2.

1370 Words
Sementara itu mobil yang di tumpangi Robert, Colline beserta baby mereka masih menelusuri jalan yang semakin terlihat seperti hutan belantara itu. Semakin jauh meninggalkan jalan utama, semakin masuk ke dalam hutan hingga akhirnya Robert memilih menghentikan laju mobilnya karena merasa perjalanan ini sudah tidak bisa dilanjutkan kembali. "Ada apa Robert?" tanya Colline ketika melihat suaminya terlihat gelisah. Sebenarnya Colline sendiri juga merasa mulai tidak tenang melihat perjalanan mereka semakin terasa ganjil. Di sekitar mereka hanya terlihat pepohonan tanpa adanya tanda-tanda keberadaan penduduk di sekitar. Dan dirinya semakin sangsi jika ada pemukiman penduduk yang tinggal di dalam hutan lebat seperti ini. "Aku rasa kita tidak bisa melanjutkan perjalanan ini lagi Colline. Tempat ini terlihat berbahaya. Lebih baik kita tidak meneruskan pencarian ini." putus Robert dengan yakin yang langsung di setujui Colline. Tidak apa-apa mereka bermalam di jalan, yang penting sekarang mereka keluar terlebih dahulu dari hutan ini. Perasaan keduanya sudah merasa tidak enak sejak memasuki hutan tersebut. "Aku mengerti, sayang. Ayo kita pulang sekarang." jawab Colline. Robert yang mendapat persetujuan istrinya itu segera bergerak memundurkan mobilnya lalu memutar arah setir untuk kembali ke tempat arah mereka datang tadi. Dan baru saja mereka mulai melajukan mobil kembali tiba-tiba terdengar suara benturan keras di atas mereka seperti kejatuhan suatu barang besar. Bahkan atap mobil terlihat sedikit penyok ke bawah. Hal itu sontak membuat Robert dan Colline menjadi panik dan ketakutan. "Ro-Robert, suara apa itu?" pekik Colline terlihat begitu cemas hingga suaranya bergetar. Terang saja wanita itu ketakutan karena mereka hanya sendiri di tempat asing itu dan tidak ada apa pun yang bisa menolong mereka jika terjadi sesuatu. "Aku tidak tahu Colline. Cepat pastikan semua pintu dan jendela mobil sudah tertutup rapat Colline. Kau ambil senapanku di bawah karpet kursi. Aku akan melajukan mobilnya dengan cepat, SEKARANG!" seru Robert kemudian segera melajukan mobilnya secepat mungkin. Tidak memedulikan apapun itu yang baru saja jatuh di atas mobil mereka. Sedang Colline segera menuruti perintah suaminya itu mengecek semua celah tertutup rapat dan memastikan babynya terikat sealt belt dengan aman. Setelah itu Colline meraba bagian bawah karpet kursi untuk mengambil senapan yang di maksud Robert itu. Disibaknya karpet kursi itu dan melihat sebuah tas panjang yang di atur sedemikian rupa di bawah kursi. Baru saja Colline akan meraih tas tersebut namun sesuatu yang keras menghantam bagian badan samping mobil dengan kuat membuat Robert kehilangan kendali mobilnya. "Kyaaa astaga Robert!" teriakan Colline terdengar kencang ketika mendapatkan Robert kehilangan kendali laju mobilnya. Mobil tersebut bergerak tidak tentu arah dan Robert masih berusaha menghentikan laju mobilnya hingga akhirnya mobil menghantam satu pohon meski tidak terlalu mendapat kerusakan besar pada mobilnya. Kedua suami istri itu sontak terpaku di tempat masih merasa syok atas apa yang baru saja terjadi sebelum akhirnya Robert berhasil mengendalikan dirinya kembali dan membantu menyadarkan istrinya, Colline. "Colline senapannya, cepat!" teriak Robert segera. Pria itu juga dengan sigap mulai kembali melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu tanpa berniat melihat apa pun itu yang baru saja menghantam mereka. Sedangkan Colline sendiri sudah gemetar ketakutan sambil mencoba meraih senapan Robert yang sedikit bergeser semakin menjauh dari jangkauannya. Kedua matanya juga sesekali memerhatikan baby perempuannya yang masih terlihat nyaman tidur di tempatnya tidak terganggu sama sekali. Colline bersusah payah menjangkau tas senapan tersebut hingga wanita itu memilih melepas sealt beltnya untuk meraihnya dan syukurlah berhasil. "Astaga Robert. Ada seekor harimau besar di belakang kita!" pekik Colline ketika matanya tidak sengaja menangkap tubuh seekor harimau besar yang sedang berdiri diam memerhatikan laju mobil mereka dari luar jendela mobil. "Apa kau sudah mendapatkan senapannya, colline?" seru Robert sambil berusaha tetap fokus dengan jalanan tidak rata di depan mereka. "Ya, aku sudah mendapatkannya Robert!" jawab Colline sambil membuka tas senapan itu dan mempersiapkan senapannya. Lalu tanpa aba-aba pria paruh baya itu secara tiba-tiba menghentikan laju mobilnya dan membuat istrinya, Colline yang tidak memakai sabuk pengaman tersentak maju membentur dashboard mobil. Masalahnya di depan jalan sana tiba-tiba seekor harimau besar melompat dan berdiri diam seakan tengah bermaksud menghadang laju mobil mereka. Hal itu membuat Robert reflek menghentikan laju mobilnya. "Arghhk!" rintih Colline seketika dengan senapan yang terjatuh di dekat persnelleng. "Colline! Sayang kau tidak apa-apa kan?!" tanya Robert dengan raut wajah cemasnya. "Argh sakit sekali Robert!" rintih Colline kemudian dengan satu tangan yang kini memegang dahinya yang tengah mengeluarkan darah segar. Robert yang melihat luka di dahi istrinya, Colline menjadi tidak tega namun ini bukan saatnya untuk bermelo-melo ria. Di depan sana ada seekor harimau besar yang menanti mereka. Robert harus bisa mengatasinya demi istri dan anak kecilnya. "Maafkan aku sayang. Tapi sekarang aku harus mengatasi harimau yang satu ini." ujar Robert sambil meraih senapannya segera. "Apa? Harimau lagi?" pekik Colkine seketika. Padahal baru saja dirinya melihat seekor harimau di belakang mereka dan sekarang ada seekor harimau lagi yang menghadang mobil mereka. Colline sontak melihat ke belekang mobil dari kaca jendela dan terkejut ketika tidak mendapati sosok harimau yang di lihatnya tadi lalu dirinya menoleh ke bagian depan dimana seekor harimau tengah berdiri santai di depan mobil mereka. Bahkan kini harimau itu terlihat sedang mengincar mereka dan tengah menjilat moncong dengan lidahnya. Tidak mungkin! Bagaimana harimau itu bisa berlari secepat itu! Pekik Colline dalam hati. "Sayang kau bisa memakai senapan?" tanya Robert. "T-tidak, aku tidak bisa Robert." "Kalau begitu pindah tempat. Biar aku yang menembaknya, kau lajukan mobil ini secepat mungkin!" titah Robert sambil dengan sigap membuka sabuk pengamannya. Pandangan matanya tetap fokus ke arah harimau di depan mereka. "Cepat Colline!" seru Robert. "I-iya." jawab Colline. Wanita itu dengan lihai menyelinap di sela-sela tubuh besar Robert dan mereka berhasil berganti posisi. "Lajukan mobilnya dengan cepat Colline, sekarang!" seru Robert sambil bersiap mengarahkan moncong senapannya ke arah harimau tersebut dan bersiap menembaknya.sedangkan Colline segera melajukan mobilnya dengan cepat mengikuti perintah Robert. Mobil melaju cepat dan di ikuti satu tembakan dari Robert lewat kaca jendela yang di bukanya sedikit dengan tembakan yang mengarah ke samping harimau itu, bermaksud untuk sekedar menggertaknya agar membiarkan mereka lewat. Namun setelahsatu tembakan telah di layangkan Robert, mereka berdua kembali tertegun melihat tidak ada reaksi ketakutan dari harimau tersebut dan hewan itu tetap pada tempatnya semula. "Robert!" seru Colline yang kini bingung harus bertindak bagaimana dengan harimau itu yang tetap menghalangi jalan mereka. "Tetap jalan Colline. Tabrak saja dia!" seru Robert yang kini mulai fokus menembak dengan pasti harimau di depan jalan mereka itu. Satu tembakan kembali di layangkan Robert yang sepertinya telah meleset mengenai harimau itu. Colline semakin mempercepat laju mobilnya. Tembakan kedua kembali di layangkan Robert dan tetap meleset mengenai harimau itu. Kini pria paruh baya itu mulai merasa janggal. Hingga pada akhirnya tabrakan tersebut akhirnya terjadi. Dan mobil mereka berdua terpental jatuh berguling ke samping. Membuat beberapa bagian mobil menjadi rusak dan beberapa kaca jendela pecah. Mobil jatuh ke samping dengan kondisi penumpang yang mengalami luka parah. Colline sudah bersimbah darah di samping Robert, tidak sadarkan diri. Sedangkan Robert samar-samar melihat harimau tersebut yang kini tengah berjalan santai ke arah mereka. Terlihat masih begitu segar bugar. Perasaan janggal itu masih memasuki relung hati Robert. Dengan sekuat tenaga pria paruh baya tersebut menggerakkan tangannya yang memegang senapan dan mengarahkan moncong senapannya ke arah harimau yang kini sudah berdiri tepat di depan kaca jendela mereka yang pecah. DOR! Suara tembakan terakhir dari Robert terdengar begitu nyaring dan menggema di sekitar hutan itu. Dan Robert sendiri bisa melihat bagaimana cara harimau tersebut mengelak dari tembakannya hanya dengan memiringkan sedikit kepalanya. Kini Robert akhirnya benar-benar yakin bahwa harimau tersebut bukanlah harimau biasa. Dia adalah harimau siluman, karena Robert bisa melihat seringai kecil di wajah harimau itu setelah mengelak dari tembakannya barusan. Seperti tengah memandang remeh kepada dirinya. Harimau siluman itu bergerak menggigit senapan milik Robert dan membuangnya begitu saja. Lalu dia bergerak maju sedikit masuk ke dalam mobil untuk menarik tubuh terluka Robert dengan menyeretnya keluar dari mobil memakai gigi tajamnya. Kali ini tidak ada yang bisa di lakukan pria paruh baya itu lagi untuk melawan harimau besar di depannya. Hingga taring tajam harimau itu menancap di pinggangnya dan sedetik kemudian mengoyak dagingnya, Robert menyempatkan diri untuk menatap istrinya, Colline yang bersimbah darah tidak sadarkan diri di dalam mobil. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya, menyesal tidak bisa melindungi keluarga kecilnya. Hingga ajal menjemput pria paruh baya itu kemudian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD