29 - Kehormatan

2318 Words
          Kai mengajak Sayuri untuk kembali masuk ke dalam GOR. Melihat waktu untuk semi – final masih setengah jam lagi, mereka berdua jadi tidak perlu terburu – buru. Soha tidak terlihat di mana pun, sepertinya ia benar – benar kembali ke ruangan peserta.           Mengetahui kalau turnamen ini memiliki rencana di balik layar yang menyangkut perdagangan manusia membuat Sayuri bertanya – tanya, apakah Soha yang bekerja sebagai petugas turnamen ini mengetahui hal itu atau tidak.           Lagi pula, Kai belum menjelaskan semuanya kepada Sayuri bagaimana bisa turnamen ini memiliki sangkut pautnya dengan perdagangan manusia. Sayuri ingat dari perkataan Soha sebelumnya, kemungkinan besar turnamen semacam ini juga pernah diadakan di tahun – tahun sebelumnya.           Jika memang turnamen ini pernah diadakan sebelumnya … dan di tahun sebelumnya pun perdagangan manusia pernah terjadi di balik layar turnamen ini … bagaimana bisa unit khusus reserse kriminal tidak berhasil menangkap mereka sebelumnya?           Kai tiba – tiba memutar tubuhnya menghadap Sayuri sambil tersenyum miris. “Red Lily, entah kenapa rasanya kau yang terus mendesah dengan kecewa itu tertuju kepadaku?”           Sayuri mendengus pelan, sedikit kesal dengan kemampuannya Kai untuk membaca dan menilai apa yang dipikirkan oleh seseorang dengan mudah hanya dengan melihatnya.           “Bisa dibilang begitu,” balas Sayuri singkat.           Kai hanya bisa tertawa canggung sambil melangkah melanjutkan perjalanan mereka menyusuri lorong panjang dengan penerangan yang sangat minim ini.           “Aku tahu kau pasti memiliki banyak pertanyaan kepadaku. Tapi, untuk pembicaraan kita selanjutnya lebih baik kita lakukan di tempat yang lebih aman dari pada sebelumnya,” kata Kai. “Mungkin kau juga akan sedikit nyaman jika berbicara langsung dengan Kyle.”           … Kenapa dengan Kyle? Apa bedanya berbicara dengan Kyle atau Emil atau Fein dalam situasi yang seperti ini?           “Aku dengar turnamen ini pernah diadakan sebelumnya,” kata Sayuri pelan.           Untuk beberapa saat, Kai terdiam tanpa mengatakan apa pun. Setelah beberapa saat kemudian, ia baru membalas, “Sepertinya aku mengerti apa yang ingin kau katakan, dan aku tidak ingin menjadikan hal ini sebagai alasan. … Aku, Kyle, Fein dan juga Emil baru menjadi anggota khusus selama dua tahun, dan turnamen ini memang pernah diadakan sebelumnya, tapi itu tiga tahun yang lalu dan di kota yang berbeda.”           “Hm, menggunakan alasan sebagai anggota unit reserse kriminal yang baru tidak membantu sama sekali, Kai. Bukankah itu berarti saat ini kau sedang menyalahkan seniormu?” balas Sayuri.           Kai kembali tertawa satu kali. “Karena itu aku tidak ingin mengatakan hal itu … ah, ini ruangannya, Red Lily.”           Pintu ruangan yang ada di depannya tidak berbeda dari pintu yang lain. Bukan sebuah pintu rahasia yang ada di balik dinding yang dapat berputar bila kau menekan tombol tersembunyi, atau pun pintu dengan puzzle untuk membuka kuncinya. Pintu ruangan yang ada di depannya saat ini hanya memiliki tanda ‘ruang penyimpanan’ yang tertulis di sana.           …           Uh, tentu saja melakukan pertemuan rahasia di tempat yang sangat tidak tersembunyi malah tidak akan mencurigakan … bukan begitu?           “Yoo, aku bawa Red Lily bersamaku,” kata Kai sambil membuka pintu yang ada di depannya dan masuk ke dalam.           “Sudah kukatakan, kenapa kau tetap membawanya ke tempat ini!? Bukankah kau tahu kalau dia hanya warga biasa!?”           Dari dalam, terdengar suara yang sudah sangat Sayuri kenali. Menyusul Kai untuk masuk ke ruangan itu, Sayuri melangkahkan kakinya ke dalam dan langsung menerima perhatian dari semua orang yang ada di dalam ruangan itu.           “Ah … ternyata benar. Aku merasa pernah mengenalimu di suatu tempat sebelumnya, ternyata kau … Emil?” tanya Sayuri pada seseorang yang ia kira sebagai Emil, yang menyamar sebagai petugas yang membantunya mengisi formulir sebelumnya.           “Red Lily, senang akhirnya bisa berbicara langsung padamu,” balas Emil sambil membetulkan posisi kacamatanya. “Awalnya aku tidak terlalu yakin dengan perkiraanku. Tapi setelah melihat inisial RL sebagai Red Lily, dan caramu mengalahkan lawanmu itu aku jadi yakin.”           “Jika seperti ini, bukankah cara Lord’s Regime mengubah tampilan seseorang dalam permainan itu masih kurang?” tanya seseorang yang Sayuri kira sebagai Fein. Tubuhnya masih besar dan berotot, seperti karakternya dengan profesi Gladiator di dalam Lord’s Regime. Yang sedikit membedakan adalah warna rambutnya yang sedikit merah marun. “Baik di dalam Lord’s Regime, mau pun di dunia nyata, kau tetap terlihat manis, Red Lily!”           Sekali lagi, tubuh Sayuri rasanya langsung merinding ketika mendengar perkataan Fein ini …           “Kau juga tidak terlalu … berbeda, Fein,” balas Sayuri singkat.           “… kenapa rasanya itu bukan sebuah pujian?” tanya Fein pelan.           “Tunggu sebentar! Ini bukan saat yang tepat untuk … reuni menyenangkan, bukan? Red Lily, aku tidak tahu apa yang kau bicarakan dengan Kai sebelumnya. Tapi hal ini bisa membahayakan dirimu.”           Melihatnya secara langsung dan bersebelahan dengan Kai, membuat Sayuri yakin kalau Kai dan Kyle benar – benar kembar. Meski begitu, Kai memiliki mata yang lebih tajam dari pada Kyle. Sedangkan dagu dan hidung Kyle lebih terlihat tegas dan mancung dari pada Kai.           “Setidaknya aku tahu kalau kalian semua merupakan anggota dari unit khusus reserse kriminal,” kata Sayuri sambil mengangkat kedua bahunya.           Sedetik kemudian, Sayuri harus menundukkan kepalanya karena sebuah botol minuman baru saja melesat cepat ke arahnya dengan mengerikan. Jika saja ia terlambat beberapa hitungan, mungkin saat ini hidungnya sudah memerah karena terkena botol itu.           “Ah! Maaf, Red Lily aku tidak bermaksud untuk mengenaimu,” kata Kyle cepat sambil berdiri dari duduknya, kemudian menyipitkan kedua matanya melihat ke arah Kai. “Kenapa kau menghindarinya? Bukankah kau tahu Red Lily masih berada di belakangmu!?”           “Lalu apa? Menerima ciuman dari botol yang kau lempar?” Kai balik bertanya. “Lagi pula, bukankah kau sudah lihat kemampuannya itu, Kyle?”           “Aku sudah melihatnya dan aku benar – benar paham dengan kemampuan yang dimiliki oleh Red Lily. Tapi tetap saja … dia seorang warga biasa!” desis Kyle. “Aku membuat kau dan Red Lily saling bertanding karena berharap kau akan mengalahkannya, bukan malah meminta bantuannya!”           “Oh, apa Kyle bisa melakukan hal itu?” bisik Sayuri yang saat ini sudah berada di samping Emil, mencari tempat yang lebih aman dari pada harus terkena lemparan dari botol minuman nyasar yang lain.           “Dalam … misi kami kali ini Kyle menjadi seorang teknisi,” balas Emil. “Tapi … melihatmu yang tetap tenang meski pun tahu kalau kami unit khusus reserse kriminal membuatku kagum, Red Lily.”           Hoo, apa teknisi yang selalu diajak bicara oleh Endo untuk mengecilkan suara Kobba itu Kyle?           Sayuri mengangkat kedua bahunya sambil melipat kedua tangannya, kemudian membalas, “Hm, anggap saja aku merasa kalau hal ini seperti mimpi, jadi rasanya saat ini semua yang ada di depanku tidak nyata?”           Emil tertawa satu kali. “Sayangnya semua ini kenyataan, Red Lily. Lagi pula, Kyle memang membuatmu dan Kai bertanding untuk membuatmu kalah. Jika Kyle tidak melakukannya, kau pasti akan mendapatkan hadiah utama.”           “Hoo? Apa menurutmu dengan kemampuanku saat ini aku bisa menang mengalahkan Kai atau Fein yang ikut menjadi peserta turnamen ini?” tanya Sayuri dengan kepalanya yang sedikit dimiringkan.           “Mungkin? Aku tidak sempat melihat kemampuanmu dengan baik karena lawanmu sebelum Kai … uh, sangat payah,” balas Emil sambil tersenyum miris. “Tapi setelah melihat kau yang berhasil mengikuti gerakan Kai, bahkan sampai menahan serangannya … aku yakin setidaknya kau bisa memenangkan juara kedua.”           “Dan bukan juara pertama? Siapa yang akan juara ketiga?”           “Fein. Untuk juara pertama aku tidak terlalu yakin. Mungkin kau dan Kai harus bertanding lebih lama lagi untuk melihat hasilnya.”           Sayuri berdeham pelan untuk menahan tawanya. Kemudian melirik ke arah Fein yang memerhatikannya dan Emil dengan kedua mata yang disipitkan. “Aku tahu kalian membicarakanku …”           “Red Lily. Kyle dan Fein memang tidak setuju untuk menyeretmu ke dalam misi kami. Tapi … maaf, saat ini kami benar – benar putus asa,” kata Emil yang terdengar sangat serius.           “… Aku sudah mendengar cerita singkatnya dari Kai. Tapi masih tidak mengetahui tentang bagaimana cerita turnamen ini memiliki hubungan dengan … perdagangan manusia,” balas Sayuri.           Emil mendesah pelan sambil mengusap bagian belakang lehernya. Melihat Kai dan Kyle yang masih sibuk berdebat membuatnya berpikir mungkin dirinya yang akan menjelaskan semua ini.           “Singkatnya, turnamen ini disponsori oleh seseorang yang tinggal di pusat kota B. Kekayaannya sangat tidak masuk akal, dan setelah kami mengawasinya, ternyata orang itu melakukan perdagangan manusia,” jelas Emil. “Turnamen ini memiliki dua tujuan. Pertama, seseorang yang tepat untuk ‘dijual’ dengan harga yang tinggi. Kedua, seseorang yang dapat ‘bekerja’ di bawahnya dengan kemampuan yang sangat mengagumkan.”           “Hoo, jadi bila disimpulkan … dari peserta yang memenangkan peringkat satu sampai … mungkin lima? Jika orang itu laki – laki, pasti ia akan direkrut oleh dalang di balik ini semua. Sebaliknya, jika seorang perempuan yang menjadi juara … dia akan dijual?” simpul Sayuri.           Emil memasang senyuman puas di wajahnya, kemudian membalas, “Tepat sekali. Kau yang dapat dengan cepat menilai sebuah kejadian di sekitarmu itu sangat luar biasa, Red Lily. Bahkan ketika kita berada di Collapsed Sewage … ah, bukan saat yang tepat untuk mengingat hal itu.”           Sayuri mengusap pipinya pelan, kemudian bertanya, “Apa kalian membutuhkan bantuanku untuk menjadi seseorang yang ‘dijual’ dan menemukan lokasi di mana orang – orang yang menjadi korban perdagangan manusia ini berada?”           “Itu benar. Karena kami yakin, untuk peserta laki – laki yang memenangkan turnamen ini, mereka akan dibawa ke tempat lain untuk … melakukan negosiasi. Aku yakin kau mengetahu maksudnya, kan?” tanya Emil.           Sayuri mendesah panjang. Negosiasi … jika orang itu menolak untuk bekerja pada dalang di balik ini semua, melenyapkan seseorang yang berasal dari kota J tidak akan terlalu sulit untuknya yang tinggal di kota besar seperti kota B. Lagi pula, Sayuri juga yakin kalau mereka yang menerima pekerjaan ini akan mendapatkan bayaran yang sangat besar.           Yang membuat Sayuri kesal adalah jika yang memenangkan pertandingan ini adalah seorang perempuan. Mau dengan kemampuannya yang dapat menjadikannya juara, ia akan tetap berakhir dijual dengan harga yang lebih tinggi.           “Aku dengar kalian bisa membayarku dengan bayaran yang tinggi,” kata Sayuri. “Bahkan Kai bilang dia bisa memberiku hal lain yang aku inginkan.”           “… Sebagai salah satu anggota dari unit kepolisian mengatakan hal ini memang cukup aneh dan sangat tidak terpuji. Tapi … selama apa yang kau inginkan bukan barang atau melakukan sesuatu yang ilegal, kami akan melakukannya,” balas Emil. “Memang sangat terlambat untuk mengatakan hal ini sekali lagi. Kami tahu kau hanya warga biasa, Red Lily. Tapi kami benar – benar merasa putus asa karena orang ini sangat licin seperti belut yang mudah melarikan diri. Hanya kau yang bisa membantu kami untuk menemukan di mana korban dari perdagangan manusia ini disekap, Red Lily.”           “Tenang saja, aku sudah setuju untuk membantu kalian ketika berbicara dengan Kai. Aku hanya ingin tahu apa hubungan turnamen ini dengan perdagangan manusia yang mereka lakukan,” balas Sayuri.           “… kau tidak takut?” tanya Fein yang entah sejak kapan berada di dekat mereka.           Sayuri mendesah panjang sambil menumpu pipinya di sebelah tangannya. Berbohong sedikit bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat, ‘kan? “Takut? Tentu saja. Bahkan aku yang sudah mengetahui semua cerita tentang perdagangan manusia ini tetap takut.”           “Ka—kalau begitu, kenapa kau tetap memilih untuk membantu kami, Red Lily!?” sahut Kyle yang juga entah sejak kapan ikut di dalam perbincangan mereka. “Aku benar – benar menghargaimu yang ingin membantu kami.  Tapi … meminta bantuan pada warga biasa …”           “Itu dia. Itu jawabannya, Kyle,” potong Sayuri. “Meski aku warga biasa, aku sudah mengetahui tentang perdagangan manusia ini. Tapi, bagaimana dengan orang lain yang mungkin saat ini sudah siap dijual ke tempat yang tidak mereka ketahui? Lagi pula, menurut Kai dan juga Emil, aku memiliki kemampuan yang cukup untuk membantu kalian. Apa lagi yang kurang?           “Aku mengerti kenapa kalian tidak bisa meminta bantuan kepada unit kalian sendiri, karena kejahatan di negara ini tidak hanya dilakukan oleh satu orang, tetapi banyak, sangaaat banyak,” tambah Sayuri. “Dan unit khusus seperti kalian memiliki anggota yang terbatas. Aku mengerti kenapa kalian putus asa. Mungkin jika kesempatan ini kalian lewati, dalang di balik ini semua akan melarikan diri lagi dengan mudah sambil menikmati uang hasil pekerjaan ilegalnya.”           Kyle mendecakkan lidahnya sambil memijat keningnya berusaha untuk menghilangkan pusing yang ada di sana. Kemudian, akhirnya ia berkata, “… Itu benar. Apa yang kau katakan sangat benar, Red Lily. Kemampuanmu sudah cukup untuk … membantu kami. Bahkan, kondisi fisik dan mentalmu sangat baik meski pun mengetahui ini semua. Rasanya … kau bukan seseorang yang biasa.”           Kai tertawa satu kali, kemudian berkata, “Red Lily mengatakan kalau sikapnya yang seperti itu terbentuk karena ia harus berperan sebagai kakak yang baik dengan puluhan adik di panti asuhan tempatnya tinggal.”           Terima kasih pada perkataan Kai, ruangan itu menjadi sunyi beberapa saat. Sampai akhirnya Kyle berkata, “Dengar, Red Lily. Kau akan mendapatkan penghargaan yang sangat besar bila berhasil membantu kami. Setelah kejadian ini pun kami akan berusaha untuk membantumu tetap hidup sebagai warga negara biasa.”           “Terima kasih. Tapi, bagaimana dengan kalian? Bukankah kalian mungkin akan mendapatkan penilaian yang buruk karena meminta tolong kepadaku, warga biasa dan seorang perempuan DAN masih berumur tujuh belas tahun?”           Fein tertawa beberapa kali sambil menggelengkan kepalanya. “Red Lily, jika kami harus kehilangan harga diri dan kehormatan yang dimiliki oleh anggota khusus seperti kami, kami tidak masalah. Bahkan, kami tidak peduli. Karena semua itu tidak sebanding dengan nyawa dari orang – orang yang berhasil kami selamatkan.”           Kedua ujung bibir Sayuri langsung terangkat. Andai saja … andai saja banyak orang – orang yang seperti mereka di dunia ini. Mungkin, di kehidupan Sayuri yang sebelumnya … akan ada seseorang yang menyelamatkannya dari keluarga Boyd dan kembali membebaskannya.           “Baiklah. Karena tidak ada masalah lain lagi, katakan apa yang harus aku lakukan untuk membantu kalian,” balas Sayuri. [] 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD