Nadia membuka mata dengan perlahan. Setelah kepergian pak Eri dari sana, dia tertidur nyenyak dan mengabaikan teriknya matahari yang menyengat. Berjemur di atas atap sekolahan dengan tenang dan mengabaikan seluruh keringat yang telah membasahi tubuhnya. Nadia memang seperti itu. Dia tidak terlalu mempedulikan panas matahari yang dapat merusak kulit dan panas dari matahari itu sendiri pun tidak begitu terasa mengganggu bagi dirinya. Dia tetap dapat tertidur dengan tenang di bawahnya. Setelah meregangkan tubuh dan terbengong selama beberapa saat untuk mengumpulkan nyawa, Nadia melirik ke arah jam tangannya untuk melihat pukul berapa saat ini. "Ini gue tidur apa latihan mati?" komentarnya seraya menguap setelah mengetahui pukul berapa saat ini. Jam 02:00 siang. Itulah waktu yang terter