Hampir Khilaf

1836 Words
*** "Daddy" panggil Disha setelah mereka sampai diruangan Daddy-nya. Mata Adit tertuju pada Disha dan Bima yang sedang menghampirinya. "Ada apa kesini sayang?" Tanya Adit pada anak gadisnya itu. Disha duduk dipangkuan Daddy-nya. "Daddy, Disha kesini mau minta izin sama Daddy," ucap Disha seraya mengerjapkan matanya menatap Daddy-nya. "Minta izin untuk apa sayang?" "Disha mau minta izin sama Daddy, mau pergi ke apartemen pak Bima," "Apa? Ke apartemen?" "Iya Daddy," "Ngapain kesana sayang? Terus sama siapa?" "Disha cuma suka aja kesana, pengen lihat apartemen pak Bima, dan Disha kesana cuma berdua sama pak Bima." ujar Disha. Sejenak Adit menatap Bima, sementara Bima menelan ludahnya karena takut dengan Daddy Disha. "Cuma berdua saja?" "Iya Daddy, masak sama mang Udin perginya," Daddy Disha terdiam sejenak memikirkan keputusannya, 'cuma berdua disana, aku curiga mereka akan melakukan hal aneh-aneh disana' "Daddy bagaimana?"tanya Disha membuyarkan lamunan Adit, "Please izinkan Disha pergi kesana yah Dad," lanjut Disha memohon. "Iya pak kita tidak lama disana, hanya sebentar lalu pulang," ucap Bima berusaha meyakinkan Daddy Disha. "Ya Daddy sebentar saja, yah please," Disha memohon seraya menangkupkan kedua tangannya didepan d**a. Adit menarik napas berat, dengan terpaksa menyetujui permintaan anaknya itu. "Okey, tapi jangan lama-lama yah," ucap Adit, Disha tersenyum bahagia langsung menct pipi Daddy-nya. "Thank you Daddy," ucap Disha, kemudian beranjak dari duduknya lalu menghampiri Bima. "Ayo honey kita pergi," ajak Disha. "Iya Disha," sahut Bima lalu menoleh kearah Adit, " permisi pak saya dan Disha pergi dulu" pamit Bima, Adit hanya menganggukan kepalanya. Disha dan Bima pun pergi meninggalkan kantor Daddy nya, dan pergi menuju apartemen Bima. *** Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah gedung yang sangat tinggi, dimana gedung itu adalah sebuah apartemen yang ditempati oleh Bima. "Oh honey tinggal disini?" Tanya Disha setelah keluar dari mobil seraya melihat keatas gedung itu. "Iya" sahut Bima ikut keluar dari mobilnya. "Waaah tinggi sekali, apa apartemen honey yang paling atas?" "Hmm tidak juga, hanya dilantai empat," "Oh Disha kira yang paling atas, kita bisa lihat kota Jakarta," "Saya tak suka paling atas, karena terlalu tinggi," ucap Bima, kemudian mengajak Disha masuk "ayo masuk" "Okey honey" sahut Disha, seraya mengikuti Bima dari samping. Perlahan mereka melangkah menuju apartemen Bima hingga akhirnya mereka sampai dilantai empat, di apartemen yang ditempati oleh Bima. *** "Waaaaahhh bagus !" Seru Disha setelah Bima membuka pintu apartemennya. Disha duluan masuk kedalam sambil memandangi seluruh isi ruangan apartemen milik Bima. Lalu Disha berlari mencari kamar Bima, sementara Bima ke dapur untuk mengambil minuman kaleng di kulkas. Setelah Disha sampai dikamar Bima, ia melihat ranjang Bima yang berukuran lumayan besar lengkap dengan televisi didepan, jendelanya tepat disamping ranjang sehingga terpampang jelas pemandangan dari luar. "Waah bagus sekali" puji Disha terpukau dengan apartemen Bima, Disha melepas sepatunya lalu naik diatas ranjang Bima seraya meloncat-loncat kegirangan. "Yeyeye" teriak Disha. Tak lama kemudian Disha terhenti lalu terpikir sesuatu, ia melepas kemeja seragamnya sehingga menyisakan bra nya saja. Bima yang baru saja masuk kamar hampir saja tersedak minuman saat melihat Disha sudah tak mengenakan kemejanya. Seketika Bima menaruh minuman diatas meja lalu menghampiri Disha. "Disha apa yang kamu lakukan? Cepat pakai lagi bajumu," ucap Bima langsung memungut kemeja dan tanktop Disha lalu menyuruh Disha memakainya. "Gak mau honey, panas," "Nanti saya pasang AC nya, tolong pakai kemeja nya yah Disha," "Gak mau honey," "Tadi Disha sudah janji mau dengar sama suami kan," "Iya honey" "Jadi sekarang pakai bajunya kembali yah," bujuk Bima. "Iya deh, asal honey pakaikan yah," ucap Disha tersenyum menatap Bima. "Baiklah" Dengan terpaksa Bima memakaikan kembali baju pada Disha. Setelah Disha memakai kemejanya kembali, Bima mengambil minuman lalu memberikannya pada Disha. "Huuu bagus apartemen honey, Disha suka disini," ucap Disha setelah meneguk minumannya. "Kapan-kapan Disha bisa tinggal disini honey?" Tanya Disha. "Iya bisa" sahut Bima. Disha beranjak dari duduknya, kemudian berjalan keluar menuju balkon apartemen. Disana Disha merasakan hembusan angin begitu kencang menghempas tubuh nya. Disha pun berteriak sekencang-kencangnya. "Huuuuuuu PAK BIMA I LOVE YOU," Seketika mata Bima melotot mendengar teriakan Disha, "astaga Disha" ia cepat beranjak dari duduknya dan berjalan keluar menyusul Disha . Sekali lagi Disha berteriak, "Huuuuuuu DISHA SAYANG PAK BIM..." Tiba-tiba mulut Disha dibungkam oleh Bima, dengan cepat Bima menarik Disha ke dalam. "Disha jangan lakukan itu, nanti disangka orang Disha mau bunuh diri." Ucap Bima ketakutan. "Haaa memang ada yah seperti itu?" Tanya Disha. "Ada, dan sudah beberapa kali kejadian seperti itu, jadi kita didalam saja yah gak usah diluar" jelas Bima. "Iya honey," sahut Disha , mereka pun kembali ke kamar, perlahan Disha membaringkan tubuhnya di ranjang, suhu dingin AC mulai terasa membuat tubuh mereka terasa sejuk. Tak lama kemudian Bima ikut membaringkan tubuhnya disamping Disha, mereka sama-sama menatap langit-langit kamar Bima. "Honey, Disha tuh sebenernya pengen cepat dewasa, ingin sekali merasakan hal-hal yang ingin Disha ketahui," ucap Disha menceritakan segala keinginannya pada Bima. Bima hanya tersenyum kecil menoleh Disha. "Kenapa Disha pengen jadi dewasa? Padahal jadi orang dewasa itu tidak enak loh, karena banyak yang harus dipikirkan, justru saya ingin kembali ke masa anak-anak, dimana kita cuma bisa bermain dan makan, tanpa harus memikirkan hidup." "Hmm soalnya Disha malas kalau hidup Disha diatur-atur terus sama Daddy, ingin rasanya Disha bebas honey," "Kalau Daddy Disha seperti itu, itu tandanya Daddy sayang sama Disha, Daddy itu khawatir sama Disha karena Disha itu anak gadis satu-satunya Daddy kan, kalau Daddy gak sayang Disha, gak mungkin dia akan menikahkan kita," "Iya betul sih," "Jadi sekarang Disha harus pikirkan sekolah Disha dulu yah, gak usah pikir yang aneh-aneh dulu, suatu saat Disha pasti akan merasakan yang namanya dewasa, okey," "Hmm iya," Beberapa saat kemudian, mereka terdiam sejenak, Disha memiringkan tubuhnya menatap Bima dengan nakal. "Honey" panggil Disha, Bima kembali menoleh kearah Disha. "Kenapa?" Tanya Bima. Disha memonyongkan bibirnya bermaksud ingin mencium Bima. Bima hanya tersenyum melihat tingkah Disha. "Astaga dasar omes," ucap Bima, Bima mendekatkan wajahnya lalu membalas ciuman Disha. Mereka pun saling berciuman mesra diatas ranjang berukuran sedang itu, hingga tanpa sadar Bima seakan terbuai dengan keindahan yang berada di depan matanya saat ini, suara dan gerakan Disha yang agresif membuat Bima semakin tak terkendali, kini dirinya mulai berani untuk menyentuhnya tanpa melakukannya meskipun kerap kali bayangan Daddy Disha selalu menghantui pikiran Bima, akan tetapi hari ini ia mulai kalah dengan gejolak hasratnya bersama Disha, sampai akhirnya mereka letih dan tertidur usai b******u kasih dalam kenikmatan sesaat. *** Sore hari Bima terjaga dari tidurnya, tak terasa mereka sudah tiga jam berada di apartemen, perlahan Bima membuka matanya dan melihat waktu di jam tangannya sudah menunjukkan pukul 05 sore. Seketika Bima bangkit dari tidurnya dan melihat pakaiannya sudah acak-acakan bersama Disha. Bima menarik napasnya seraya mengusap rambutnya. "Astagfirulloh apa yang aku lakukan tadi?, Disha.. Disha .. untung lah aku bisa mengontrol diriku tadi, kalau tidak, entah apa yang akan terjadi?" Gumam Bima dengan suara kecil menatap Disha yang masih tertidur nyenyak. Bima mulai mengatur kembali pakaiannya lalu membangunkan Disha. "Disha, bangunlah sudah sore" panggil Bima, seraya memukul pelan pipi Disha. Disha melenguh sambil berusaha membuka matanya. "Kenapa honey?" Tanya Disha sambil memicingkan matanya. "Cepat bangun dan atur pakaianmu, sudah sore kita harus kembali ke rumah secepatnya sebelum Daddy mu pulang," titah Bima merasa ketakutan. "Hmm" Disha pun bangkit dari tidurnya lalu mengatur kembali pakaiannya. Setelah siap merekapun keluar dari apartemen. Dan berjalan menuju lift. "Honey makasih yah," ucap Disha, Bima mengerutkan dahinya tak mengerti. "Terima kasih untuk apa?" "Untuk tadi," jawab Disha tersenyum malu. "Haa hmm iya, tapi jangan bilang Daddy yah, nanti saya kena marah kalau sampai dia tahu," ucap Bima mulai cemas jika Daddy Disha tahu apa yang telah ia lakukan pada Disha tadi saat berada di apartemennya. "Tidak mungkin Disha kasih tahu, ini kan rahasia rumah tangga kita honey," jawab Disha. Bima tersenyum menatap Disha lalu membelai rambut Disha. "Anak pintar" "Iya dong, siapa dulu dong, Disha istri honey," celoteh Disha. Merekapun sama-sama tertawa dalam lift. Setelah sampai di lantai bawah Bima dan Disha keluar dari apartemen lalu menaiki mobil, Bima mulai menancapkan gas lalu melesat cepat menuju rumah Disha. *** Sesampainya dirumah Disha dan Bima masuk kedalam rumah dengan wajah yang kusut membuat Lisa keheranan. "Sayang kenapa baru pulang jam segini?" Tanya Lisa. "Tadi Disha pergi ke apartemen honey mom," jawab Disha dengan lemas. "Apa ke apartemen? Buat apa di apartemen?" "Gak ngapa-ngapain mom, cuma duduk-duduk aja lalu pulang," jawab Disha. Seketika Lisa menatap bima mulai curiga. "Bima apa betul yang dikatakan Disha?" "Iya Bu, kita cuma duduk-duduk saja," jawab Bima "Hmm ya sudahlah," "Ya sudah mom, Disha dan pak Bima mau keatas dulu yah, soalnya capek" pamit Disha melanjutkan langkahnya. "Permisi Bu, saya keatas dulu" pamit Bima dengan perasaan segan. "Iya" sahut Lisa. Setelah Disha dan Bima pergi, Lisa masih saja memikirkan tingkah anaknya barusan membuatnya ragu. "Di apartemen cuma duduk-duduk tapi kenapa wajah mereka kusut semua? Ada apa sebenarnya?" Gumam Lisa penuh tanya. *** Sampai dikamar Disha menghempaskan tubuhnya di ranjang melanjutkan tidurnya karena lemas, sementara Bima pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sampai dikamar mandi Bima tersenyum kecil membayangkan apa yang ia alami tadi bersama Disha, suara Disha tadi terngiang-ngiang dipikiran Bima. Honey enak honey Disha mau keluar "Ya ampun apa yang aku lakukan tadi benar-benar sudah gila," gumam Bima seraya menyiram tubuhnya dengan shower. Kenapa Disha biasa tahu melakukan itu? Disha waktu itu iseng-iseng nonton film itu sama Cici honey, makanya Disha tahu. "Arrrgggghhh dasar kau omes Disha" Bima menggeram berusaha melupakan cerita tadi namun tetap saja tidak bisa. Bima pun melanjutkan mandinya hingga selesai. Selesai mandi dan ganti baju Bima keluar dan mendapati Disha masih tertidur. Perlahan Bima menghampiri Disha lalu membangunkannya. Disha hanya melenguh lalu tertidur lagi. "Disha bangun, sudah mau magrib, gak boleh tidur magrib," "Hmm iya sebentar lagi honey," ucap Disha dengan mata tertutup. "Tidak bisa, nanti lanjut sebentar tidurnya setelah sholat Magrib," Bima bangkit dari duduknya lalu menarik kedua tangan Disha agar Disha terbangun, tapi nyatanya Disha tak bangun juga. Dengan terpaksa Bima menggendong Disha lalu membawanya ke kamar mandi, dan meletakkannya didalam bahtub. Bima mengambil shower lalu menyiramnya ke tubuh Disha. "Iiihhh honey hentikan, dingin tahu!" "Iiihhh honey hentikan, dingin tahu!" pekik Disha merasakan dingin ditubuhnya saat Bima menyiramnya dengan air. "Siapa suruh tidak mau bangun," "Iya-iya Disha sudah bangun tolong jangan siram Disha lagi," "Okey" Bima mematikan shower dan melihat Disha sudah bangun dan bangkit dari tidurnya. "Cepat mandi, nanti kita sholat magrib," "Siap honey," "Oh yah, Disha sudah tahu kan cara mandi wajib?" Tanya Bima. Disha mengernyit memikirkan sesuatu. "Mandi wajib? Tahu honey, memang kenapa?" "Disha harus mandi wajib yah," "Kenapa mandi wajib? kita gak ngapa-ngapain tadi honey, hanya pegang-pegang aja kan" "Disha.. Disha.. kamu ini mau dibilang polos tapi omesnya kelewatan," Bima menggelengkan kepalanya. "Tadi Disha keluarkan sesuatu dari milik Disha kan?" Tanya Bima. "Iya honey," sahut Disha. "Itu artinya Disha harus mandi wajib, walaupun kita gak ngapa-ngapain, seperti mimpi basah walau gak ngapa-ngapain tetap harus mandi wajib" jelas Bima berusaha membuat Disha mengerti. "Oh begitu, oke siap honey, sekarang keluarlah ! Disha mau mandi, atau honey mau temani Disha mandi?" "Haaa tidak-tidak" dengan cepat Bima keluar dari kamar mandi sebelum omes Disha menjadi-jadi. Disha pun terkikik melihat tingkah Bima yang ketakutan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD