Part 1 : Prolog

1189 Words
Langit ibukota mulai menggelap menandakan malam yang semakin larut. Suhu udara mulai terasa dingin. Kesibukan di mall dua huruf ini sudah mulai habis. Kios - kios toko sudah mulai tutup. Sedangkan diriku masih di salah satu cafe meminum secangkir kopi guna menghilangkan kantuk yang mulai menyerang. Jam tangan yang melingkar di tangan menunjuk pukul 22:30. Orang yang aku tunggu - tunggu belum datang juga. Bahkan sampai kopi ku sudah habis ku minum. Tapi sekarang aku malah ingin mengeluarkannya lagi alias kebelet pipis. Segera aku melangkah menuju toilet yang ada di lantai 5 ini. Sepi. Tidak terlihat satupun orang, hanya satu pintu bilik wc yang tertutup. Aku segera ke tempat kencing. Aku buka celana dan mengarahkan sang burung untuk melepas hasrat pipisnya. " Hah ... !!! " leganya. Usai membereskan kembali sang burung dan cuci tangan di wastafel, aku bergegas keluar. Namun ketika akan melangkahkan kaki keluar, terdengar desahan kecil dari bilik wc yang tertutup itu. Suara cewek. Rasa ingin tahu ku pun muncul. Ya, mungkin karna yang terdengar adalah suara cewek, kalo suara cowok. Buat apa?. Gila !!! Malam - malam begini ada yang lagi enak2 di toilet? Toilet umum pula! Pikirku tak percaya. Setelah melihat keadaan sekitar dan ku rasa aman, perlahan kudekati bilik wc tersebut dan mencoba mengintip. Ternyata tidak dikunci !! " WOW .. !!! " didalam sana terlihat seorang cewek dengan pakaian yang sudah berantakan. Kaos hitam dan bra merah mudanya telah tersingkap sebatas dadanya, roknya juga tersingkap sebatas perut sedangkan cd - nya sudah terlepas. Sehingga aku bisa melihat dengan jelas kulitnya yang putih mulus . Buah d**a yang sangat sekal. Bulat indah dengan p****g pink yang menantang. Dan setelah ku amati wajahnya, sepertinya sangat familiar. Ya dia adalah Thalia Ivanka Elizabeth yang akrab dipanggil Vanka atau Thacil. Salah satu member idol grup yang memiliki theater disini. Gila !! Padahal baru beberapa saat yang lalu aku melihatnya perform di panggung theater. Tapi sekarang aku melihatnya dalam keadaan seperti ini. Seketika penisku menegang. Memberontak. Vanka masih sibuk dengan permainannya. Tanpa sadar kalau aku tengah asyik mengintipnya. Vanka duduk diatas toilet yang ditutup. Wajahnya tertunduk. Tangannya tepatnya jemari kanannya menggerakkan klirotisnya perlahan dan sesekali memasukkan jarinya ke dalam liang vaginanya. Sementara tangan kirinya mengelus p****g susunya dengan sesekali meremas buah dadanya. Gila !!! Malam - malam begini dia sange dan berusaha melepaskan hasratnya. Mungkin karna malam ini cukup dingin jadi dia perlu kehangatan. Yang lebih gilanya lagi, dia melakukannya di toilet umum. Toilet cowok lagi Geleng - geleng aku dibuatnya!!! Lebih gila lagi, aku reflek mendorong pintu bilik wc tersebut dan masuk ke dalam !!!. Tidak lupa aku menguncinya dari dalam. Entah setan mana yang menggerakkan badanku hingga melakukan hal tersebut. Aku telah berada tepat didepan Vanka. Vanka kaget setengah mati. Matanya sedikit melotot dengan bibir yang terbuka. Belum hilang rasa kagetnya tanpa basa - basi aku langsung menyambar bibirnya. Mengulumnya. Tanpa tangkisan atau hindaran. Tanganku pun meraba buah dadanya yang bulat indah nan sekal Meremasnya. Hingga dirinya merintih pelan karena bibirnya aku lumat dengan rakusnya. Sejurus kemudian Vanka mulai melepas kancing celanaku. Dan melorotkannya. Tangannya menyelinap di balik cd - ku dan mengenggam penisku yang menegak kencang. Aku beralih menciumi dadanya, p****g pink yang menantang didepanku itu aku hisap kuat - kuat. Hingga dia mengyentakkan tubuhnya tanda keenakkan. Jariku mengusap bibir vaginanya yang telah basah. Hangat. Jariku menelusup kedalam lubang vaginanya. Dan mulai mengocoknya. Jempolku aku tempelkan ke klitorisnya. Tubuhnya menggelincang. Kepalanya bergerak kekanan dan kekiri. " Heeessssshshshhhh .... " erangnya. Aku terus bermain dengan putingnya. Sekali lagi aku hisap dengan sangat kuat. Kali ini tanganku meremas buah dadanya, dan memelintir p****g susunya. Sekali lagi dia menyentakkan tubuhnya dan menggoyangkan pinggulnya maju mundur. Tanganku kembali menelusuri perutnya dan ke bawah sampai kembali ke bibir vaginanya. Aku elus dengan gemas dan aku ulangi lagi jariku masuk kedalam. " Aukh .... " Tiba - tiba Vanka mendorongku pelan, dan menyuruhku diam. Pelan dia menghisap putingku. Dan jemarinya yang lembut itu mengelus penisku yang tegak menjulang. Sepertinya dia terkesima. Dielusnya dengan manja, dan sesekali dicubitnya kepala penisku. Aku menggelinjang kegelian. Usai menghisap putingku, lidahnya menyapu bagian tubuhku yang lain turun ke bawah dan ke pusar. Kembali diulanginya sampai beberapa kali. Aku merasakan sensasi yang sangat nikmat. Mataku terpejam merasakannya. Tak lama ada rasa hangat dan basah di kepala penisku. Ternyata dia mulai mengulum kepala penisku. Pertama pelan dan diresapinya, dikecupnya sembari dihisapnya kuat. Akhirnya sepertinya dia gemas sekali dengan penisku ini, kulumannya makin kuat dan makin dalam. " Uuuukh ... " aku hanya mendesah pelan. " Langsung ke permainan inti aja ya, kak ! " katanya serak sembari menghentikan kulumannya pada penisku. " Kenapa tidak !! " kataku dalam hati tanpa mengetahui apa penyebab dia malam - malam begini jadi sange dan bermasturbasi di toilet pria hingga dia mengajakku enak - enak. Tapi apalah peduliku !!! Vanka menungging dihadapanku berpegangan di dinding. Seketika tampak lubang v****a yang terlihat sempit dan berwarna pink. Aku usap bibir v****a itu. Vanka bergerak kegelian. " Ih .. !!! Dasar !!! Cepet masukin, kak ... !! " pintanya. Aku hanya tertawa . " He..he..he .. " kemudian pelan aku masukkan penisku kedalam vaginanya. " Ukh .... " erangnya lirih. Penisku serasa penuh mengisi rongga - rongga vaginanya. Pelan aku menikmati setiap gesekan penisku dan vaginanya yang lembab dan basah. Aku memeluknya dan meremas buah dadanya yang menggantung dan terguncang - guncang karena dorongan pantatku yang mendorong penisku masuk ke lubang vaginanya. Dengan posisi tangan kiriku meremas payudaranya, tangan kananku menekan dan mengocok klitorisnya dengan gerakan memutar, aku menekan penisku kuat - kuat ke vaginanya. " Cepetin .... !!! " pintanya. Dengan keringat yang membanjir aku makin kuat menekan penisku. Dia makin mendesah tak karuan. Meracau kenikmatan. " Oh kak, enak, terus, dikit lagi... !! O ... ya..ya..ya..ya .. !!! " " liiiyaaaaa..... Akh !!! " akhirnya dia mencapai klimaksnya. Wajahnya menengok kebelakang ke arahku menatapku dengan tatapan sendu. Yang membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakan pinggulku. " Akh .. !!! " teriaknya sekali lagi. Aku makin deras saja menghujamkan penisku. Semakin lama aku merasa vaginanya begitu menghisap penisku dan seolah - olah menjepitku. Penisku makin kuat menghantam vaginanya hingga bunyi kecipak dan aku makin tak tahan lagi menahan dorongan kuat ini. Dan Vanka pun sepertinya merasakan hal yang sam , dia mengekspresikannya dengan menggeleng gelengkan kepalanya. Kepala penisku semakin membesar, segera kucabut penisku dari vaginanya. Dan.. " Uuuhg ... " lenguh kami bersamaan. Croots !!! spermaku keluar membasahi pantatnya !!! Aku kembali meremas dadanya dari belakang. Dia masih dalam posisi menungging dan berpegangan di dinding. Tubuh kami berkeringat. Banyak. Vanka tersenyum puas. Wajahnya memerah. " Kak ! " katanya. " Iya ? " jawabku. " Mulai sekarang, jadi partner s*x aku ya " katanya lagi. " Iya " kataku. Seketika aku tersadar. Saat ingin memastikan perkataannya barusan, dia tiba - tiba memberikan secarik kertas padaku. Menyuruhku tetap diam, merapikan pakaiannya. Kemudian dia mengintip keluar dan pergi meninggalkan ku. Aku yang masih bingung di bilik wc itu kemudian melihat kertas yang diberikan Vanka padaku. Ternyata kertas tersebut berisi no. Hp dan id kontak nya. Aku semakin bingung. Oh, Vanka apakah itu artinya ini bukanlah akhir dari petualangan kita? Ya, ku rasa ini hanyalah awal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD