Mereka memasuki rumah mewah itu tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. Dengan perasaan yang berkecamuk, kuhentikan langkah maid yang mengikuti mereka dibelakang. "Maaf. Tolong sampaikan kepada Sinta, Saya ingin bertemu,” ucapku pada kepada dua maid itu. "Baik. Harap menunggu," balasnya sambil tersenyum. Aku kembali masuk kedalam mobil. Menunggu di sini lebih nyaman daripada diluar. Kuhapus keringat yang ada pada wajah. Tidak membutuhkan waktu lama, pintu mobil pun diketuk dari luar. Aku langsung membuka kaca mobil. "Ustadz dipersilahkan masuk," ucap salah satu maid. Yang jelas bukan yang tadi. Kalau tidak salah ini maid Sisil. Gadis yang sudah lama bekerja dengan keluarga Sinta dan sudah mengenalku. Aku hanya tersenyum, "Terimakasih." "Mari ikuti, Saya!" Ikuti maid? Bukankah biasanya

