DUA PULUH TUJUH-2

1464 Words

Aku memijit keningku mengingat itu. Ervan ada bukti yang kuat, lalu siapa yang harus aku percaya? Di sisi lain, Ray telah bertahun-tahun berada di sisiku, menemaniku dalam kondisi apa pun. Dia yang ada di sampingku ketika aku merasa terpuruk. "Mau makan siang apa? Pesan aja," ucap Ervan yang telah berdiri tak jauh dariku. Dia sudah tampak lebih segar dibandingkan tadi pagi. Dari rambutnya yang terlihat agak basah, sepertinya dia baru saja selesai mandi. Aku sontak menoleh. "Boleh. Umm... kamu udah mendingan?" "Udah. Jauh merasa lebih baik hari ini." "Oh, syukurlah kalau gitu." Aku mengusap tengkukku. Kenapa mendadak jadi salah tingkah begini? Sudah berkali-kali memperingatkan diri sendiri, tapi jantung ini masih saja berdegup kencamg ketika berada di dekat Ervan. Segitu kuatkah pesona

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD