Gotta move on - part 2

933 Words
Lalu setelah Ara memasukan kantong sampah ke tong, tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara yang memanggilnya dari kejauhan.  "Ara!" Ujar suara itu.  Maka setelah Ara menoleh, lalu sambil merasa gugup dia berkata.  "A- Alex."  Rupanya orang yang mendatanginya adalah Alex dan Ryuji. Pertemuan mereka disana terasa canggung di awal, karena Alex dan Ara seakan tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Namun beberapa saat kemudian, Ara mulai berjalan mendekati Alex, dan secara perlahan dia memeluk tubuh Alex, sehingga akhirnya mereka berdua berpelukan, sedangkan Ryuji hanya bisa terdiam melihat hal itu.  Lalu tanpa disadari, Ara mulai menangis di pelukan Alex, oleh karena itu Alex juga ikut menangis bersama Ara. Mereka berdua saling melampiaskan emosi dan kesedihan di tempat itu.  Dan beberapa saat kemudian, Alex dan Ara kini sudah merasa lebih tenang, mereka berdua duduk di atas atap restoran Ara, bersama Ryuji yang selalu berada di dekat Alex, walaupun saat itu dia sedikit menjauh supaya Alex dan Ara bisa mengobrol dengan lebih leluasa.  Yang memulai obrolan pertama kali adalah Ara, dia berkata. "Aku senang kau baik-baik saja Alex."  Alex segera menjawab, "Ja- jangan pikirkan tentang diriku ... Aku lebih mengkhawatirkanmu."  "Aku baik-baik saja."  "Ta- tapi..."  Sebelum Alex mengatakan sesuatu, Ara melanjutkan perkataannya.  "Semua yang sudah terjadi, tidak bisa kita putar kembali ... Sejujurnya Alex, ketika kami semua berangkat untuk menyelamatkanmu, kakakku memberikan beberapa kalimat yang sangat serius kepadaku."  "Apa itu?" Tanya Alex penasaran.  "Dia berkata ... 'Ara, ini adalah jalan yang telah kupilih, aku siap menerima apapun yang terjadi padaku dalam misi ini, dan aku tidak memaksamu untuk ikut bersamaku dalam misi ini ... Sejak awal, Menjadi seorang ras pedang yang mengabdikan diri sepenuhnya untuk memerangi kejahatan adalah suatu hal beresiko, yang kemungkinan besar dapat merenggut nyawa kita ... Jadi jika kau tidak siap, sebaiknya kau jangan ikut.' ... Itulah yang dikatakan oleh kakakku, dan pasti Ryuji serta para anggota lainnya juga memiliki pemikiran seperti itu." Ucap Ara.  "Ya." Jawab Ryuji secara singkat.  Lalu Alex berkata, "Ja- jadi...."  Namun Ara melanjutkan perkataannya lagi. "Jadi, sejak awal kakakku dan diriku memang sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, dan walaupun kita semua merasa sedih jika ada anggota kelompok yang gugur, tapi kita tidak boleh sedih terlalu berlarut-larut ... Kita harus tetap melangkah maju, dan melanjutkan semangat mereka di dalam hati kita."  Seketika Alex tercengang dan terpukau setelah mendengarkan perkataan dari Ara. Karena dia tidak menyangka bahwa ternyata mental Ara jauh lebih kuat dibandingkan miliknya.  Lalu dengan perasaan gugup, Alex berkata. "Ja- jadi sekarang apa yang ingin kau lakukan? A- apapun itu, aku akan membantu." Ucap Alex.  "A- aku ..." Ara sempat terdiam sejenak, kemudian dia melanjutkan perkataannya, "Pertama-tama, Aku ingin mencari jenazah kakakku, lalu memakamkannya secara layak."  "Kalau begitu aku akan membantu." Ujar Alex.  "Jangan Alex, kau harus fokus pada kegiatanmu, terutama pada sekolahmu." Jawab Ara.  Kemudian Ryuji menambahkan. "Ya Alex, tentang masalah ini, Ara akan mendapatkan bantuan dari para anggota yang lain untuk mencari jenazah Ren, semuanya sudah diatur dan selesai didiskusikan."  "Ta- tapi, aku tetap ingin membantu." Alex bersikeras.  "Pokoknya tidak boleh, kau harus fokus pada sekolahmu. Jangan jadi orang yang putus sekolah seperti diriku." Ucap Ara.  "Tidak apa-apa, aku bahkan rela putus sekolah demi dirimu, lalu dengan begitu aku jadi bisa menemanimu dan mengelola restoran ini bersamamu." Ucap Alex dengan penuh semangat.  Lalu saat mendengar hal itu, maka Ara dan Ryuji seketika tercengang, dan bahkan wajah Ara memerah, karena dia tidak menyangka bahwa Alex akan mengatakan suatu hal yang sangat berani seperti itu, yang secara tidak langsung berarti Alex telah menyatakan perasaannya terhadap Ara.  Namun untuk memecah suasana canggung yang sedang terjadi, maka Ryuji langsung saja membopong tubuh Alex dan membawanya pergi dari sana, dan saat melakukan hal itu Ryuji berkata.  "Bicara apa kau ini, ayo kita pergi! Jangan ganggu Ara!"  "Tidakk! Hey! Lepaskan." Ucap Alex sambil berontak.  Sedangkan Ara yang melihat hal itu hanya bisa tertawa kecil saja, dia merasa sedkit terhibur dengan tingkah konyol mereka berdua. Lalu setelah Alex dan Ryuji pergi, walaupun ekspresi wajah Ara kembali murung, tapi dia tetap merasa senang karena dia dikelilingi oleh orang-orang baik yang bisa dia andalkan. Maka dengan senyuman yang tulus, Ara melihat ke arah langit sambil membayangkan wajah sang kakak yang juga sedang tersenyum kepadanya. Ara akan terus hidup dengan semangat kakaknya untuk melindungi Alex, dan berjuang bersama para anggota kelompoknya untuk membasmi kekuatan jahat.  Singkat cerita, Kegiatan Alex pada hari itu masih belum selesai, pada sore hari, Alex dan Ryuji berada di klinik Dokter Otto, atau lebih tepatnya di ruang perawatan tempat Billy berada. Saat ini, walaupun masih terbaring di ranjang pasien dengan beberapa anggota tubuh yang masih diperban, namun kondisi Billy terlihat baik-baik saja. Tadi siang, sesaat setelah dia siuman, Billy langsung memanggil Alex dan Ryuji untuk menemuinya, namun Dokter Otto belum memperbolehkan Billy untuk beranjak dari ranjang, sehingga kini dia harus mengobrol dalam keadaan duduk diatas ranjang pasien, sedangkan Alex dan Ryuji berdiri di dekatnya.  Percakapan mereka dimulai dengan permintaan maaf yang dilontarkan oleh Billy kepada Alex, namun Alex malah balik meminta maaf, karena dia masih merasa bersalah atas bangkitnya kekuatan Raja iblis yang kini telah didapatkan oleh Jefirros. Sehingga dengan perasaan gugup, Alex hanya bisa menunduk dan merasa sedih melihat keadaan teman-temannya, terutama saat dia melihat keadaan Billy.  Namun Billy segera menenangkan hati Alex dengan berkata. "Tidak apa-apa Alex, jangan terlalu menyalahkan dirimu. Intinya kita semua memang telah gagal mencegah bangkitnya kekuatan Raja iblis, tapi jangan sampai kita putus harapan. Kita masih bisa terus berjuang bersama-sama untuk mengalahkan Jefirros dan memusnahkan kekuatan Raja iblis ... Selain itu kita juga memang telah kehilangan Ren dalam pertarungan, tapi Jangan sampai perjuangan dan pengorbanan Ren menjadi sia-sia. Tetaplah berjuang bersama kami." Ucap Billy.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD