“Tolong cek semua barang, jangan ada yang robek ya.”
“Iya, Bang.”
Beberapa menit kemudian Emilia keluar dan menghampiri Aydan.
“Kau pilih yang mana?” tanya Emilia.
“Semua bagus, aku ambil semuanya.”
“Wah, kau memanjakannya, dia sangat beruntung.”
“Mmh, aku juga beruntung bisa bertemu dengannya.”
Emilia kembali menciut, hatinya yang berbunga-bunga kembali layu.
Aydan membayar orderannya kemudian mengajak Emilia pergi. Mereka mampir ke toko buku, dan beberapa tempat lainnya sampai waktu ashar tiba.
Aydan berhenti di sebuah kafe untuk istirahat. Mereka duduk di lantai 2 dekat dengan jendela. Aydan permisi sholat dulu sebelum menikmati makanan dan minuman di sana.
Angin sepoi-sepoi masuk dan membuat sejuk. Hati Emilia masih saja tidak nyaman.
Rasanya dia bodoh sekali jalan sama keka
