ENAM

1580 Words

Aku menangis terisak-isak di hadapan Ray. Hanya kepadanya aku mengadu setiap kali merasa sedih, seperti hari ini. Kata-kata yang dilontarkan oleh Ervan sore tadi membuat hatiku merasa sakit. Aku meminta Ray menjemput di tempat di mana Ervan menurunkanku. Tak lama, Ray segera datang menjemput. Kebetulan dirinya berada di jalan yang tak jauh dariku ketika aku meneleponnya. Begitu tiba di sana, Ray langsung meraihku ke dalam dekapannya. Kemudian, menuntunku untuk masuk ke dalam mobil. Ray membawaku ke sebuah tempat yang terletak di pinggir pantai di daerah Jakarta Utara. "Gue masih cinta dia, Ray! Cuma dia yang gue cinta. Gue nggak mau sama yang lain. Tapi... kenapa kayaknya semesta nggak berpihak sama gue? Kenapa?" Ray kembali meraihku ke dalam dekapannya. "Udah, An, udah. Apa lo nggak c

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD