28. Kabut Tebal

2016 Words

Sepasang bola mata Frada menatap tegang wajah Nathan yang kini menjadi beringas. Tetapi, tidak ada hal yang dilakukan Ayahnya saat ini dan hanya berdiri di sampingnya. Frada takut, dia tidak ingin atas tindakan nya mengubah semua usaha Tristan menjadi sia-sia. Tetapi, tunggu dulu! Samar Frada sempat mendengar bahwa Tristan mengatakan sesuatu jika tidak menemukan bukti apa pun. Mengapa Tristan harus berbohong? Ada apa? "Pi, aku kau ke kamar mandi dulu." ucap Frada, dia hanya memancing Tristan agar menyingkir dari Nathan. Sempat Nathan menatap curiga kepada Tristan. "Ya, kamu hati-hati ya! Jangan lama-lama!" "Enggak, cuma sebentar kok." Lalu Frada menyingkir dari ruang tunggu, dia menatap area sekitar. Aman. Dia langsung menuju ke lorong satunya, dan mencegah langkah Tristan. Kini dia me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD