Aku dan ustadz Rahman masih diam mematung di tempat. "Lihatlah betapa besarnya hati pemuda itu. Meskipun sudah dihina keluargamu, dia tetap mempertahankan tanggung jawabnya sebagai donatur. Kalau aku sudah malas," ucap ustadz Rahman bicara dengan santainya. ”Sama sepertinya cintanya pada Sinta. Walaupun wanita pujaannya telah menikah denganmu, dia tetap mencintainya sepenuh hati. Ini baru cinta sejati,” lanjutnya lagi. Sementara aku yang mendengarnya semakin pusing. Kenapa semua orang hanya bisa mencemooh tanpa tahu yang sebenarnya. 'Bukankah Sinta sangat mencintaiku? Apa dia mau kembali padaku.' batinku tiba-tiba merasa percaya diri dengan besarnya perasaan cinta Sinta padaku selama ini kini membuatku tersenyum lebar sendiri. Benar, Sinta pasti mau kembali padaku. Buktinya surat per

