1

901 Words
Sudah menjadi hukum alam ketika jam istirahat, lokasi nomor satu yang paling ramai adalah kantin sekolah. Disana semua murid saling bercengkrama sembari menghabiskan makan siangnya, ada juga yang hanya memakan cemilan, ada juga yang hanya nongkrong bersama teman-temannya. Tetapi ada satu murid perempuan yang duduk sendiri di meja menghabiskan makan siangnya. Dia adalah murid baru, masih satu minggu dia sekolah disini. Tak ada yang mau berteman dengannya karena kabar yang beredar murid baru itu tinggal di panti asuhan, sedangkan sekolah ini adalah salah satu sekolah elit dan terkenal. Tentu saja dia dipandang sebelah mata oleh hampir seluruh murid. "Awas, pergi sana." Usir Hanah, salah seorang murid perempuan yang berparas cantik bersama dua teman lainnya yang tak kalah cantiknya. Delota, nama anak baru itu mendongakkan kepala ketika mendengar suara yang sudah tak asing lagi karena seminggu ini mereka bertiga lah yang sering mem-bully-nya. Siswi favorit di sekolah ini. Yah, banyak yang mengagumi mereka bertiga, kecuali Delota. Ia pun menghela napas lalu memutuskan untuk mencari meja lain. Tanpa banyak bicara, Delota mengambil tas dan makanannya. Sementara, Juliet hanya menatap sinis kepergian murid baru itu. "Loser." Desisnya merendahkan Delota sebelum akhirnya duduk bersama teman-temannya dan bercanda gurau disana sembari menyantap makan siang mereka. Setelah beberapa menit kemudian mereka bertiga menyelesaikan makan siangnya. Amanda berbisik-bisik dengan dua sahabatnya itu sembari memandangi jahil Delota yang duduk di meja paling ujung sendirian. Tak lama setelahnya, Juliet memanggil Delota. Entah apa niat jahatnya kali ini. "Heh, anak baru!" Serunya tanpa bergerak sedikitpun dari meja. Awalnya Delota berlagak tidak mendengar panggilan itu. Tetapi ketika mendengar Hanah ganti memanggilnya dengan lebih lantang. "Heh, anak panti!!" Tentu, Delota cukup terkesiap ketika dirinya dipanggil dengan sebutan itu. Sehingga membuat murid yang mendengarnya ikut menatapnya. "Kemari!" Perintah Juliet bak ratu memanggil pelayan. Mau tidak mau, Delota lagi-lagi harus mengalah dan menuruti permintaan mereka bertiga. Dan Sekarang, ia sudah duduk dihadapan mereka. Dengan jantung yang berdetak cukup kencang, ia tertunduk dan menerka-nerka apa lagi yang akan terjadi. "Mana tas kamu?" Pinta Amanda. Delota tak langsung memberikan begitu saja, ia seakan tidak membiarkan tas nya direbut. Tetapi yang berkuasa lah yang menang. Dengan sigap Hanah merampasnya lalu diserahkan kepada Juliet. "Coba kita lihat, ada apa didalam sini." Juliet mulai merogoh dan mengeluarkan semua isi tas milik Delota. Ada beberapa buku, handphone, dan dompet yang membuat mereka bertiga saling melempar pandang sebab penasaran dengan isinya. "Juliet, kembalikan dompetku!" Delota mulai geram melihat tingkah mereka yang sudah keterlaluan. Bukannya dikembalikan, mereka justru menertawainya. "Kenapa? Apa kamu malu tidak bisa membayar makan siang kita?" "Juliet!" Delota berusaha merebutnya tetapi dihalangi oleh kedua temannya sementara Juliet dengan bebas bisa membobol dompet itu. Rahang Juliet terkatup ketika melihat isi dompet tersebut, bahkan matanya sesaat tidak berkedip. "Kenapa kamu sekejut itu? Apa isinya kosong?" Tanya Amanda penasaran. "Apa dia benar-benar tidak punya uang?" Tambal si Hannah. Juliet tidak langsung menjawab, ia pandang kedua temannya bergantian, lalu melihat Delota yang kesal disana. Pelan-pelan ia mengeluarkan beberapa lembar uang bernominal besar, satu kartu debit, dan yang tak kalah mengejutkan adalah ketika mendapati kartu American Express Centurion Card atau yang lebih dikenal dengan nama Black Card. Kartu tersebut merupakan kartu kredit yang paling diminati para miliader. Dan itu ada di dompet anak panti ini. Seriously? Tentu, mereka bertiga terheran-heran memandangi Delota. Tetapi sesaat kemudian mereka saling memandang lalu berteriak riang. "Shopping time!!!" Seru mereka kompak. * Tak butuh lama, sepulang sekolah mereka bertiga mengajak Delota untuk belanja. Oh tidak, tepatnya memaksa Delota untuk mentraktir belanja menggunakan black card tersebut. Tentu saja, dengan memakai kartu itu mereka bisa leluasa belanja di toko-toko merk terkenal. Oh, sungguh surga dunia. Dan dress mini berwarna hitam yang memamerkan bahunya itu terlihat sangat cocok dipakai Juliet. Tanpa malu-malu ia memakainya setelah dibayar oleh Delota berikut dengan tas bewarna silver yang menambah kesan sempurna pada penampilannya. Begitu pula kedua temannya yang penampilannya tak kalah keren juga dengan Juliet. Entah sudah berapa banyak uang yang mereka bertiga habiskan dari kartu yang dimiliki Delota. Yang pasti barang yang dibeli bukanlah barang murahan. Dan sayangnya lagi, Delota tidak memiliki keberanian untuk memberontak. Ia hanya bisa menuruti permintaan mereka seperti pengasuhnya saja. "Astaga!" Kejut Juliet teringat sesuatu. "What's wrong?" Tanya Amanda yang sibuk memilah-milah pakaian yang masih ada di gantungan, sedangkan Hanah hanya memperhatikan Juliet. "Aku ada janji sama papi." Juliet memutuskan untuk mengakhiri semuanya. "Aku harus pergi, bye." Pamitnya keluar dari toko begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih kepada Delota. * Turun dari taksi cepat-cepat Juliet menuju sebuah restoran dimana papi-nya sudah menunggu. Sembari berlari kecil ia menaiki beberapa anak tangga menuju pintu masuk restauran. Baru sampai didepan pintu, Juliet seakan terhipnotis seketika saat melihat seorang pria keluar dari sana. Entah kenapa melihat pria itu membuat seluruh saraf tubuh Juliet tak bergerak sama sekali kecuali matanya yang terpana oleh sesosok pria yang tak dikenal tersebut. Sementara pria itu begitu acuh ketika melewati Juliet. Seakan tidak memperdulikan sekitarnya. Dia terus saja berjalan bahkan tanpa melirik Juliet sedikitpun dan berlalu. Sangking penasarannya, kepala Juliet menoleh kearah dimana pria itu berjalan sampai menuju mobilnya. Who is he? Hatinya bertanya-tanya karena begitu terpesona pada pandangan pertama, seakan pria itu memiliki daya magnet yang mampu menarik Juliet dalam dekapannya. * Kenalin, ini Juliet Murid populer di sekolah dan belum ada yang pernah bisa menyaingi dirinya, tentu saja banyak yang mengagumi bahkan sampai jatuh hati. * * * Hai halo halo hai Gimana kabar kalian?? semoga episode ini bikin kalian
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD