II. Finding Wrong Drug

1336 Words
Scotland, 2016 Kim Taehyung berakhir di dalam hutan kembali karena perbuatan Jisoo yang menyuruhnya mengumpulkan kayu bakar sebelum matahari terbenam untuk mengisi perapian. Malam ini sepertinya badai salju akan kembali menerpa setelah kemarin badainya berhasil membuat bukit belakang yang mulanya hijau berubah putih, seluruhnya terselimut salju hanya dalam waktu semalam. Di tambah malam ini mereka kedatangan tamu yang cukup misterius. "Siapa bilang aku butuh kapak?" monolog Taehyung menatap kapak besar di lengan kirinya yang di berikan Jisoo sebelum kemari. Jisoo hanya khawatir saat Taehyung terlalu banyak menggunakan kekuatannya, jadilah wanita itu membekali Taehyung dengan kapak yang biasa Namjoon gunakan untuk membelah balok-balok kayu. Tapi bukan Taehyung namanya jika tidak melakukan hal-hal bodoh. Alias ia tidak bisa diperingati dan selalu bertindak semaunya. Lelaki itu tersenyum simpul. Ia melempar besi pipih bergagang itu asal dan melanjutkan memotong bongkahan kayu di hadapannya dengan tangan kosong. ••• Terlalu bosan jika hanya menunggu Jisoo menyiapkan makanan, Luna memutuskan untuk melihat-lihat sekitar. Wanita itu tidak sengaja melihat tubuh yang sedang memotong kayu di dalam hutan yang terlihat dari tempat ia berdiri padahal jaraknya cukup jauh dan sulit ditangkap oleh mata manusia normal. Luna menarik langkah mendekat ke arah Taehyung hingga tubuhnya tepat berhenti di hadapan balok-balok kayu. Membuat Taehyung menghentikan kegiatan memotong yang sebenarnya hampir selesai. "Apa?" tanya Taehyung ketus tapi lawan bicaranya malah hanya mengernyitkan sebelah alis. "Kenapa? Kau tidak pernah melihat pria memotong balok kayu dengan tangan kosong, huh?" "Membosankan." Luna bergumam lirih lalu berbalik berniat meninggalkan lelaki itu sampai sebuah pekikan membuatnya berhenti. "Apa kau bilang?! Tunggu!" Taehyung melangkah cepat menyusul tubuh Luna yang sudah menjauh beberapa langkah. "Kau bilang apa barusan? Membosankan?" Luna kembali berbalik dan mengangguk mengiyakan pertanyaan Taehyung barusan. "Membosankan ya? Kalau begitu biar kuperlihatkan sesuatu yang seru pada-Makanan ..." Makanan? "Apa?" Raut wajah Taehyung berubah lapar. Lelaki itu mendadak seperti menemukan sebuah makanan di hadapannya yang siap di santap. "Darah ..." "Hah?" Manik mata Taehyung mengunci Luna lalu beberapa detik kemudian tubuh itu bergerak dengan kecepatan tidak normal. Namun Luna berhasil menghindar dan memundurkan diri ke sisi samping sesaat sebelumnya, hingga hembusan yang tercipta menerbangkan beberapa helai rambut Luna. "Makanan!" pekik Taehyung yang telah berjongkok dengan seekor rusa yang terkulai lemas karena dicekiknya. "Kim Taehyung?" panggil Luna namun tidak dihiraukan Taehyung. Wanita itu bergegas berlari mendekat ke arah Taehyung tepat saat lelaki itu hampir menyantap buruannya. "Jangan yang itu!" larang Luna menarik lepas tangan Taehyung kasar dari leher binatang hutan itu. Taehyung terbelalak ketika merasakan tangannya yang digenggam Luna mulai terasa panas. Awalnya panas lalu mendadak perih yang teramat sangat menjalar kebagian tubuh lainnya. "Akhhh!" rintih Taehyung tak kuasa dan akhirnya menarik balik tubuh Luna hingga keduanya tersungkur di atas salju. "Apa yang kau lakukan barusan? Kenapa rasanya begitu menyakitkan?" Luna berusaha membenarkan posisinya yang terjatuh tepat di atas Taehyung, tapi malah lelaki itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Luna. Alhasil tubuhnya kembali tertarik ke bawah. "Minggir! Singkirkan tanganmu!" "Kau ... vampire?" ••• "Jadi demamnya tiba-tiba hilang saat Luna menggenggammu?" tanya Jisoo. Sekarang mereka berempat tengah terduduk di meja makan dan menyantap hidangan yang Jisoo masak. Matahari juga sudah menghilang dari ufuk sedari tadi. Kini keempat orang itu tengah mendengarkan cerita Taehyung dan Luna tentang apa yang mereka alami saat di hutan belakang rumah. "Eum ... Tapi rasanya sangat mengerikan. Itu sangat panas dan perih. Ouhhh aku bahkan tidak mau merasakannya lagi-" "Sebentar," Sekarang Namjoon yang membuka mulut setelah meneguk minuman dari gelasnya. "Bukankah itu bagus? Kau bisa hidup normal kalau begitu. Jadi apa yang kau perbuat saat itu, Luna?" Luna yang tadinya hanya asik makan mendadak berhenti dan meletakkan alat makannya. "Aku tidak melakukan apapun. Kami para vampir yang telah berhasil menghilangkan insting vampir pada diri kami di sebut vampir biru. Vampir jenis kami sudah tidak memiliki insting berburu dan menghisap darah seperti para vampir lain. Dulu pemimpin klan kami menikahi manusia dan mengharuskannya menghilangkan insting maupun hasrat vampir demi manusia tersebut. Walupun sudah hilang, kami masih seorang vampir. Tapi klan kami tidak sekuat mereka yang masih menghisap darah, terlebih darah manusia." jelasnya. Jisoo meletakkan gelasnya. Wanita itu nampak masih bingung dengan penjelasan Luna. "Lalu bagaimana kau bisa menghilangkan demamnya?" "Aku tidak tahu ... Tapi dari cerita yang pernah kudengar, kami merupakan salah satu yang ditakuti oleh mereka yang masih menghisap darah kerena bisa membuat mereka menjadi seperti kami. Tapi setahuku kemampuan menghilangkan insting dan hasrat itu hanya dimiliki pemimpin kami. Sedangkan aku adalah keturunan terakhir mereka." Setelah mendengar Luna, Taehyung mendadak mengingat suatu hal yang sangat ia ingin tahu saat pertama kali melihat wajah Luna. "Kau ... Orang tuamu-Maksudku kau bukan dari daerah ini 'kan?" tanyanya. "Apa maksudmu?" Namjoon beralih pada Taehyung. "Mn. Bagaimana kau tahu? Apa dari wajahku?" sahut Luna sedikit tersenyum mendengar pertanyaan Taehyung yang duduk di sebelahnya. Wanita itu hendak mengambil gelasnya namun Taehyung buru-buru mengisi gelas Luna saat menyadari air di gelas wanita itu sudah tinggal sedikit. "Terima kasih," Luna beralih meneguk minumannya dan melanjutkan. "Kau benar. Ibuku bukan dari sekitar sini. Dia manusia. Jadi bisa dibilang aku setengah vampir." Jisoo mengangguk mengerti. "Mungkin karena itu kau bisa menghilangkan demamnya" Namjoon beralih pada Jisoo. "Jadi menurutmu apakah bisa dihilangkan permanen?" "Entahlah, tapi ... mungkin saja bisa? Kenapa tidak kita coba saja?" Taehyung yang mendengar kalimat Jisoo langsung meletakkan sendok ditangannya ke atas meja kayu dengan keras. "Tidak! Aku tidak mau! Itu menyakitkan-Noona kau tidak tahu saja rasanya seperti kau akan mati terbakar!" "Tapi kau tidak akan mati, bodoh! Buktinya kau masih hidup-" "Ahh Noona~ itu sakit sungguh!!!" Jisoo menghela napas kasar. "Kalau begitu kau cari formulanya sendiri! Aku tidak mau lagi!" "Ahh Noona~" rengek Taehyung. Namjoon dan Luna hanya menatap aneh kemudian keduanya saling pandang. "Noona itu apa? Kenapa dia terus memanggil istri anda dengan sebutan 'Noona', Mr. Kim?" UHUK!!! "I-Istri?" Jisoo yang mendengar sedikit kalimat Namjoon dan Luna sontak menoleh cepat untuk menyanggah. "Bukan. Luna, kami bukan suami istri. Aku juniornya saat bekerja di lab dulu, dia seniorku-Profesor maaf aku belum sempat memberitahu Luna tentang dirimu," Namjoon terlihat salah tingkah. "Tidak apa-apa bukan salahmu juga dia tidak tahu karena tidak bertanya" Taehyung yang menangkap situasi di depan matanya itu hanya bisa menggeleng pelan dan tertawa kecil. ••• Selama seminggu ini Luna selalu berkunjung ke rumah Namjoon untuk membantu mencari cara menghilangkan demam vampir pada tubuh Taehyung permanen. Saat ini masih belum ketemu cara yang tidak menyakitkan karena yang Luna bisa lakukan hanya menyentuh Taehyung untuk menghilangkan instingnya. "Kau punya cara lain?" tanya Taehyung mulai kesal karena ia harus menahan teriakannya berulang kali kerena rasa terbakar yang ditimbulkan sangat menyakitkan. "Tidak ada. Aku tidak tahu" Luna beralih berjalan ke arah Taehyung dan merebahkan tubuhnya di atas salju tepat di samping lelaki itu. "Apa sesakit itu?" tanyanya penasaran. "Ya sesakit itu, kau tidak tahu?" Luna tak pernah tahu rasanya. Apakah perkataan Taehyung benar-benar tidak dibuat-buat, Luna tak tahu. Ia tak pernah merasakannya karena Luna terlahir tanpa insting. Atau bisa dikatakan sejak lahir ia sudah menjadi vampir biru di klannya. Tidak seperti yang lain. "Tidak tahu," Luna menoleh memandang Taehyung yang sedang menatap langit sore keunguan. Ia melanjutkan, "Semua orang di klan vampir biru adalah golongan vampir penghisap darah. Dan semua vampir itu di netralkan oleh pemimpin klan kami. Namun, beberapa tahun lalu pemimpin klan vampir biru sudah mati karena tertangkap pemburu vampir dan kini keturunan vampir biru hanya tinggal sedikit dan berakhir padaku" "Tidak ada lagi? Selain dirimu?" tanya Taehyung cepat. Tubuh itu berubah posisi menyamping. Taehyung menopang kepalanya satu tangan dan menatap Luna, ingin tahu. Luna yang memperhatikan gerak-gerik Taehyung sedikit menyungging senyum sebelum menjawab. "Mn. Tidak ada lagi. Lalu kau sendiri? Kau ini sebenarnya apa? Vampir bukan manusia bukan. Terkadang jadi vampir terkadang jadi manusia dan terkulai lemah. Kau ... aneh." "Apa kau bilang?! Hah! yang benar saja!" kesal Taehyung. Ia tidak percaya kata-katanya pada Jisoo dikembalikan wanita itu. Luna tersenyum melihat wajah Taehyung yang berubah masam. "Kau kira aku tidak dengar? Yang benar saja" "Cih!" Taehyung kembali merebahkan tubuhnya menghadap langit. Tak lama kemudian keduanya tenggelam dalam tawa kecil masing-masing menatap langit senja yang hampir menghilang ditelan kegelapan. To be continued...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD