Pernikahan

2367 Words
Acara pernikahan akan segera dilaksanakan. Tapi ada keanehan yang terjadi tiba tiba Adrian meminta waktu sebentar untuk berbicara pada Alex dan mommnya.   "Maaf nak Alex saya harus berkata yang sejujurnya. Sabrina yang harusnya kamu nikahi pergi dari acara akad nikah," kata Adrian. "Yaa sudah kalau begitu acara pernikahan ini dibatalkan saja," ujar Alex dengan dingin tapi di dalam hatinya di bersorak gembira. "Nak Alex saya mohon jangan membatalkan pernikahan ini. Sabrina punya adik namanya Alana dan hanya beda setahun dengan Sabrina. Saya mohon nikahi Alana." "Saya mohon nak Alex tolong nikahi Alana."   Leni tak tega melihat itu dari pada pernikahan ini batal dan Alex malah tidak mau menikah lebih baik Alex menikah dengan adik Sabrina. Sudah cukup dia merana karena Alex selalu mencari alasan belum menikah.   "Saya setuju, kita lanjutkan pernikahan ini," ujar Leni. Leni merasa tidak keberatan jika Alex di jodohkan dengan adik Sabrina, Leni Alex juga tidak mencintai Sabrina tapi Leni yakin dengan seiringnya waktu Alex dan Alana nanti akan saling mencintai.   Alex dengan berat hati menerima itu semua padahal sebelumnya dia sempat senang karena pernikahan itu akan dibatalkan tapi keputusan ibunya adalah mutlak. Alex tidak mau dibilang anak durhaka oleh ibunya jika tidak menuruti permintaam ibunya tapi dia tertegun melihat Alana, dia gadis yang Alex lihat saat Alex membeli toko roti.  Semenjak dia bertemu dengan Alana di toko roti tersebut membuat dia penasaran tentang siapa gadis itu, sempat beberapa kali dia ke toko roti membeli roti tapi gadis itu tak pernah ada. Alex ingin menayakan pada pelayan disana tapi dia merasa enggan. Sekarang gadis yang dicari cari malah muncul dihadapannya dan akan menikah dengannya.   “aku menemukanmu," ujar Alex. Akhirnya pernikahan Alex dan Alana terlaksana. Alex bersama keluarganya Leni, Siska dan Sely sepupunya. Mereka membicarakan tentang penikahan Alex yang batal menikah dengan Sabrina. Tapi Siska sangat bahagia karena Alex tidak jadi menikah dengan Sabrina malah menikahi Alana adiknya. Siska tau bagaimana kelakuan Sabrina yang seorang model mempunyai perkerjaan sampingan sebagai wanita panggilan. Tidak pantas seorang CEO William Company cabang Indonesia menikahi wanita seperti itu, hanya akan membuat malu keluarga mereka.   "Kak Alex kau menikah dengan Alana. Dia sahabat baikku di sekolah," kata Sely teman baik alana yang ternyata adik Siska. "Apa dia masih sekolah?? Aku menikahi anak dibawah umur," kata Alex tak percaya. "Alana sudah berumur 18 tahun kak, kami 3 hari lagi tinggal menunggu pengumuman kelulusan." Sely yang kesal dibilang anak dibawah umur. "Tapi tetap aja perbedaan umurku dan gadis itu sangat jauh aku 35 tahun dan gadis itu 18 tahun."  Alex sambil memijat kepalanya yang pusing.   Alex masuk ke kamar dan dia melihat gadis itu duduk sambil menundukan wajahnya dan masih mengenakan pakaiannya pas akad nikah.   "Belum ganti baju?" tanya Alex. Alana mendongakkan kepalanya, melihat ke arah suara pria yang telah menikahinya. "A–Aku tidak membawa baju ganti," ujar Alana gugup. "Tunggu sebentar akan ku carikan baju ganti untukmu." Alex mencari bajunya di lemari pakaiannya dan memberikan piyama dia yang menurutnya pas dipakai Alana, Alana mengambilnya dan memakai baju di dalam kamar mandi.   Alana keluar dengan wajah masam, Alex melihat piyama yang dipakai Alana menjadi tertawa.   "Kau lucu sekali baju itu kebesaran, kau seperti orang orangan sawah." gelak tawa Alex.   Alana melihat Alex begitu tampan dengan senyumannya yang menanawan.   "Kenapa kamu mau menikah denganku dan kenapa kau mau menggantikannya dan Berapa umurmu sepertinya kau masih remaja," kata Alex yang berpura pura tidak tau umur Alana. "Umur ku 18 tahun, aku masih kelas 12 SMA tapi tinggal 3 hari lagi aku lulus SMA dan soal aku menggantikan Sabrina karena aku terpaksa melakukannya untuk membalas jasa mama Rika yang telah membesarkanku," ujar Alana sedih dengan mata berkaca kaca saat mengingat dia bukan anak kandung Rika. "Membalas jasa? Apa maksudmu?" Tanya Alex tak mengerti maksud perkataan Alana.   Alana tidak menjawab pertanyaan Alex, dia memilih diam. Alex menyadari seperti ada sesuatu kesedihan dan beban berat di rasakan Alana menjadi diam. Dia kasian juga melihat gadis berumur 18 tahun itu seperti menahan suatu beban masalah.   "Yaa sudahlah ini sudah larut malam besok kita bicarakan lagi sekarang kau tidur."   Alana menatap bingung dia harus tidur dimana, disini hanya ada 1 ranjang tak mungkin dia tidur denga pria yang baru saja dia kenal. Alex seperti mengerti tentang kebingungan Alana.   "Kita tidur 1 ranjang dengan pembatas ini." tunjuk Alex pada guling besar. "Tenang saja, jangan kwatir aku tak akan menyentuhmu, kau juga masih terlalu kecil bila harus ku sentuh," kata Alex yang melihat Alana.   Alana mengangguk mengerti dan segera beranjak ke tempat tidur. Alana dengan cepat terlelap dia sangat capek harus menghadapi banyak drama dikehidupannya.   Waktu sudah menunjukan jam 2 malam, Alex tak bisa tidur dia duduk bersandar di ranjangnya melihat gadis kecil itu.   "Mama.. maaf mama." Alana dan mengeluarkan air mata mengigau dalam tidurnya   Alex langsung mengelus kepala gadis itu tak lama alana pun terdiam dan Alana menarik tubuh Alex, Alana memeluk Alex dengan sangat nyaman, Alex tak tega untuk menolak Alana tapi tiba tiba milik Alex menegang. Alex berpikir masa dia bisa tegang hanya dipeluk Alana. Alex merasa resah karena miliknya menegang sedari tadi tapi dia juga tak tega untuk membangunkan Alana. Alex menjadi lelah dengan pikirannya sendiri lalu rasa kantung menyerangnya dan Alex terlelap dalam tidurnya.   Mentari menyambut pagi, Alana terbangun dari tidur lelapnya dan merasa sangat nyaman di dalam dekapan seorang pria tapi tiba-tiba dia tersadar, siapa yang mendekapnya. "Aaakh apa yang kau lakukan," teriak Alana kencang hingga membuat Alex terbangun. "Diamlah kau berisik sekali," ujar Alex kesal. "Kenapa aku tidur di situ" tunjuk Alana pada d**a Alex yang tidur memakai kaos. "Kau itu mengigau dan memelukku." Alex yang akhirnya bangun menatap Alana kesal. "Aah masa aku peluk kamu," ujar Alana tidak percaya. "Terserah padamu. Mandilah dulu kita sarapan dan apa kau tak berangkat sekolah," tanya Alex pada Alana. "Tidak hari ini aku tak ke sekolah lusa baru ke sekolah," kata Alana. "Tapi, aku tak punya baju." "Nanti ku pinjam baju pada sepupuku mereka tadi malam menginap disini."   Alana pun pergi ke kamar mandi dan dia belum mau keluar sampai Alex mengetuk pintu kamar mandi mengulurkan tangannya membawa baju Sely pada Alana. Tak lama Alex pun pergi mandi, Alana masih menunggu Alex di dalam kamar dia takut keluar kamar dan bertemu keluarga Alex. Alana tak mengenal mereka semua.   "Kenapa kamu tidak turun?" tanya Alex "Aku takut," kata Alana sambil melihat Alex dan berteriak. "Aaakh pakailah baju kau membuat mataku sudah tidak suci lagi," kata Alana sambil menutup matanya.  "Kamu harus terbiasa liat aku seperti ini gadis kecil... Alex menghembuskan napasnya menahan jengkel pada anak remaja ini... buka matamu gadis kecil." "Tapi, kamu membuatku malu," kata Alana yang masih setia menutup matanya "Buka ku bilang!" bentak Alex.   Saat alana membuka mata makin kagetlah dia melihat Alex tanpa handuk dan sehelai benang pun di tubuhnya.   Alana langsung berteriak lebih kencang dan menutup matanya dengan cepat, jantunganya deg deg kan, wajahnya memerah. Alex tertawa kencang melihat Alana berhasil dia kerjai.   "Lucu sekali gadis kecil ini," ujar Alex dalam hati. Alex pun memakai bajunya dengan santai sambil tertawa. "Gadis kecil buka lah matamu," kata Alex. "Alex, please jangan lakukan seperti itu lagi." "Wajahmu kok memerah, udah seperti tomat." Alex masih dengan tawa jahil, dia sudah merasa seperti seorang kakak yang mengerjai adik perempuannya.   "Apa kau punya pacar?" Tanya Alex penasaran.   Alana dengan cepat menggelengkan kepalanya.   "Jawab yang jujur atau aku akan telanjang lagi didepanmu," ujar Alex. "Yaa Tuhan berapa kali harus ku bilang aku tak punya pacar dan belum pernah pacaran," kata Alana ketus. "Teman pria yang dekat?" tanya Alex yang masih penasaran. "Kenapa sih tanya tanya melulu, kayak aku melakukan kesalahan apa sih." Alana tidak nyaman dengan pertanyaan Alex. "Aku hanya bertanya ga usah sewot donk gadis kecil." Alex lalu mencubit hidung Alana gemas "Aku punya teman kecil namanya Rey dan Rey dari dulu satu sd sampai sma bersama ku lalu aku juga kerja di toko roti tante Yuli." "Hmm begini Lana kau kan hanya terpaksa menikah denganku, kau juga masih sangat muda, bagaimana kalau kita buat kontak pernikahan." "Maksud bagaimana?" tanya Alana. "Kita menikah pura pura dengan waktu yang bisa di tentukan dan bila saatnya tepat kita bercerai kembali kekehidupan kita masing masing, kau jangan mengurusi kehidupan pribadiku dan aku juga melakukan hal yang sama, kau bisa kuliah kalau kau mau, aku akan membiayai semua kebutuhanmu dan walau nanti kita bercerai pun aku akan memberikan tunjangan hidup padamu sampai kau bisa mendapatkan pasangan hidup yang kau cintai." Alex yang tak tega juga pada Alana, dia hanya remaja umur 18 tahun terlalu muda bagi Alex yang sudah berumur 40 tahun. "Tidak ada kontak fisik apa lagi hal hal yang mengarah pada ..." ucapan terhenti dia malu untuk berkata lagi "Hubungan intim maksudmu," potong Alex. "I–iya itu maksudku," jawab Alana malu-malu. "Tenang saja aku juga punya banyak stock yang mengantri untuk memuaskanku hahaha," tawa Alex membuat Alana terbengong dan berfikir Alex orang yang berpengalaman dalam s*x. "Aku setuju kalau kita menikah kontrak." "Baguslah. Nanti aku siapkan kontrak perjanjiannya." "Iya."   Mereka pun turun untuk sarapan bersama keluarga. Disana Alana seperti mengenali seseorang tapi Alana lebih banyak menunduk takut dan malu bertatapan dengan keluarga Alex.   "Hai Lana," kata Sely memanggil Alana. "Se-sely," teriak Alana tak percaya ada Sely disana. "Alex kakak sepupu gue dan lo jadi kakak ipar gue." Sely sambil tertawa. "Sel tapi aku." "Tenang aja gue setuju banget lo married sama kak Alex." Sely tersenyum bahagia melihat Alana dengan Alex. "Makan dulu Lana," kata Leni dengan senyuman pada Alana. "Terima kasih tante," ujar Alana. "Bukan tante sayang tapi mommy," "Tapi saya tak pantas..." Alana mendudukan wajahnya. "Apa pun yang terjadi mom tak peduli, sekarang kau menantu mommy dan istri Alex,"  "Terima kasih tante eeh mommy." Alana dengan mata berkaca kaca dia tak menyangka keluarga Alex sangat baik padanya dan dapat menerima dia.   Alex yang melihat interaksi keluarga pada alana ikut tersenyum dan melihat alana dengan kasian, ada apa dengan gadis kecilnya.   "Mom, Sel,  bisa kalian temani Alana berbelanja untuk semua keperluan pribadi Alana." Alex lalu menyerahkan kartu kredit platinum no limmied pada Leni. "Oke Lex nanti mom akan membelikan semua untuk Alana, kau ikut yaa sayang," Leni melihat Alana dengan iba. "Sepertinya tidak perlu mom, aku bisa pulang mengambil baju bajuku," tolak Alana. "Tak perlu kau pakai baju bajumu beli saja yang baru." "Tapi—" "Tidak ada bantahan!" ujar Alex dengan tegas membuat alana terdiam. Akhirnya Alana  pun hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju dan tambah lagi sifat Alex yang dia tahu, Alex suka memaksakan kehendaknya, tidak suka dibantah.   Leni melihat betapa sederhananya menantunya, tak seperti gadis gadis seusianya yang suka berfoya foya dan setahu leni, alana juga bukan dari keluarga yang kekurangan.   ******   Alana merenggangkan kakinya yang sangat lelah setelah seharian ke mall hanya untuk shopping. Alana melihat betapa banyak tas tentengan yang dibawanya "pemborosan" kata lana dalam pikirannya. Alana terdiam saat leni dan sely sibuk memelihkannya baju dengan brand brand ternama di salah satu mall besar di dekat bunderan HI. Tas, sepatu, sendal,baju, kaos, jeans, make up, parfume yang sangat mahal dengan brand ternama yang sering dipakai sabrina dan rika sekarang ada padanya.  Alana tak memilih satu pun dia hanya mengikutin pilihan ibu mertuanya dan sely.   Leni tersenyum teringat betapa sederhananya alana. Alana hanya mengikutin dia dan sely berbelanja tak memilih barang apapun.   "Aunty bagaimana tadi shopping bersama Lana," tanya Siska ingin tahu. "Kayaknya tadi shopping itu aunty dan Sely dech dan Lana hanya diam mengikuti kami saja," "Masa sih mom jadi Alana hanya diam saja tidak memilih," ujar Alex yang baru sampai dirumah. "Iya Lex.. Mommy kira dia kan dari keluarga berada malah dia ga tau barang-barang branded." Leni menepuk di jidatnya sendiri. "Berarti tadi itu yang shopping mom dan Sely bukan Alana," ujar Alex heran. "Yup lebih tepatnya seperti itu tapi mommy senang kamu dapat istri yang polos dan lugu seperti itu, mommy sangat bersyukur kamu tidak jadi menikah dengan Sabrina. Mom sudah dengar semuanya dari Siska kalau Sabrina seorang model yang bisa dibooking, untung kamu ga jadi menikah dengan Sabrina yaa Lex tapi dengan Alana," kata Leni. "Memang seperti apa sih Alana Sel?" tanya Alex pada Sely adik sepupunya. "Lana itu gadis pintar kak dan seorang pekerja keras, dia ngambil kerja part time kak di toko roti untuk kebutuhan dia sendiri, pulang sekolah Lana langsung kerja sampai jam 9 malam tapi kak hebatnya Lana selalu masuk rangking pertama di sekolah dan dengar dengar Lana menjadi lulusan terbaik dan nem tertinggi di sekolah trus katanya lagi nilai Lana masuk 3 besar tertinggi di jakarta," puji Sely tentang Alana. "Wow, dia ternyata pinter." "Ooh iya kak, Lana keterima di universitas negeri ternama di Surabaya loh secara gratis..tis..tis tapi sayang Lana menolaknya karena dia tak punya uang untuk biaya hidup disana padahal Alana juga dari keluarga kaya tapi mereka sangat pilih kasih antara Lana dan Sabrina. Alana juga baik banget suka kasih aku contekkan," ujar Sely tertawa teringat dia selalu nyontek pada lana dan juga sedih kehidupan alana. "Kau ini memang dasar tukang nyontek tapi kok ada ya keluarga seperti itu ke anaknya sendiri," ujar Leni tidak percaya. "Iya aunty aku juga heran, Sabrina sebagai kakaknya begitu tega dengan adiknya sendiri dan itu loh ibunya sungguh tak punya perasaan lalu ayahnya juga kenapa hanya diam saja. Ada yang aneh dengan keluarga itu," kata Sely dengan jengkel. "Apakah setragis itu kehidupan Alana," ujar Alex yang kasihan pada hidup Alana.   Alex memikirkan dia dan Alana hanya menikah menikah sementara. Alex ingin Alana menyelesaikan kuliahnya dan berkerja setelah itu baru dia dan Alana bercerai kalau tidak Alana harus kembali pada keluarganya dan akan diperlakukan semena mena.    *************   Alex berbicara dengan Alana membahas pernikahan kontrak mereka. Alana membaca kertas perjanjian pernikahan mereka. "Ini syaratnya kok menguntungkan pihak pertama terus sih. Ga adil kalau begini," ujar Alana tidak terima. "Apa yang menurutmu ga adil?" tanya Alex. "Semuanya," jawab Alana. "Aku ga mau tau, kamu harus menyetujuinya." "Disini kok ga ada pembahasan tentang hubungan intim dan jika ada yang melanggangnya." "Iya-iya aku tambahin." Perjanjian Pernikahan. Alexander William selaku pihak pertama. Alana selaku pihak ke dua. Membuat perjanjian pernikahan dengan syarat syarat berikut. 1. Pihak pertama dan kedua menikah hanya untuk satu tahun. 2. Pihak kedua tidak berhak ikut campur dalam urusan pribadi pihak pertama. 3. Pihak kedua tidak boleh memiliki hubungan dengan laki laki mana pun. 4. Pihak kedua menuruti semua permintaan dan melayani pihak pertama dimana pun dan kapanpun. 5. Pihak kedua tidak boleh melarang pihak pertama apapun alasannya. 6. Pihak pertama berkewajiban memberi nafkah pada pihak kedua dan pihak kedua menerima nafkah setiap bulan sampai satu tahun pernikahan. 7. Pihak pertama akan membiayai pendidikan pihak kedua sampai tamat. 8. Semua barang, benda yang diberikan oleh pihak pertama pada pihak kedua harus menerimanya tidak boleh menolaknya. 9. Pihak pertama akan memberikan tunjangan hidup selama 1 tahun setelah bercerai. 10. Pihak pertama dan kedua tidak boleh mengatakan pada siapapun tentang pernikahan kontrak mereka. 11. Pihak pertama tidak akan menyentuh atau ada hubungan seksual dengan pihak kedua tanpa ijin dari pihak pertama dan kedua. 12. Jika pihak pertama dan kedua tidak bisa sesuai dengan perjanjian akan mendapatkan denda sebesar 5 Miliyar. "Apa 5 miliyar? Banyak banget Alex" kata Alana tak percaya. "Makanya kamu harus ingat semua syarat perjanjian ini." "Iya Lex." Alana dan Alex sepakat. Mereka saling berjabat tangan dan menandatangani surat perjanjian mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD