Bab 15

1843 Words
“Orang-orang yang tidak mengenalmu dengan baik akan mengatakan bahwa kamu sangat rasional dan berhati dingin, tetapi dia tidak terlihat begitu di mataku. Dia adalah orang yang sangat hangat dan memiliki kebesaran hati untuk menjadi pemimpin kerajaan. Dia menempatkan pentingnya kehidupan orang-orang di atas keselamatannya, tetapi ini membuatnya tidak dapat memberikan penilaian yang berhati dingin. ” lanjut Raja. Aku... Baik hati...? Sejak lahir itu pertama kalinya ada yang bilang seperti itu. Di masa lalu, semua orang di sekitarku melihatku sebagai orang yang sangat dingin dan rasional. Di mata mereka, aku adalah tuan yang sangat ketat terhadap bawahan ku, aku adalah anak perempuan yang berhati dingin bagi Ayahku, dan aku tetap bersikap tenang bahkan ketika aku memiliki status Ratu yang diambil dariku oleh Jieun. Putra mahkota sangat membenciku karena itu. Dia menatapku dengan jijik, memanggilku wanita seperti boneka. Tapi sekarang, Raja berkata aku adalah orang yang hangat. Aku belum pernah mendengar orang memanggilku orang yang hangat. Aku agak merasa aneh tentang hal itu. “Raja harus selalu berhati dingin. Dan yang terpenting, dia harus mencintai dirinya sendiri. Tentu saja, itu tidak berarti kamu harus menutup telinga terhadap kehidupan masyarakat yang miskin. Tetapi kamu tidak boleh memilih untuk mengorbankan dirimu untuk beberapa hal berharga lainnya.” “…” “Raja harus memimpin semua orang di kerajaan ini. Tentu saja, ketidakhadiran atau pergantian Raja tidak membuat kerajaan menghilang, tetapi kerajaan akan sangat kacau kecuali ada perubahan suksesi yang normal. Jika itu terjadi, orang-orang yang pada akhirnya akan paling menderita. Karena itu, Raja perlu lebih memperhatikan dirinya sendiri. ” Raja, yang menyesap secangkir teh yang sudah dingin, melanjutkan, “Menurutmu apa yang harus kamu lakukan dalam situasi yang sama seperti sebelumnya? Jika aku jadi kamu, aku akan langsung berpura-pura tidak tahu. Tentu saja, aku tidak akan berpikir kamu benar-benar tidak tahu apa-apa. Tapi tidak ada bukti langsung bahwa kamu adalah ancaman langsung, tidak ada yang bisa menyakitimu.” “…” “Seperti yang kamu ketahui, butuh waktu lama untuk mengimplementasikan sebuah kebijakan. Jika aku jadi kamu, aku akan berpura-pura tidak tahu, tetapi aku akan memberi tahu Duke di belakangku bahwa ada tanda kekeringan. Ada banyak cara untuk melakukannya.” "Ah." “Jika kamu melakukannya, kamu bisa mencapai tujuanmu sambil memastikan keselamatanmu sendiri. Tidakkah menurutmu begitu?” “Benar,” jawabku sambil menghela nafas. Aku tidak pernah berpikir ada metode seperti itu. “Jadi, kamu tidak cocok untuk menjadi Raja, tetapi seorang Ratu yang ideal. Aku terkesan dengan pertimbangan hangatmu untuk orang-orang, otak cerdas dan karakter hangatmu. Bukankah itu sempurna sebagai kualifikasi mu untuk menjadi Ratu berikutnya? Itu sebabnya aku pikir itu terlalu disesalkan. ” "Bagaimana Baginda bisa berkata seperti itu..?" Duke Verita memotong dengan hati-hati. “Apakah kamu tahu? Aku telah melakukan pekerjaan yang buruk dalam membesarkan anakku.” "Apa yang Anda bicarakan, Yang Mulia?" “Anak itu, dibesarkan untuk dijadikan sebagai pewaris tahta tunggal. Dia anakku yang paling bisa diandalkan. Putraku berpikir dia harus menjadi yang terbaik di setiap bidang karena dia diangkat sebagai satu-satunya penerus tahtaku. Hanya karena dia berada di posisi teratas, bukan berarti dia harus menjadi yang terbaik di segala bidang. Tapi dia tidak tahu itu. Betapa bodohnya! Jika dia bertemu wanita ini di sini, bagaimana dia akan bereaksi?" Dia berkata dengan napas dalam-dalam. Dia melanjutkan, “Dia dibesarkan sebagai pasangannya, dan dia telah diberi nama oleh Tuhan dengan pijakan yang setara. Selain itu, dia cerdas. Semua orang menganggapnya sebagai Ratu yang ideal. Jika dia mendapat pujian dariku yang seorang Raja, Apakah dia akan menjadi anak yang sombong? Aku hanya khawatir.” *** Sementara itu, di waktu yang sama... "BAGINDA!! SANG PUTRA MATAHARI KERAJAAN DATANG MENGHADAP BAGINDA." teriak kedua penjaga yang berdiri di luar pintu ruangan. "Aku datang menghadap Baginda Raja." "Yang Mulia, maafkan hamba. Tetapi tak ada satupun orang yang diperbolehkan masuk." "Memangnya siapa yang sedang menghadap Raja?" "Duke Verita, Duke Lars, Tuan Monique dan putrinya." "...... ." Mengapa Anak itu diperbolehkan masuk sedangkan aku mendekat saja pun tidak boleh? Lagipula, bukan sehari dua hari, kan. "CIH!" Putra mahkota membalikkan tubuhnya dengan perasaan kesal pergi menjauhi ruang audience. Sekilas dia teringat perkataan dari Duke Verita. "Yang Mulia, mengenai perkataan putri dari keluarga Monique. Memangnya apa yang sudah dicapainya dengan umur 10 tahun? Kita tidak bisa hanya menilai dari tata krama dan pengetahuan yang dimilikinya demi menjadi pendamping Raja." Hah! Putri keluarga Monique. Rupanya dia sedang dipuji sampai kupingnya memerah, ya. Jangan-jangan Raja mengangkatnya sebagai pewaris tahta untuk menggantikan diriku. *** (Lanjut perbincangan yang terjadi di dalam ruang audience) "Astaga..." , jawab Duke Lars mendengar pernyataan Baginda Raja. “Jadi, setiap kali aku mendengar mu memuji nona ini di sini, aku khawatir apakah dia bisa memiliki chemistry yang baik dengan putraku. Aku bahkan lebih bermasalah karena aku mendengar dia menerima Titah Tuhan. Dan sekarang setelah aku bertemu dengannya secara langsung, aku pikir kekhawatiran ku bukan tanpa dasar. Jelas, dia adalah Ratu yang ideal, tetapi dia terlalu berlebihan untuk putraku. Selain itu, jika dia tahu nama tengahnya berarti pewaris tahta yang tepat…” Rasa dingin menyelimuti seluruh tubuhku. Tidak mungkin, tidak mungkin! "Apa yang harus aku lakukan? Akan jauh lebih mudah jika kamu tidak menerima nama itu. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Karena kamu memiliki hak untuk mewarisi takhta, aku tidak dapat mengirimmu ke negara lain. Itu membuatku khawatir untuk mempromosikanmu sebagai Ratu sesuai rencana, dan aku tidak bisa menikahkanmu dengan keluarga bangsawan…” “…Yang Mulia, saya menyesal mendengarnya. Anda dapat mengirimnya ke keluarga saya ... " Tetapi Raja menyeringai pada jawaban Duke Lars dan berkata, "Seperti yang kamu tahu, bagaimana aku bisa mengirimnya ke keluargamu ketika aku tahu dia pernah menjadi tunangan putra mahkota dan bahwa dia juga memiliki hak untuk menggantikan tahta. Jika dia menikah dengan putramu, tidak ada koalisi kekuasaan yang lebih besar dari keluargamu. Sebagai Raja, aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.” “Yang Mulia!” "Oh, aku hanya bercanda, tapi kau tahu betul mengapa aku mengatakan ini." Setelah mengatakan hal itu kepadanya dengan santai, yang akan menempatkannya di tempat, Raja menoleh kepadaku dan bertanya lagi, "Bagaimana menurutmu?" “…” "Santai aja. Aku ingin mendengar bagaimana perasaanmu dengan jujur. ” "Yang Mulia ... Maafkan kelancangan hamba ini... Saya sama sekali tak ada niat untuk diikat dengan Putra Mahkota." "Kamu tak berniat diikat? Mengapa?" "Tia...?" 'Aku harus berperilaku baik di sini. Aku tak mau hidup seperti dulu lagi. Aku mau hidup dengan tenang sekarang.' “Karena saya memiliki hak suksesi, seorang anak perempuan yang telah dipilih tidak bisa dikirim ke keluarga di luar kerajaan ataupun dikirim dari negara lain. Saya khawatir dengan masa depanku kalau aku diangkat sebagai seorang Ratu. Karena saya telah menerima nama tengah saya dari Tuhan, saya tidak bisa melepaskannya. Anda mengatakan bahwa Anda khawatir jika saya bisa menjadi Ratu berikutnya. Kalau begitu... berarti sama saja Baginda Raja mengangkatku sebagai calon istrinya, bukan? ” "Benar juga perkataanmu. Sangat cerdas." ".......!" Persis seperti ayahnya. Apa anak selalu meniru kelakuan ayahnya? Baik dalam perkataan maupun perbuatan mereka benar-benar sama. Aku merasa sangat kesal dengan pernyataan Baginda Raja, tetapi aku menggigit bibir. “Aku tidak menyukainya.” “…” “Tolong maafkan ucapan saya yang tidak setia. Tapi saya harus memberitahu anda ini. Saya tidak ingin terjerat dengan putra mahkota dengan cara apa pun. ” "Mengapa? Bukankah kamu ditunjuk sebagai mitra putra mahkota segera setelah kamu lahir? Bukankah kamu adalah anak utusan tuhan? ” Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Itu merupakan sebuah keputusan yang terlalu dini untuk disimpulkan. Tak bisa diketahui apa sejak dalam kandungan atau kah saat aku terlahir ke dunia, aku telah ditakdirkan sebagai 'Anak utusan Tuhan'. Seperti yang Anda tahu, tidak ada jaminan bahwa pasangan putra mahkota adalah saya. Anda akan merasa canggung untuk menunjuk saya sebagai pasangannya dalam situasi saat ini. ” Benar, tidak ada yang dijamin tentang itu. Itu bukan aku dari awal. Bukan karena berlebihan tetapi ada sosok perempuan lain. Perempuan yang datang ke dunia ini karena mendapat kasih sayang Vita. Aku ingin segera memberitahunya bahwa Ratu berikutnya adalah Jieun setelah enam tahun. Tahun berikutnya aku dititah untuk terlahir kembali. Jieun umurnya satu tahun di atasku. Dulu Titah itu memang ditunjukkan untuk perempuan itu. Tapi siapa yang akan percaya padaku karena aku bukan seorang nabi? Terlebih lagi, fakta bahwa pasangan putra mahkota adalah Jieun tidak ada hubungannya dengan niatnya untuk mengambilku sebagai istrinya. “Jika itu masalahnya, bagaimana kamu akan menghadapi situasi ini?” "Tolong berikan sedikit waktu lagi untuk saya. Saya akan cari cara penyelesaiannya. ” “Memberimu waktu?” “Bila tak terburu-buru, dalam beberapa hari ini saya ingin memikirkan langkah saya selanjutnya dengan hati-hati agar kedua belah pihak sama-sama untung. Cara yang telah Baginda Raja ajarkan padaku. " "...! " "Dan mutlak... Keputusan apa pun yang Anda buat, Anda tetap akan menjadikan saya sebagai calon pasangan putra mahkota untuk sementara waktu, bukan? Jika Anda tiba-tiba mengumumkan pelepasan, banyak orang akan salah paham apakah ada konflik antara keluarga kerajaan dan keluarga Monique. ” "........ Hoo. Apa kamu bisa tahu sampai sejauh itu?" kata Raja, seolah dia terkejut. Melalui perbincangan yang singkat ini. Sepertinya aku telah terperangkap ke dalam urusan keluarga kerajaan sampai kedudukan Baginda Raja. Kalau ku batalkan pertunangan ini. Aku sangat yakin, pasti akan ada pemberitaan yang mengatakan bahwa hubungan keluarga kerajaan dengan keluarga Monique tidaklah harmonis. Bagi para kaum bangsawan yang menentang. Pemberitaan itu akan menjadi pion penting. "Baiklah. Karena beberapa tahun lagi Putra Mahkota akan memasuki usia dewasa. Jadi akan ku beri waktu untuk menemukan solusinya sampai saat itu. ” “Terima kasih, Yang Mulia.” “Kamu boleh pergi sekarang. Ah, bisakah kalian berdua melihatku sebelum pergi?” "Ya, Yang Mulia. Kalau begitu biarkan saya pergi sekarang.” 'Anak ini hanya berumur 10 tahun. Bercita-cita kelak ingin menjadi orang yang berguna. ' Meninggalkan ruang audiensi, aku berjalan lamban. "Fiuh~ capeknya... Mau berapa kali pun menghadap tetap saja aku tertekan dengan Baginda Raja. Saking gugupnya pinggangku sampai sakit. " Aku punya banyak pikiran. Sejauh mana aku bisa melangkah. Disaat waktu berlalu begitu cepat... Bagaimana aku menghadapi masa depan sekarang? .... Eh? Berjalan di sekitar untuk waktu yang lama aku tiba-tiba melihat sekeliling. Dimana aku sekarang? Aku pasti ingat tempat itu, jadi aku melihat sekeliling sejenak. Aku terkejut menemukan diriku di tempat yang akrab! Tempat ini kan....! Harus segera pulang. Aku harus menghentikan kebiasaan berpikir sambil berjalan...! Aku tak boleh ada disini. Apabila..... Apabila-! Aku malah berpapasan dengan seseorang...! SRAK "Siapa kamu?" Kalau aku berpapasan ditempat ini- "Ini adalah taman pribadi milik Yang Mulia Putra Mahkota. Bukan tempat yang bisa dimasuki sembarang orang!” Aku mendengar seseorang meneriakiku dengan suara dingin. Aku gemetar dan tersentak karenanya karena aku tidak pernah bisa melupakan suaranya yang masih terngiang di benakku. Perlahan aku menoleh ke pemilik suara. Rambut birunya berkibar tertiup angin dan matanya biru seperti laut. Aku melihat seorang anak laki-laki yang tampak jauh lebih muda daripada ketika aku melihatnya terakhir kali. Pada saat itu, aku menegang terlepas dari diriku sendiri. Aku merasa seolah-olah aku melihat permusuhan di matanya yang menatapku. Saat aku perlahan mengedipkan mataku, aku bisa melihat mata birunya yang berhati dingin. Apakah aku salah lihat? Apakah aku merasa seperti itu karena gagasanku tentang dia adalah tentang masa kecilnya?

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD