Beberapa hari setelah kembalinya dia ke dunia nyata. Ayana terus melakukan aktivitasnya secara normal. Teman-temannya sangat senang karena Ayana dikabarkan sudah sembuh dari sakitnya. Paul memberikan buket bunga untuknya. “Kenapa aku baru tahu kalau kau sudah sembuh?” tanya Paul. Ayana tersenyum. “Saya juga tidak tahu kalau saya sakit.” “Hahaha, Ayana, aku merindukan candaan itu.” “Memangnya saat saya amnesia, saya menjadi perempuan seperti apa?” “Uuh, kau berani sekali! kau seolah bos dan berani memerintahku,” jawab Paul. “A-apa? maaf, Pak! Saya sudah melakukan kesalahan.” “Ahaha, sudah lah. Sekarang kau sudah menjadi sekretaris pak David. Itu suatu kemajuan untukmu.” “Pak, memangnya bu Selly ke mana?” “Ah, aku tidak paham. Dia tiba-tiba pergi tanpa berpamitan.” Ayana tersenyum