Bab 35

1179 Words

Astagfirullah, lagi-lagi aku memimpikan Sinta. Sepertinya aku harus segera mengajaknya untuk membicarakan masalah pernikahan kedua kami dan sang Muhallil. "Kenapa kamu tidur di sini, Mas?" tanya Janah yang membuatku kaget. "Kamu sendiri malam-malam ke sini, ngapain?" tanyaku balik. "Ini baru jam sembilan, lho, Mas dan kamu sudah mimpi aneh lagi," jawabnya dengan ciri khas bibir yang maju. "Aku tidak suka jika Mas bermimpi seperti itu?!” "Ayolah, Janah. Ini juga bukan yang Mas inginkan." Aku mengusap wajah kasar. Sampai kapan aku selalu seperti ini. Bayangan Sinta seakan menghantui. Ingin rasanya aku memeluk tubuhnya. Tapi semua keinginanku hanya bisa menggantung. "Kenapa Mas tidur di sini?" tanyanya lagi. Kupikir dia akan lupa jika sudah di alihkan. "Jangan pikir aku akan melupakan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD