"Syaratnya selama aku masih hamil kamu harus memperlakukan aku seperti istri pada umumnya ... melakukan semua keinginan bayiku, dan memenuhi semua kebutuhan aku, baik itu finansial atau kebutuhan biologis." Aryan tertegun. "Kenapa?" "Kita bicarakan nanti." Aryan mematikan teleponnya, lalu mulai memacu mobilnya untuk pulang. Tiba di rumah Aryan melihat Sera tengah berkutat dengan masakannya. Melihat itu Aryan tak bisa tak tersenyum dan menghampiri untuk memeluk tubuh kecil istrinya. "Masak apa, Sayang?" Aryan merasakan tubuh Sera menegang sesaat lalu menghela nafasnya. Aryan tahu Sera masih marah. Meski istrinya itu mengatakan akan memberi kesempatan padanya, namun melihat tubuhnya yang kaku dan tegang saat Aryan menyentuhnya Aryan tahu masalah ini belum berakhir. Lalu bagaimana jika

