16. Ketahuan

1917 Words
Daniel menarik tangan wanita malam itu dengan cepat menuju ke mobilnya. Dia baru satu botol saja tapi rasanya dia seperti sudah minum berbotol-botol alkohol. Tubuhnya juga merasa sangat panas dan b*******h. Sepertinya dia minum minuman yang sudah dicampur dengan obat perangsang. Tapi tidak masalah, Daniel tidak peduli juga. Wanita itu ikut masuk ke dalam mobil mewah Daniel. Matanya berbinar menemukan bahwa mobil Daniel adalah mobil yang hanya untuk kalangan kelas atas. Daniel berniat membawa wanita ini ke hotel untuk memuaskan nafsunya. Namun, kepalanya terlalu pusing sekarang. Obat perangsang itu pasti sudah bekerja sekarang. Daniel tidak tahan lagi, dia segera menyerang bibir wanita malam tersebut. “Kau ingin melakukannya di sini?” tanya wanita itu setelah ciumannya dengan Daniel berhenti. “Puaskan aku,” kata Daniel dengan nafas berat memburu karena obat itu. Wanita itu langsung tahu tugasnya. Dia mencium leher Daniel sambil tangannya bergerak untuk mengelus kejantanan Daniel dari balik celananya. Tangan Daniel tidak tinggal diam, dia memainkan d**a dari wanita tersebut. Keduanya terus meraba dan mencium hingga tanpa sadar keduanya sudah tidak berbusana lagi. Wanita itu turun dan kemudian memanjakan Daniel di pusat kenikmatan lelaki itu, membuat mulut Daniel terbuka dan matanya tertutup. Daniel begitu menikmati permainan lidah wanita tersebut di pusat kenikmatannya. Apalagi sudah cukup lama Daniel tidak di sentuh wanita secara intens seperti ini. Daniel kemudian mengangkat kepala wanita itu dan kembali menciumnya. Daniel mengangkat tubuh wanita tersebut dan mendudukkan wanita tersebut di pangkuannya. Dengan perlahan wanita tersebut memasukkan Daniel ke dalam dirinya. Daniel mencium punggung wanita tersebut sambil meremas kembali buah d**a wanita itu. Wanita itu kemudian bergerak naik turun dibantu Daniel yang masih memainkan d**a wanita itu. Daniel terus memompa dari bawah sementara wanita itu bergerak semakin liar menandakan bahwa dia akan segera mencapai puncaknya. Daniel bergerak cepat, dia langsung membalikkan tubuh wanita itu sehingga dia berada di bawah Daniel. Daniel kembali memasuki wanita itu dan kemudian memompa lagi pinggulnya. Wanita itu merasa sangat puas dengan permainan Daniel, kembali dia merasa ingin segera menuntaskan permainan mereka. Tangannya terulur ke kepala Daniel untuk meremas lembut rambutnya. Tapi Daniel dengan cepat menyingkirkan tangan wanita tersebut. “Jangan sentuh aku,” kata Daniel. Mau tidak mau wanita itu menurunkan tangannya. “Ah, aku keluar.” Wanita itu menggigit bibirnya. Daniel juga merasa pelepasannya sudah dekat. Dia segera mencabut kejantanannya dan mengeluarkan cairannya di perut wanita itu. Daniel baru sadar kalau dia bahkan belum tahu nama dari wanita itu. Daniel pindah ke kursi sampingnya, nafasnya masih terengah-engah. Untung saja parkiran sedang sepi jadi tidak ada yang melihat mereka. “Kamu hebat,” kata Wanita itu sambil menyentuh d**a Daniel. “Jangan sentuh aku!” bentak Daniel. Daniel memang begitu, dia tidak suka disentuh siapa pun, bahkan Nara sekali pun. Daniel memang sering berhubungan dengan Nara tapi dirinya tidak pernah membiarkan Nara menyentuh dirinya setelah mereka bercinta. Daniel akan selalu tidur menjauh atau bahkan tidur di tempat lain setelah mereka selesai. “Ah sial!” maki Daniel. Bahkan saat dia sedang bersama dengan wanita lain pun, Nara masih tetap ada dalam pikirannya. Wanita itu tampak sudah memakai pakaiannya kembali. Sejak dibentak Daniel, dia tidak bersuara sama sekali. Daniel pun tidak peduli, toh dia tetap akan dibayar. “Akan aku transfer bayaranmu. Tinggalkan saja nomor rekeningmu,” kata Daniel lagi. Si wanita kemudian menuliskan nomor rekeningnya pada secarik kertas yang dia temukan di mobil Daniel dan kemudian pergi meninggalkan Daniel seorang diri dalam mobil mewahnya. Daniel kemudian mengambil pakaiannya dan memakainya kembali sebelum pergi menuju hotel untuk istirahat. Hari ini hari yang panjang dan menyebalkan. *** “Bel, untuk menyelesaikan sesuatu kamu harus menghadapinya. Kalau kamu terus lari, kamu tidak akan pernah menyelesaikan apa pun,” kata Luna. Abel masih berada di ruangan Luna. Masih mendengarkan nasihat dan juga cerita Luna. “Tapi...,” “Tapi kamu masih belum sanggup untuk berkata apa pun saat bertemu dengan Daniel?” tanya Luna. Abel mengangguk. “Bel, Daniel itu orangnya aslinya sangat baik. Walaupun dia terkenal playboy dari semasa sekolah, tapi Nara adalah cinta sejatinya. Aku tidak pernah melihat Daniel benar-benar jatuh cinta sebelum sama Nara. Dia memang b******k karena masih bermain api saat bersama Nara. Tapi aku belum pernah melihat Daniel begitu sedih hanya karena masalah cinta sebelumnya,” jelas Luna. “Tapi tetap saja. Dia memanfaatkanku,” kata Abel lagi. “Aku tidak tahu apakah dia memang memanfaatkanmu atau tidak. Tapi, kau harus tahu ini tidak mudah untuk Daniel.” Kata Luna. Abel terdiam lagi. Memikirkan kata Luna apakah dia mampu memberikan Daniel satu kesempatan lagi. “Jika kamu merasa Daniel memanfaatkanmu, maka tinggalkan saja dia. Tapi bilang padanya langsung. Bilang kalau kamu tidak sudah dia memanfaatkanmu dan minta dia pergi,” sambung Luna. “Daniel memang temanku, dia bahkan seperti saudaraku. Tapi, kamu juga sudah ku anggap sebagai adikku. Aku akan ada di pihak netral, Bel” tambah Luna. “Aku akan mengakhiri semuanya, Kak. Aku akan bilang padanya kalau aku tidak mau lagi bertemu dengannya. Sebelum semua terlambat,” kata Abel. Luna tersenyum. “Sebelum kamu menjadi pelangi untuk seseorang, pastikan dulu dia sudah selesai hujannya.” “Terima kasih Luna. Kamu seharusnya istirahat tapi masih mau membantuku,” kata Abel sambil memeluk Luna lagi. “Oh iya, Pak Lucas di mana?” tanya Abel karena tidak melihat Lucas dari tadi. “Mungkin ke taman. Dia juga butuh hiburan,” kata Luna. “Kau sudah berbaikan dengannya?” tanya Abel. Luna hanya mengangkat bahu. “Kak Luna, bagiku kamu bukanlah pelangi. Bagiku kamu itu langit biru. Walaupun ada awan gelap, suatu saat langit biru akan muncul lagi. Walaupun hanya ada satu warna biru, tapi tetap indah,” kata Abel mencoba menghibur Luna. “Kau cepat sekali belajarnya,” puji Luna. “Karena kamu gurunya.” Abel terkekeh. “Aku sudah harus pulang. Aku harus masuk kantor besok,” kata Abel. Dia kemudian mengambil tasnya yang tergeletak di lantai. “Aku pulang dulu. Aunty pulang dulu ya. Kamu sehat-sehat di dalam perutnya mama kamu,” bisik Abel pada perut Luna. “Iya aunty, jangan galau-galau ya,” balas Luna sambil mengusap perutnya yang sudah mulai membesar. “Bye,” ucap Abel lagi sebelum menutup pintu kamar Luna. “Okay, yang pertama kita lakukan untuk menghadapi ini semua adalah, membuka panggilan telepon,” kata Abel pada dirinya sendiri. *** “Pagi Katrin,” sapa Abel pada asistennya itu. “Eh, pagi Bu Abel,” sapa Katrin sambil sedikit membungkuk. “Bisa lihat jadwal saya?” tanya Abel. Semalam dia lupa untuk menanyakan jadwalnya hari ini pada Katrin. “Hanya ada dua rapat. Dengan jasa ekspedisi dan juga dengan grup wijaya. Tapi saya dapat info kalau dengan jasa ekspedisi sepertinya akan di tunda jadi hanya ada rapat dengan grup wijaya pagi ini,” jelas Katrin. “Ini rapat terakhir kan dengan grup Wijaya?” tanya Abel. Katrin mengangguk. “Ibu mau ikut rapat atau hanya diwakilkan tim pemasaran saja?” tanya Katrin lagi. “Hm, saya akan ikut rapat saja. Setelah itu tolong kosongkan jadwal saya ya sampai besok. Soalnya saya masih harus membantu Pak Ray,” kata Abel lagi. Katrin kemudian segera mencatat pesan dari Abel. “Siap Bu.” “Oke, saya balik ke ruangan saya dulu. Kalau ada apa-apa panggil saya saja.” Abel kemudian kembali lagi ke ruangannya. Abel sudah memantapkan hati, hari ini dia akan meminta kejelasan dari Daniel. Abel ingin tahu Daniel mendekatinya karena memang Daniel tertarik padanya atau hanya karena Daniel merasa Abel mirip dengan Nara. Abel butuh kepastian. Abel segera menghubungi Daniel untuk bertanya apakah Daniel akan datang hari ini ke rapat atau tidak. *** “Tuan muda, mohon bangun!” Seorang pelayan berusaha membangunkan Daniel. Tidur jam 3 subuh dengan alkohol dan energi yang terkuras tentu saja membuat Daniel tidak bisa bangun tepat waktu. “Tuan muda, mohon bangun. Tuan mempunyai jadwal final rapat dengan G-shop,” kata pelayan itu lagi. Daniel menggeliat dan malah menarik bantal untuk menutupi telinganya. “Kalau proyek ini gagal, tuan besar akan sangat marah. Mohon bangun Tuan muda.” Daniel menjadi kesal, dia kemudian melemparkan bantal ke arah pelayan itu. “Terus kenapa kalau ayahku marah? Memangnya kamu yang dimarahi?” Pelayan itu terdiam. “Arghh pagi-pagi sudah menyebalkan. Ya sudah keluar sana, aku mau bersiap.” Daniel segera mengambil ponselnya. Betapa terkejutnya dia melihat sebuah pesan dari Abel. *Mau datang rapat tidak hari ini?* Daniel mengucek matanya lagi seolah tidak percaya bahwa gadis itu mengiriminya pesan. Seketika hatinya langsung merasa lega dan tubuhnya menjadi bersemangat. Dengan cepat Daniel menuju kamar mandi dan kemudian bersiap untuk pergi bekerja. Senyum Daniel tidak luntur sepanjang jalan membuat pelayan dan pengawalnya heran karena baru beberapa menit yang lalu Daniel bangun dan marah-marah tidak jelas kepada mereka. Mobil yang membawa Daniel akhirnya sampai ke kantor G-shop. Daniel langsung turun dengan cepat dan melangkah memasuki kantor tersebut. Dia ingin menemui Abel terlebih dahulu, tapi ternyata Abel tidak ada di ruangannya. Jadi Daniel segera menuju ruangan rapat. Ternyata benar Abel berada di sana bersama dengan para tim pemasarannya yang kemarin. Daniel memperhatikan Abel lagi. Wanita itu tampak sangat elegan dengan blazer coklat dan dalam blus putih yang dimasukkan ke dalam celana panjang kain berwarna senada dengan blazernya. Rambutnya yang hitam sebahu mengembang sempurna membuat garis wajahnya terlihat jelas. Abel melihat Daniel yang sudah sampai. “Selamat pagi Pak Daniel,” sapa para karyawan pemasarannya. “Selamat pagi,” sapa Daniel tapi matanya memandang Abel dengan senyum mengembang. “Selamat Pagi Pak Daniel,” sapa Abel dengan suaranya yang ceria. Hanya dengan sapaan itu saja sudah membuat hati Daniel bergejolak karena senang, dia sebenarnya ingin berteriak tapi dia menahannya. “Selamat Pagi, Bu Abel,” balas Daniel. “Silakan duduk, Pak. Kita akan mulai rapatnya sekarang,” kata Abel lagi. Setelah Daniel duduk, Abel kemudian kembali serius menerangkan mengenai strategi pemasaran perusahaan mereka untuk produk milik wijaya grup. Daniel juga sudah memperhatikan penjelasan Abel. Dia menulis beberapa tambahan di tablet elektroniknya dan kemudian memberi masukan dan ide. Sehingga rapat berjalan dengan sangat baik. Dua jam kemudian rapat tersebut selesai. Namun ternyata masih ada hal yang harus dibahas sehingga masih ada rapat berikutnya. Orang-orang tim pemasaran Abel pun sudah pergi, sekarang tinggal Abel dan Daniel. “Aku senang kau sudah tidak memblokir nomorku lagi,” kata Daniel Abel terkekeh. “Apa kau sudah memaafkanku?” tanya Daniel. Abel mendekat ke arah jendela kaca. Mereka dapat melihat pemandangan jalan raya dari ruangan ini. Daniel mengikutinya, dia berdiri di samping Abel. “Aku sedih kamu menjauh seperti itu. Aku—“ “Apa itu?” tanya Abel memotong perkataan Daniel. “Apa?” Daniel tidak mengerti. Abel mendekat ke arah Daniel. matanya tertuju pada sesuatu di tubuh Daniel. tangan Abel terulur ke kerah kemeja Daniel. tangannya membuka sedikit kerah kemeja Daniel. Abel terdiam melihat bekas lebam yang sudah berwarna biru di dekat leher Daniel itu. Abel menatap Daniel yang panik dengan tajam. “Kau habis tidur dengan perempuan lain ya?” tanya Abel. Pandangannya mendelik tajam ke arah Daniel. “Eh... itu...” Daniel terbata-bata tidak tahu harus menjawab apa. Daniel memang ceroboh, saking bersemangatnya dia sampai lupa menutupi bekas ciuman itu. Abel tertawa sinis. “Ternyata memang bukan karena mantan pacarmu itu. Ternyata memang kamu aja yang b******k!” Abel memukul d**a Daniel yang masih membeku di tempatnya. “Pantas kamu ditinggal. Orang b******k kayak kamu memang tidak pantas mendapatkan cinta dari siapa pun,” bentak Abel. Daniel masih terdiam. Dia tahu dia salah. “Mulai hari ini jangan pernah lagi temui aku di luar jam kantor. Aku tidak akan memaafkanmu,” kata Abel sebelum keluar dari ruangan itu. Lagi-lagi Daniel ditinggalkan sendirian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD