Karena apartemen Ervan lebih dekat dengan kantor, aku membawanya ke sana untuk mengobati lukanya. Ray dan Ervan sama-sama babak belur. Kalau tak ada security gedung yang memisahkan, mungkin mereka berdua sudah masuk ke UGD karena saling menyerang dengan sekuat tenaga. Bahkan, tadi teriakanku pun diabaikan oleh mereka berdua yang sama-sama emosi. "Dia cewek gue! Berani-beraninya lo kasarin cewek gue di depan mata kepala gue sendiri." Ervan kembali melayangkan pukulan pada Ray yang bisa ditangkis dengan cepat oleh lelaki itu. Mereka berdua tampak saling balas memukul. Ray dan Ervan, dua-duanya jago beladiri. Dari zaman sekolah, mereka berdua itu idola. Mengikuti ekskul beladiri yang sama serta olahraga yang sama juga. Hanya saja, Ervan yang memegang kapten basket pada masa kami saat itu wa