Chapter 6

1113 Words
“Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh staff pegawai Doujav Corp atas kerja keras dan usaha kalian. Banyak kata yang ingin saya saya sampaikan kepada Anda semua namun, karena waktu yang tidak memungkinkan. Jadi, saya singkat saja.” Suara Mr. Jazz memenuhi ruangan rapat yang besar. Para staff pegawai tidak ada lagi yang berbisik-bisik, mulai tenang menghadapi rapat yang berjalan cukup menegangkan ini. Sebab, dipimpin langsung oleh pimpinan besarnya. “Mulai hari ini, kepala bagian departemen Artifical Intelligence (AI) dan Machine Learning akan dipimpin oleh Megan.” Gerak tubuh Mr. Jazz seolah dengan bangga menunjuk langsung pada sosok di sebelahnya. “Silahkan perkenalkan diri Anda, Nona Megan,” ucapnya lagi. “Halo, saya Megan Yours, yang akan memimpin tim AI dan Machine Learning mulai sekarang. Senang bertemu dengan kalian semua al,l mari kita bekerja sama dan sukseskan perusahaan bersama-sama.” Wah ... ternyata wanita berparas sedingin lautan salju di Antartika itu bisa tersenyum seramah ini. Tidak kusangka, jadi dia tokoh utama dalam rapat ini ya? Katanya namanya Megan, dan tiba-tiba saja menjadi kepala pimpinan bidang ini dengan dilantik langsung oleh CEO resminya. Hmm ... aku jadi berpikir, wanita itu pasti main orang dalam. Karena secara umum untuk masuk ke perusahaan ini saja tidak semudah antar lamaran, masukkan berkas, lulus. Tidak, banyak tahapan-tahapan dan seleksi ketat yang akan dilalui terlebih dahulu. Lalu bagaimana denganku? Sudah kubilang kan kalau aku ini beruntung. Tampangku memang payah tapi, syukurnya otakku ini masih bisa berpikir bagaimana caranya bekerja dan belajar. Sehingga mampu membiayai hidupku yang tidak mudah ini. Bicara-bicara, aku melihat ada yang aneh dari sorot mata yang wanita itu pancarkan. Ya, Megan. Wanita yang sedang berdiri di depan sana. Ntahlah, sejak awal pertemuan pertama kami waktu itu, aku bisa menyadari perubahan tatapan matanya yang intens. Seperti ... bergerak secara random pada pupil matanya atau sesekali seolah mengeluarkan sinar redup seolah sedang meng-input data? Ck, terserah sajalah. Pokoknya aku tetap bisa bekerja di sini sehingga dapat menamatkan jenjang pendidikanku di perguruan tinggi dengan selamat. Sedikit informasi, gaji yang Doujav Corp tawarkan sangat menggiurkan, dan sekali lagi karena keberuntunganku kedua orang tuaku di kampung halaman tak perlu lagi memusingkan bagaimana tanggungan hidupku selama merantau di sini. Well, kuakui sejak kecil aku memang sering dikatakan membawa hoki. Syukurlah. Satu jam setelahnya, rapat masih terus berlangsung. Karena si Bensin sialann itu yang menyuruhku membuat laporan bulanan dan menyiapkan bahan presentase sehingga mau tidak mau dirikulah yang harus maju ke depan menjalankan rapat sebagai main character yang agak menyebalkan ini. “Konektor IDE secondary pada motherboard dapat dipakai untuk menghubungkan dua drive tambahan, sementara floppy drive sendiri bisa kita hubungkan pada konektor khusus floppy di motherboard.” Bermodalkan pengetahuan yang kusimpan baik di otak, berdiri menghadap papan putih yang menampilkan pantulan penjelasan dari silaunya infokus menjadi rutinitasku yang bisa terjadi kapan saja. Selagi Bensin alias Benzie memerintah, aku tidak bisa menolak. Ya, hubungan kami tidak terlalu baik. Pria sialann itu cukup cerdik, menikmati harinya yang santai dengan mengalihfokuskan tanggung jawabnya pada orang lain. Bukan hanya aku, baik Andrew dan pegawai yang berada di timku pun banyak yang tidak terlalu menyukainya. “Lalu, bagaimana jika perancangann tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya? Bukankah penggunaan chip dan tokoh AI virtual lebih menjanjikan?” Oh ini, satu lagi yang membuatku semakin membenci pria bernama Benzie itu. “Maaf, Tuan Benzie. Kita membicarakan model perancangan drive hardisk dan floppy. Benda yang juga wajib ada dalam komponen penyusun AI. Chip bisa kita pikirkan untuk dipasang disalah satu bagian tubuh AI jika, komponen lainn sudah mencapai batas kesempurnaan rancangan.” Aku menjawab dengan tenang. Ya, setidaknya harus tetap fokus dan mengesampingkan ego agar tidak terbawa emosi. Benzie memang selalu berlagak layaknya manusia paling genius di kantor ini. Sebagai orang kepercayaan Mr. Jazz mungkin ia merasa bangga akan kedudukkannya. “Bukankah lebih efisien jika kita hanya menggantungkan kecerdasan AI melalui chip? Semua komponen dasar bisa kita sertakan di dalamnya,” sanggahnya tak mau kalah. “Maksud Anda mengalihfungsikan chip seperti memory card yang menyimpan semua informasi di dalamnya?” “Yup, one shoot one kill. Itu akan lebih efisien setelah model perancangan tubuh berhasil tersusun sempurna.” Seseorang berdetak kagum. Memang luar biasa sekali seorang Bensin ini, jadi dia mau cari muka ya? Di depan CEO-nya langsung dan membuat reputasiku jelek? Begitu kan? Oh, tidak semudah itu Tuan Benzie. “Pengoperasian tenaga nuklir yang direkayasa dalam mode lunak dengan mengutamakan independen dasar agar paparan radiasi tidak merambati tubuh manusia, hal ini bisa kita aksikan sebagai bentuk kompenen penyusun bagian anggota tubuh AI di masa depan.” “Menggunakan energi nuklir?” Sunggingan bibir tipisnya yang terlihat mengejek tercetak di sana. Grasak-grusuk dari para anggota tim AI yang lain pun mulai terdengar. “Hey, Brother. Mari berpikir yang realistis. Kita merancang tubuh robot bukan kartun fiksi. Kau ini cukup halusination ya.” Dan tawanya pun meledak, menertawakan masukkanku. Melirik pada Mr. Jazz yang duduk di sana, beliau tampak menyunggingkan sebelah bibirnya. Jadi, dia juga tidak percaya padaku? “Inovasi terbaru, adalah konsep perusahaan kita setiap tahunnya. Mengerjakan hal-hal yang familiar dengan menjadikan sesuatu yang cerdas, apakah dengan begini pendapat orang-orang dengan Doujav Corp tidak akan semakin baik?” “...” “Kita berhasil menjadikan sesuatu yang mustahil menjadi robot genius yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ini peluang kita setiap harinya, membangun hal-hal menarik mulai dari yang paling dasar dan berada di sekitar.” Hening, seluruh audience mulai menyimak dengan seksama penjelasanku. Di sana, suasana terpantau tenang. Banyak yang mulai menimbang ideku. Hap! Seseorang mengunjukkan tangannya, Oh, itu Andrew. “Setuju, selain mengolah ide baru, kita bisa mengembangkan lebih lebar lagi mengenai tenaga nuklir yang kelihatannya berbahaya menjadi sesuatu yang mengejutkan,” ucap Andrew. Hup! “Materi yang cukup menarik, menjadikan lawan sebagai kawan, saya rasa hal ini dapat bekerja dengan baik.” Seseorang lainnya mengemukakan pendapat. Lantas, mulai berdatangan unjukkan tangan-tangan yang lainnya. Dan mengatakan bahwa ideku bukanlah suatu hal yang tidak mungkin tapi, berdasar dan masuk akal. Bravo! Ini dia, kini giliran senyumku yang dapat tersungging dengan perlahan. Terutama pada tim Machine Learning yang mulai mendiskusikan komponen pada tenaga nuklir dan lainnya. Meski beberapa maish tetap ada yang menentangnya. Ya, setidaknya perdebatan dalam sebuah diskusi manajemen. Yang dibicarakan dan dipertimbangkan oleh para ahli yang proffesional. Lalu, bagaimana dengan Benzie? Laki-laki itu hanya bersidekap dengan fokus yang mendengarkan diskusi para tim yang lainnya. Atau sesekali dia juga menatap ke arahku dengan tajam. Jika tanpa sengaja mata kami saling bersinggungan, dia adalah orang pertama yang memutus kontak dan menatapku sengit. Seolah aku adalah musuhnya. Well, bukankah dia mulai merasa tersaingi? Biasanya orang-orang yang tidak ingin terlihat kecil akan sangat benci jika pendapatnya tidak disetujui. Hahaha ... selamat datang di dunia yang memusingkan ini. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD