum kembali. Akhirnya kami berhenti di aliran air; akhirnya ia pertama-tama berusaha mengangkat saya ke tanah di sebelahnya. Ketika Ia mengangkat aku kembali ke bawah kakiku, tangan-Nya tetap tinggal di pinggang-Ku sampai yang kedua atau dua lebih dari yang seharusnya. Kedua kami hanya menatap mata satu sama lain karena udara tampak mendengung kami. Ia membuka tenggorokannya dan meninggalkan aku. "Anda tampaknya menikmatinya." "Saya sangat banyak pak." "Saya ingin mengajak Anda ke sini untuk berbicara dengan Anda tentang apa yang saya harapkan dari Anda Celeste. Saya tahu saya belum begitu jelas tentang kebutuhan saya dan apa yang saya butuhkan dari Anda untuk memenuhi kebutuhan tersebut." "Saya sangat ingin tahu, tuan, penting bagi saya untuk memenuhi kebutuhan Anda." Matanya melekat padaku, seperti ia membelai aku dengan matanya. Aku terlihat dengan sendu dalam seninya yang hitam dan sensual. "Dapatkah Anda melepas mantel Celeste?" "Ya, Pak." Saya p****t mantel saya, sementara saya bisa merasakan mata duke menyala ke saya. Begitu banyak sehingga, saya bahkan tidak merasakan hawa dingin lagi. Tubuh saya merasa seperti sedang terbakar keluar dari dalam. Saya menarik mantel dan meletakkannya dengan rapi pada pohon yang sangat dekat dengan sungai. Ketika saya kembali berhadapan dengan duia, ia hanya berkata. "Berbaliklah aku, perlahan-lahan." Saya lakukan. Kemudian katanya. "Hentikan." Saya merasakan dia bergerak di belakang saya sekarang. maka nafas-nya pada leher-ku, ketika ia bersandar pada telinga-ku, "Apakah Anda ingin saya tunjukkan kepada Anda daripada katakan Celeste." Akhirnya saya melepaskan napas panjang yang telah saya pegang. "Ya, Pak."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD