“Alhamdulillah.” Setelah selesai sholat ashar bersama, kedua anaknya menyalam tangan mamanya, lalu Aydan menyalam Kaif. Emilia hanya memberikan penghormatannya pada Hanin seorang sebab Aydan belum lah menjadi suaminya. “Ayo kita makan,” ajak Hanin. “Makan apa, Ma?” tanya Kaif. “Makan malam, kita lakukan lebih cepat karena Emilia mau balik ke Siantar.” Hanin tersenyum. Kaif menyambar ucapan mamanya. “Tunggu papa aja dulu, sebentar lagi pasti juga sampai.” “Oh, baiklah kalau begitu. Pergilah mandi dulu, biar tubuhmu lebih segar,” pinta Hanin pada Kaif. “Ya, Ma.” Kaif segera pergi menuju kamarnya. Emilia dan Hanin merapikan mukena dan sajadah yang baru saja digunakan lalu menaruhnya ke lemari. “Kalian pulangnya nanti aja ya, tunggu papanya Aydan kembali.” Aydan melirik ke arah Emili