The Power Level

1090 Words
Singkat cerita, kini Alex sedang berada di Sasana milik Billy, disana dia sedang bersama dengan Billy, Ren, dan Ryuji. Mereka berempat berdiri di atas ring, Dan mereka semua sudah siap untuk melatih Alex mengendalikan kekuatannya. Tapi pertama-tama Billy akan menjelaskan tentang kekuatan dari ras perisai dan ras pedang.  "Baiklah Alex, kami senang karena kau telah memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok ini."  "A- aku tidak punya pilihan."  "Tak masalah, ini adalah pilihan yang terbaik ... Oh iya, pertama, aku akan mengajarkan tentang hal basic kepadamu."  "Apa itu?"  "Tingkat kekuatan ras pedang dan ras perisai."  "Tingkat kekuatan?"  "Ya, kita semua memiliki tingkat kekuatan, tergantung seberapa besar life force yang kita miliki. Life force adalah semacam energi yang dimiliki oleh semua manusia, namun orang-orang seperti kita pada umumnya memiliki jumlah Life force yang lebih besar, terutama dirimu Alex. Tapi walaupun kau memiliki life force yang begitu besar di dalam tubuhmu, tingkat kekuatanmu masih rendah."  "Kenapa?"  "Karena perisai yang dapat kau keluarkan, ukurannya masih kecil dan terbatas. Sedangkan pedangmu masih belum bisa memiliki kekuatan elemen."  "O- ouh. Jelaskan padaku tentang tingkat kekuatan itu?"  "Ada tiga tingkat kekuatan bagi ras perisai ataupun ras pedang. Bagi Ras perisai : Tingkat pertama adalah ketika mereka baru bisa mengeluarkan perisai transparan berukuran kecil dan terbatas. Tingkat kedua adalah ketika mereka bisa mengeluarkan perisai transparan dalam ukuran yang lebih besar atau bisa juga dipakai untuk menyelimuti seluruh bagian tubuh mereka. Dan Tingkat tiga adalah ketika mereka bisa mengubah perisai transparan itu menjadi bentuk yang lebih keras atau lebih solid, bisa besi atau baja."  "I- itu artinya ras perisai juga bisa menciptakan senjata??"  "Ya, bisa dibilang begitu. Tetapi itu tergantung dari berapa besar life force yang dimilikinya. Karena menciptakan material membutuhkan energi dan fokus yang sangat tinggi, selain itu kita tidak bisa mempertahankan bentuk perisai terlalu lama. Sehingga life force dapat terkuras secara drastis."  "Ouh, baiklah aku mengerti. Lalu ... Bagaimana dengan ras pedang?"  "Ras pedang juga memiliki tiga tingkat kekuatan. Bagi Ras pedang : Tingkat pertama adalah ketika mereka berhasil mendapatkan bentuk pedang sesuai dengan kriteria mereka. Tingkat kedua adalah ketika pedang mereka sudah bisa mengeluarkan kekuatan elemennya masing-masing. Dan tingkat ketiga adalah ketika mereka sudah bisa mengendalikan elemen itu sepenuhnya dan menggunakannya untuk memberikan serangan dahsyat. Seperti misalnya air menjadi ombak, angin menjadi tornado, batu menjadi gempa, dan lain-lain."  "O- ouh, jadi begitu ... Lalu apa elemen yang kumiliki?"  "Entahlah, kekuatanmu masih berada di tingkat satu."  "Itu artinya, kedua kekuatanku masih biasa-biasa saja?"  "Ya, kau masih seorang pengguna perisai biasa, dan pengguna pedang biasa."  "Lalu Kapan aku bisa naik tingkat?"  "Nanti akan tiba waktunya. Untuk itulah sekarang kau harus mulai berlatih. Dan yang akan melatihmu adalah Ren, karena dia memiliki kemampuan pedang yang paling hebat di kelompok ini."  "Ta- tapi aku masih punya satu pertanyaan."  "Apa itu?"  "Kalau boleh tahu, kekuatan kalian bertiga ada di tingkat berapa??" Yang dimaksud Alex adalah Billy, Ren, dan Ryuji.  Kemudian Ren menjawab. "Kami tidak ingin sombong nak, tapi kekuatan kami sudah berada di tingkat tiga."  "Waaahhh." Alex merasa kagum.  "Ayo kita mulai berlatih." Ucap Ren sambil berdiri di hadapan Alex.  Lalu Billy dan Ryuji segera keluar dan turun dari ring, mereka akan membiarkan Ren yang mengurus hal selanjutnya. Billy mengambil kursi lalu dia duduk sambil terus memperhatikan kedua orang yang berada di atas ring, sedangkan Ryuji segera menghampiri hamock lalu dia tertidur pulas disana.  Ren melepaskan gelang dari tangannya, sehingga sebuah pedang muncul dan langsung berada di genggaman tangannya. Pedang itu memiliki bilah berwarna hitam dan mengkilap, bahkan secara ajaib pedang itu juga dapat mengeluarkan air. Hal itu dikarenakan Ren adalah pemilik tipe elemen air sebagai kekuatannya.  Setelah Ren menunjukan pedangnya, maka Alex juga segera mengeluarkan pedangnya. Dia membuka gelang lalu pedang miliknya muncul dan berada di genggaman tangannya. Tak hanya itu saja, Alex juga bahkan memunculkan perisai di tangan kirinya, sehingga dia merasa lengkap untuk menghadapi Ren dalam sebuah pertarungan.  Ren berkata. "Ini adalah pedangku, namanya adalah Black stream ... Kalau boleh aku tahu, apa nama pedangmu?" Tanya Ren kepada Alex.  "Aaa, ini ... Eumm. Shining blade." Jawab Alex.  "Kenapa kau menamainya Shining blade?"  "Karena, pedang ini berkilau."  "Hmm." Ren dan Billy hanya tersenyum menanggapi hal tersebut.  "O- ouh iya, apakah Ryuji juga menamai pedangnya?"  Lalu sambil mengangkat pedangnya, Ryuji menjawab, "Tentu saja, nama pedangku adalah White Dragon."  "Wahh, namanya keren sekali ... Lalu apa nama pedang dari si....."  "Cukup bertanya tentang nama pedang, ayo mulai bertarung!" Ujar Ren sambil memberikan serangan demi serangan kepada Alex.  Dan hal itu sontak saja membuat Alex merasa terkejut dan terperanjat, sehingga dia segera menangkis setiap serangan dari Ren yang sangat cepat dan keras, sehingga membuat Alex kewalahan dan berkali-kali terdorong menjauh. Bahkan saking kerasnya serangan dari Ren, perisai yang digunakan Alex untuk menahan serangan-serangan tersebut, berkali-kali pecah, sehingga Alex harus terus menerus mengeluarkan perisai baru sambil merasa ketakutan karena lawannya terus menyerang tanpa ampun.  Alex tidak bisa memberi perlawanan yang berarti terhadap Ren, dia hanya terus menangkis dan menghindar. Dia begitu kewalahan sampai-sampai dirinya ingin menyerah, namun Ren tidak memberinya kesempatan untuk berhenti, dia terus memberikan serangan tebasan dari pedang Black stream miliknya. Dan perlu diingat, Ren tidak serius dalam menjalani pertarungan tersebut, dia hanya menggunakan 20% dari kekuatannya saja, maka bayangkan jika Ren bertarung Secara sungguh-sungguh, maka dia bisa menjadi sosok yang sangat mematikan bagi lawannya. Namun karena Alex masih merupakan seorang pemula, maka latihan ini adalah yang paling cocok baginya, walaupun yang Alex rasakan saat ini adalah seperti berada dalam keadaan hidup dan mati, karena dia sudah benar-benar merasa kewalahan dan kesakitan.  Hingga akhirnya, pada sore hari, Ara datang ke tempat latihan itu sambil membawa makanan untuk kakaknya, serta orang-orang yang berada disana. Lalu latihan pun dihentikan karena Alex terlihat sudah dalam kondisi pingsan, Alex sudah sangat kelelahan setelah melawan Ren berjam-jam. Lalu sambil berdiri di dekat Alex, Ren berbicara.  "Apakah latihan ini terlalu berat untukmu nak??"  Lalu Alex menjawab. "Ya, tentu saja. Kau tidak melatihku sama sekali, kau hanya terus mencoba untuk menebasku! Seharusnya kau mengajari tentang tehnik-tehnik dasar sedari awal."  "Tehnik dasar? ... Jika kau bertemu dengan musuh, apakah mereka akan mengajarimu tentang tehnik dasar terlebih dahulu?"  "Hah?"  "Kau pikir aku tidak mengajarkan apa-apa padamu? ... Jika sejak awal kau fokus dan memperhatikan, maka kau akan menyadari bahwa sejak awal aku selalu menyerangmu dengan tiga gerakan kombinasi yang sama. Dan aku ingin kau menghafalnya."  "O- ouh, i- iya, kurasa aku sedikit menyadari tentang hal itu."  "Bagus, kalau begitu besok aku ingin kau mempraktekannya."  "Besok kita bertarung lagi?"  "Ya, tentu saja. Akulah yang bertanggung jawab untuk melatih tehnik berpedangmu." Ucap Ren.  "Ba- baiklah." Alex mengangguk walaupun dia merasa tidak siap.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD