44

1141 Words

Keesokan harinya, Rey lagi-lagi memasak untuk Nadia. Dan lagi-lagi, Nadia masih menganggap kalau Rey itu adalah seorang maling. Sehingga, dengan tongkat yang sama di tangannya, dia berjalan mengendap-endap ke arah dapur untuk menghajar Rey. "Ini aku, Nad. Bukan maling. Jadi aku mohon dengan sangat, tolong kamu jangan sampai arahin tongkat yang kamu pegang ke aku karna rasanya pasti sakit," ujar Rey sambil terus fokus menatap ke arah telur ceplok yang sedang dia masak. Meskipun baru 3 hari menghadapi rutinitas semacam ini, Rey sudah merasa terbiasa. Dia sudah terbiasa dengan Nadia yang berjalan mengendap-endap ke dapur sambil memegang tongkat di tangannya karna menganggap Rey adalah seorang maling. Sehingga, ketika dia mendengar suara pintu kamar Nadia yang ditutup pelan-pelan, Rey suda

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD